Ini contoh lain lagi, selain beberapa saham yang sudah saya posting sebelumnya, tentang bagaimana perasaan ritel ternyata bukan sekadar perasaan—melainkan respons dari mekanisme pasar yang terekam jelas.
Di $PANI, kita melihat bahwa pada bulan Mei, saat pergerakan ritel (garis abu-abu) menurun—yang artinya ritel justru sedang giat membeli—harga justru melemah. Dan sebaliknya, ketika ritel mulai membuang barangnya sejak pertengahan Juni, harga justru mulai merangkak naik secara konsisten.
Fenomena semacam ini tidak jarang membuat ritel merasa seperti dikerjai pasar. Tapi kalau melihat datanya, yang terjadi memang sesederhana itu, ketika ritel menjadi agresor di sisi beli, bandar berada di sisi jual. Dan ketika ritel menyerah dan membuang kepemilikannya, harga baru naik.
PANI hanya satu dari banyak contoh bahwa pasar tidak peduli pada harapan, tapi sangat taat pada distribusi dan skenario. Perasaan ritel selama ini bukanlah ilusi—hanya saja terlambat memahami siapa lawannya.
Random Tag $CBDK $FMII