Kok Harga Saham Bisa ARB di Opening?
Pertanyaan salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Setiap pagi sebelum jam 9, saat kebanyakan orang baru mulai menyeruput kopi, pasar saham Indonesia sudah bergerak dalam sunyi melalui sesi pra pembukaan atau pre opening. Tanpa ada satu pun transaksi yang benar benar terjadi, justru di momen inilah harga pembukaan saham ditentukan. Yang jadi masalah adalah, banyak investor ritel terutama yang menggunakan sekuritas dengan dominasi ritel seperti XL tiba tiba mendapati sahamnya langsung nyungsep ke Auto Reject Bawah ARB begitu pasar buka. Ini tentu memunculkan pertanyaan mendasar apakah benar ritel serempak mau mau jual di ARB atau jangan jangan ada yang mengatur harga opening. Dan kalau iya, sejauh mana harga opening bisa dimanipulasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Harga pembukaan saham di Bursa Efek Indonesia secara sistem dibentuk oleh mekanisme yang netral dan otomatis, yaitu melalui sistem JATS NEXT G yang bekerja berdasarkan prinsip Call Auction selama sesi pre opening. Sesi ini berlangsung dari pukul 08.45 sampai 08.59.59 WIB. Selama waktu ini, investor bisa memasukkan order beli dan jual, tapi belum terjadi transaksi apa pun. Sistem hanya mengumpulkan semua order itu dan menghitung harga pembukaan berdasarkan titik di mana permintaan dan penawaran saling bertemu dengan volume terbanyak. Titik harga itu disebut IEP atau Indicative Equilibrium Price. Begitu jam 09.00, sistem akan mencocokkan seluruh order berdasarkan IEP tersebut dan itulah harga pembukaan hari itu.
Masalahnya, walaupun sistem itu netral secara teknis, kenyataannya order book yang membentuk harga pembukaan sangat bisa dikondisikan. Jika pelaku besar sebut saja bandar memasukkan order jual dalam jumlah besar di harga ARB sejak awal sesi pre opening, sistem akan mulai menunjukkan IEP di harga ARB. Investor ritel yang melihat harga indikatif itu cenderung panik, terutama kalau sebelumnya sudah pernah nyangkut. Mereka langsung ikut ikutan pasang jual di harga yang sama. Akibatnya, IEP makin kuat terkunci di ARB dan harga pembukaan pun terjun bebas meskipun tak ada berita negatif atau sentimen buruk apa pun yang mendasarinya. Dalam hal ini, ritel tidak secara sadar menjual di ARB karena rela rugi, tapi karena terpancing psikologi pasar yang sudah diarahkan lewat order book.
Praktik semacam ini sering dilakukan dengan teknik yang disebut spoofing, yaitu memasukkan order besar yang sebenarnya tidak berniat dieksekusi, hanya untuk menciptakan ilusi tekanan jual atau beli. Spoofing dilakukan selama pre opening karena pada saat itu order masih bisa dibatalkan kapan saja sebelum match terakhir pada pukul 08.59.59. Bandar bisa menarik kembali order besar yang sudah menciptakan ilusi tekanan atau bisa juga membiarkan match ke dirinya sendiri dengan menggunakan akun lain. Sistem tidak akan menilai niat, hanya mencatat order apa adanya. Karena itu, meskipun terlihat seperti transaksi normal, sebenarnya order book tersebut sudah dikondisikan sejak awal. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Hal ini diperparah oleh fakta bahwa sistem IEP sangat reaktif terhadap perubahan order yang masuk. Satu pembatalan besar di menit akhir bisa langsung mengubah arah IEP. Itulah mengapa para pelaku yang paham sistem bisa mengatur narasi harga dengan modal dan waktu yang presisi. Mereka tahu bagaimana menaruh order yang membuat ritel takut, lalu tahu kapan menarik kembali order tersebut, dan tahu kapan masuk untuk membeli dari ritel yang panik. Dalam banyak kasus saham illiquid atau saham baru IPO, manipulasi semacam ini bahkan bisa berlangsung berhari hari tanpa terdeteksi sebagai pelanggaran.
Otoritas Jasa Keuangan sebagai pengawas pasar modal memang punya aturan tegas soal manipulasi pasar. Mereka melarang praktik wash trade, painting the tape, marking the open atau close, serta menciptakan gambaran semu atas permintaan dan penawaran. Namun dalam praktiknya, membuktikan niat manipulatif sangat sulit karena pelaku bisa menggunakan banyak akun, broker berbeda, bahkan jaringan terafiliasi yang sulit ditelusuri. Sistem yang ada sekarang hanya bisa membaca order secara literal siapa pasang apa di harga berapa tanpa bisa menangkap motif di baliknya. Maka selama tidak ada pelanggaran eksplisit terhadap batasan harga atau peraturan formal, praktik manipulasi halus seperti ini bisa berjalan dengan mulus.
Sebagai respons terhadap celah inilah, BEI akan menerapkan aturan baru bernama Periode Non Cancellation atau PNC mulai kuartal IV 2025. Dalam PNC, order yang sudah masuk tidak bisa lagi dibatalkan atau diubah selama menit menit akhir pre opening dan pre closing. Untuk pre opening, PNC akan berlaku dari pukul 08.56 hingga 08.57.59. Selama waktu ini, investor hanya bisa menambah order baru tapi tidak bisa menarik atau mengedit order yang sudah terlanjur dimasukkan. Tujuannya adalah untuk mencegah manipulasi psikologis yang sering terjadi karena pembatalan order besar menjelang final match. Dengan aturan ini, siapa pun yang pasang order besar harus siap menanggung risiko jika harga bergerak tidak sesuai skenario mereka.
Namun aturan PNC ini belum berlaku saat ini. Sampai hari ini, semua order di sesi pre opening masih bisa dibatalkan dan dimodifikasi kapan saja sebelum jam 08.59.59. Itu berarti celah untuk spoofing dan manipulasi psikologi ritel masih terbuka lebar. Dalam kondisi ini, investor yang tidak memahami sistem akan selalu menjadi korban. Mereka melihat harga turun, panik, dan ikut jual tanpa sadar bahwa justru mereka yang sedang dijebak untuk menjual murah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Harga opening bukan hasil perintah bursa, bukan hasil konsensus ritel, dan bukan hasil dari berita semata. Harga opening adalah hasil akhir dari perang tak terlihat di order book selama 15 menit sebelum pasar buka. Siapa pun yang lebih dulu masuk, lebih berani pasang volume besar, dan lebih paham psikologi pasar, bisa membentuk arah harga dengan cara yang sah menurut sistem. Maka jangan heran kalau harga opening bisa langsung jatuh ke ARB itu bukan karena ritel sepakat jual murah, tapi karena order book sudah dibentuk untuk menggiring mereka ke arah itu.
Jadi sistem pembentukan harga saham di BEI memang netral dan berbasis supply demand. Tapi dalam kenyataan pasar, yang terjadi sering kali bukan supply demand yang alami, melainkan supply demand yang diarahkan. Selama investor ritel tidak paham cara kerja pre opening, IEP, dan celah celah dalam sistem, mereka akan terus jadi pihak yang paling mudah dikorbankan. Maka daripada panik tiap lihat IEP ARB di pagi hari, lebih baik pelajari dulu cara kerjanya karena perang pasar itu dimulai sebelum jam 9 dan yang tidak tahu medan tempur cuma akan jadi korban bid trap pagi pagi buta. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$PMUI $CDIA $COIN