$HMSP
berita copas,, sumber online..
PT H.M. Sampoerna Tbk. (HMSP) diperkirakan akan membukukan pertumbuhan laba pada kuartal II/2025 setelah masih terkoreksi pada triwulan perdana tahun ini.
Peningkatan bottom line itu bakal didukung oleh kemampuan emiten produsen rokok tersebut dalam menetapkan harga di tengah nihilnya peningkatan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun ini.
Maybank Sekuritas Indonesia dalam laporan terbarunya memperkirakan laba bersih HMSP pada kuartal II/2025 akan mencapai kisaran Rp2,0 triliun atau meningkat sekitar 4% dari kuartal sebelumnya (quartal-to-quartal/QtQ) dan melonjak hingga 87% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Baca Juga :
Bisikan Target Saham HMSP Terbaru Usai Ketok Dividen 2025 Triliunan
Willy Goutama dan Jocelyn Santoso, analis Maybank Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut ditopang oleh ekspansi margin kotor sebesar 19,5% atau meningkat 210 bps QtQ dan 300 bps YoY.
Ada dua faktor yang memicu hal tersebut. Pertama, jelas mereka, pemerintah belum menaikkan tarif CHT pada 2025 sehingga membuka ruang yang signifikan untuk ekspansi margin kotor.
Sebab, tarif cukai merupakan komponen paling signifikan dalam pembentukan harga pokok penjualan (HPP) atau cost of goods sold (COGS) yakni sekitar 71%.
“Kedua, pemeriksaan lapangan kami menunjukkan bahwa HMSP terus menaikkan harga sebesar 4% hingga 15% YoY di seluruh merek andalannya pada April—Mei 2025,” jelas Willy dan Jocelyn dalam riset Maybank Sekuritas yang dirilis, Senin (23/6/2025).
Baca Juga :
HM Sampoerna (HMSP) Tebar Dividen Rp6,53 Triliun, Catat Jadwalnya
Dengan estimasi tersebut, Maybank Sekuritas Indonesia memperkirakan torehan laba bersih HMSP sepanjang semester I/2025 akan melampaui ekspektasi. Sekuritas ini memprediksi laba perseroan pada paruh pertama tahun ini mencapai Rp3,92 triliun atau naik 18% YoY.
Angka proyeksi itu akan mencakup 55% dari prakiraan Maybank Sekuritas Indonesia untuk laba Sampoerna sepanjang 2025 dan mencapai 50% dari konsensus. Nilai proyeksi itu juga melampaui rata-rata pencapaian laba perusahaan dalam tiga tahun yakni sekitar 48%.
“[Angka tersebut] menunjukkan HMSP akan melampaui ekspektasi pasar,” ungkap Willy dan Jocelyn.
Ilustrasi - produk rokok/Dok-Bisnis
Ilustrasi - produk rokok/Dok-Bisnis
Berdasarkan catatan Bisnis, HMSP pada kuartal I/2025 masih mencatatkan kontraksi laba bersih. HMSP menorehkan bottom line senilai Rp1,91 triliun pada periode itu atau turun 14,63% YoY.
Padahal kinerja pendapatan dan beban pokok perseroan hanya turun low single digit pada triwulan perdana tahun ini. Pendapatan HMSP tercatat senilai Rp28,78 triliun pada Januari—Maret 2025, turun 1,09% YoY, sedangkan beban pokok penjualan turun 2,40% YoY menjadi Rp23,76 triliun.
Bila diperinci, kontributor terbesar beban pokok HMSP ialah pita cukai yakni senilai Rp16,94 triliun dibandingkan Rp17,20 triliun pada kuartal I/2024. Adapun, total biaya produksi menyumbang Rp5,63 triliun pada kuartal I/2025.
Peningkatan Harga Jual Rata-rata Produk Sampoerna (HMSP)
Adapun secara kumulatif, Maybank Sekuritas Indonesia memperkirakan penjualan Sampoerna akan mencapai Rp59,43 triliun paa semester I/2025. Angka itu meningkat 3% YoY.
Willy dan Jocelyn menjelaskan bahwa angka penjualan perseroan pada paruh pertama tahun ini akan dominan ditopang oleh peningkatan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) di tengah datarnya pertumbuhan volume penjualan.
