[%UccS%] kalo [%dsct%] bukannya fundamental bang? kok sahamnya ga turun ya?

@ardhatopan kalo $BOSS bukannya fundamental bang? kok sahamnya ga turun ya?

Fenomena di mana saham-saham kecil, rugi, atau "gorengan" naik tinggi sementara saham bagus, rutin bagi dividen, dan laba besar stagnan atau bahkan turun, sering memunculkan pertanyaan:

"Apakah fundamental sudah tidak berlaku?"

Jawaban singkatnya: bukan fundamental yang mati, tapi siklus pasar yang sedang mendewakan spekulasi. Berikut penjelasan lebih dalam:

🔁 1. Fase Pasar & Sentimen Spekulatif

Pasar modal punya fase:

Akumulasi: Investor besar masuk diam-diam.

Mark-up: Harga mulai naik, ritel ikut masuk.

Distribusi: Bandar jualan, ritel beli.

Mark-down: Harga jatuh, panik.

Di fase markup/distribusi, saham-saham kecil atau merugi bisa naik tajam karena gorengan atau euforia. Misalnya:

Emiten rugi, tapi bilang mau ekspansi.

Rencana rights issue, merger, atau crypto.

Digoreng di grup WA/Telegram/TikTok.

🧠 Investor ritel banyak yang FOMO, bukan cari value. Akibatnya, saham "jelek" bisa naik puluhan % dalam hitungan hari.

🧱 2. Saham Fundamental Terlalu Besar untuk Digoreng

Saham seperti BBCA, $UNTR , ASII, $ITMG, atau BBRI:

Punya kapitalisasi besar.

Rutin bagi dividen.

Kinerja stabil.

Tapi justru karena itu:

Susah digoreng.

Investor institusi besar dominan, bukan spekulan.

Kena tekanan global, makroekonomi, atau valuasi mahal.

Sehingga pergerakannya lambat dan tidak menarik bagi trader jangka pendek.

💥 3. Money Flow Pindah ke Saham Mikro

Karena suku bunga global belum turun drastis, dan ketidakpastian ekonomi tinggi, investor institusi wait and see.

Sementara ritel agresif pindah ke saham-saham murah (Rp50–3000) karena:

Modal kecil bisa dapat banyak lot.

Naiknya bisa harian.

Euforia di media sosial.

⚠️ 4. Risiko Bubble dan Koreksi

Saham-saham gorengan memang bisa naik drastis, tapi juga bisa anjlok brutal.

Contoh klasik:

Saham naik dari Rp50 ke Rp300.

Lalu drop ke Rp100 dalam seminggu.

Investor fundamental biasanya sabar dan tidak ikut FOMO. Mereka tahu:

“Di jangka pendek pasar voting machine, di jangka panjang pasar weighing machine.” – Benjamin Graham

✅ 5. Apakah Fundamental Masih Berlaku?

YA. Sangat berlaku. Tapi:

Butuh waktu.

Butuh disiplin.

Butuh pemahaman siklus.

Contoh:

ASII, UNTR, PGAS, BMRI bisa stagnan lama, tapi saat siklus value investing kembali, mereka bisa naik puluhan %.

Saham fundamental kuat lebih cocok untuk swing, investasi menengah-panjang, bukan scalping atau day trading.