Jika anda ditawari kesempatan untuk bertukar posisi dengan Warren Buffett, apakah anda bersedia? Anda bisa menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Tapi Anda juga harus berusia 95 tahun. Kebanyakan manusia hanya menginginkan uang beliau sampai mereka dipaksa untuk mengevaluasi akan kurangnya waktu yang menyertainya dalam skenario ini. Segera anda akan menyadari bahwa lebih baik menjadi muda, daripada lebih kaya.
Dunia yang kita tinggali ini dirancang untuk mengukur wealth dalam satuan uang ketimbang waktu. Kesuksesan dan kebahagiaan manusia seringkali dinilai dari seberapa banyak uangnya daripada seberapa banyak saldo waktunya. Padahal, satu-satunya aset yang menyertai manusia saat kelahirannya bukanlah uang, melainkan waktu. Dengan kemajuan teknologi, rata-rata harapan hidup manusia bisa mencapai 80 tahun. 1 juta detik kira-kira = 11,5 hari. 1 milyar detik kira-kira = 31 tahun 8 bulan. Ini berarti, sebagian besar manusia dikaruniai kekayaan lebih dari 2,5 milyar detik. Kita semua adalah milyarder waktu.
Mau dari latar belakang suku, agama, ekonomi apapun, rule aset waktu untuk semua manusia sama adilnya. Sehari hanya dapat 24 jam (mau lebih atau kurang ga bisa), tidak bisa dirapel ke masa depan jika belum mau digunakan, dan saldo akhir akan selalu nol. Dari sini sudah terlihat jika aset waktu lebih berharga daripada uang karena keterbatasannya. Namun, manusia selalu undervaluing waktu dan selalu overvaluing uang.
Kekayaan materi memang dapat berkontribusi terhadap kebahagiaan, ini adalah fakta. Namun, ia bukan satu-satunya variabel. Variabel lain yang menjadi syarat mutlak adalah ketersediaan waktu untuk menikmati kebahagiaan itu. Ini yang seringkali dilupakan oleh manusia. Dengan membabi buta, manusia mengejar untuk memaksimalkan hanya dari sisi materinya saja. Manusia rela menukar waktunya yang terbatas menjadi uang yang sifatnya tidak terbatas. Biasanya pentingnya waktu baru akan disadari jika stoknya sudah menipis.
Aktivitas menukar waktu menjadi uang bukanlah tidak boleh dilakukan. Pada fase-fase tertentu dalam hidup saya maupun anda, kita menukarkan saldo waktu menjadi uang untuk bertahan hidup. Permasalahannya baru muncul ketika kita terlalu berlebihan melakukannya. Dalam dunia ekonomi, terdapat konsep yang sering dibahas yaitu time value of money. Bahwa, 1 rupiah hari ini memiliki nilai yang lebih besar daripada 1 rupiah di tahun depan dan tahun-tahun berikutnya. Namun pernahkah anda berpikir ada konsep lain yang hampir tidak pernah dibahas, yaitu konsep value of time?
Jika memakai satuan uang untuk memvaluasi waktu, maka 1 detik hari ini lebih murah nilainya dibanding 1 detik di tahun depan dan tahun-tahun berikutnya. Maka sebagai manusia yang rasional, jika ingin menukar saldo waktu anda menjadi uang, sebaiknya hal itu dilakukan sedini mungkin di mana saldo waktu anda masih banyak, nilainya masih murah dan nilai uang yang diperoleh lebih besar. Seiring berjalannya waktu, apabila akumulasi uang sudah lebih dari cukup untuk hidup dengan nyaman, aktivitas time to money exchange ini haruslah dikurangi, alih-alih diperbanyak. Mengkonversi waktu menjadi uang secara overdosis secara langsung berarti berkurangnya sisa waktu untuk menikmati uang itu sendiri dan juga kehidupan.
Seperti halnya oksigen yang penting bagi kehidupan, ketika supply oksigen sudah lebih dari ambang batas aman, aspek terpenting bukan lagi tentang kuantitas oksigen, melainkan kemampuan bernafas dengan baik dan seberapa lama kesempatan bernafas yang ada menjadi lebih krusial. Ketika uang kita sudah lebih dari cukup, yang menjadi prioritas seharusnya pemanfaatan waktu untuk membuat hidup menjadi lebih bermakna dan valuable, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang-orang terkasih. Lakukan aktivitas yang jika diri kita 10 atau 20 tahun mendatang nilai, tidak akan ada penyesalan.
Apakah kita harus berhenti menghasilkan uang? Tentu saja tidak. Ketika uang anda sudah lebih dari cukup, mindset harus shifting menjadi uang mencari uang. Manfaatkan keajaiban compounding tanpa perlu terlalu menghabiskan waktu dan tenaga agar uang tetap bisa bertumbuh. Itulah sebabnya, pilihan paling rasional adalah menjadi long-term investor. Berbeda dengan day traders yang menuntut konversi waktu menjadi uang secara rutin setiap hari, long-term investor hanya perlu meluangkan sedikit waktu sesekali untuk mengevaluasi portofolionya. Dengan demikian, saldo waktu anda tidak akan terkuras dan bisa dimanfaatkan untuk peningkatan value hidup anda dan orang-orang terkasih, bahkan untuk umat manusia dalam skala yang lebih besar.
Seperti yang Seneca bilang hampir 2000 tahun lalu, “It is not that we have a short time to live, but that we waste a lot of it.”
MENGKONVERSI WAKTU YANG SEMAKIN HARI SEMAKIN MAHAL MENJADI UANG YANG SEMAKIN HARI SEMAKIN MURAH KETIKA UANG SUDAH BANYAK DAN WAKTU TINGGAL SEDIKIT ADALAH SEBUAH KEBODOHAN YANG HAKIKI. BIARKAN UANG YANG BEKERJA MENCARI UANG, SEHINGGA SALDO WAKTU ANDA BISA DIPERGUNAKAN UNTUK HAL-HAL YANG MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP ANDA. AND FOR ME, VALUE INVESTING IS A GOOD WAY TO START WITH.
$BBCA $BBRI $WIFI