“Karena titik harga merek andalan HMSP masih lebih tinggi daripada pesaing terdekatnya, kami memperkirakan pertumbuhan penjualan HMSP pada semester I/2025 sebagian besar akan berasal dari kenaikan ASP di tengah pertumbuhan volume penjualan yang datar.”
Baca Juga :
Menilik Kinerja dan Saham Gudang Garam (GGRM) dan Sampoerna (HMSP)
Setali tiga uang, Sucor Sekuritas juga menilai pertumbuhan ASP yang berkelanjutan menjadi salah satu faktor yang akan mendorong HMSP untuk memacu torehan labanya.
Niko Pandowo, analis Sucor Sekuritas, menjelaskan bahwa pihaknya tetap optimistis bahwa perseroan mampu mengejar kinerja bottom line kendati terkoreksi pada triwulan I/2025.
Selain pertumbuhan ASP yang berkelanjutan, jelas Niko, faktor pendukung lain bagi fase pemulihan kinerja HMSP adalah ekspansi margin yang dimungkinkan oleh nihilnya kenaikan tarif cukai.
“HMSP tetap berada di jalur pemulihan…didorong oleh tidak adanya kenaikan tarif cukai,” jelasnya dalam riset Sucor Sekuritas pada awal Mei lalu.
Baca Juga :
Mengenal Downtrading Rokok yang Bikin Sri Mulyani Ketar-ketir
Selain itu, Niko menilai fenomena downtrading atau tren peralihan konsumen ke segmen produk yang lebih murah mulai melambat, kendati masih terus berlanjut.
Hal itu, sebutnya, tecermin dari pendapatan rokok jenis sigaret kretek tangan atau SKT yang hanya tumbuh sebesar 8% YoY, dari sekitar 25% pada triwulan I/2024.
Katalis lain bagi kinerja HMSP, imbuh Niko, adalah peningkatan pendapatan perseroan dari produk bebas asap. Pada triwulan perdana tahun ini, segmen produk bebas asap HMSP menghasilkan pendapatan sebesar Rp443 miliar atau tumbuh sekitar 39% YoY dan berkontribusi sekitar 2% bagi total pendapatan.
“Dengan volume penjualan mencapai 0,3 miliar batang (+50% YoY). Pangsa pasar berada di 0,4% secara nasional dan 5% di wilayah perkotaan Jakarta.”
Proyeksi untuk Saham Sampoerna (HMSP)
Sejalan dengan proyeksi kinerja keuangan tersebut, Maybank Sekuritas Indonesia mempertahankan pandangan optimistis terhadap kinerja saham H.M. Sampoerna. Sekuritas ini bahkan meningkatkan target harga untuk saham HMSP yakni pada level Rp850.
“Pertahankan BELI karena laba HMSP pada 2025–2027 sedang bertransisi ke fase pertumbuhan dari fase pemulihan karena pemulihan yang ada dan kontribusi yang terus tumbuh dari bisnis rokok elektrik barunya,” jelas Willy dan Jocelyn.
Sebelumnya, Sucor Sekuritas telah mempertahankan rekomendasi beli untuk saham HMSP dengan target harga yang juga lebih tinggi yakni sebesar Rp1.615.
“Dengan keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan tarif cukai pada 2025, kami melihat potensi kenaikan yang signifikan untuk HMSP,” jelas Niko.
H.M. Sampoerna Tbk. - TradingView
Selain itu, sambungnya, HMSP menawarkan imbal hasil dividen yang menarik yakni sekitar 8%. Alhasil, saham tersebut menjadi pilihan yang sangat menarik bagi investor.
Berdasarkan data terminal Bloomberg, Senin (30/6/2025) malam, sebanyak delapan dari 17 sekuritas masih menyematkan rating buy untuk saham Sampoerna. Delapan sekuritas lain memberikan peringkat hold, sedangkan satu lainnya merekomendasikan jual.
Target harga saham HMSP berdasarkan konsensus analis yang dihimpun Bloomberg itu berada pada level Rp764. Artinya, target tersebut menyiratkan potensi imbal hasil sekitar 27,3% dari harga HMSP pada penutupan perdagangan kemarin, yakni pada level Rp600 per saham.
-----------------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. https://cutt.ly/BrI3N6CO tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Editor: Oktaviano DB Hana
$BMRI $BBCA