Cut Loss Itu Wajar, Jangan Bikin Kamu Gusar
Kadang di dunia saham, kita terlalu keras sama diri sendiri.
Begitu satu saham mulai merah, kita jadi denial.
Padahal grafik udah turun kayak seluncuran air, kita masih bilang,
“Enggak kok, ini cuma koreksi sehat.”
Padahal itu udah kritis.
Tapi anehnya, kita udah cuan besar di saham lain. Saham A naik 30%, saham B malah udah profit-taking dan masuk tabungan.
Tapi cuma karena satu saham nyungsep, seluruh mood kita jadi hancur.
Ibarat kamu habis makan siang enak, nasi padang komplit, sambal mantap, eh tapi gara-gara kerupuknya alot, kamu kesel seharian.
Cut loss tuh kayak nyadar kamu salah ambil jurusan kuliah semester dua.
Kalau sadar cepat, kamu bisa pindah jalur dan mulai baru.
Kalau nunggu sampai semester delapan, ya tinggal penyesalan dan skripsi yang gak nyambung.
Atau bayangin kamu masuk restoran baru karena lihat ulasan bagus.
Kamu pesan satu menu yang ternyata zonk, rasanya aneh, gak sesuai ekspektasi.
Kamu punya dua pilihan:
Teruskan makan sambil menderita,
atau berhenti, pesan menu lain, dan lanjut hidup dengan bahagia.
Orang waras pilih yang kedua. Investor juga harus gitu.
Cut loss itu bukan soal kalah atau gagal.
Itu soal efisiensi energi, waktu, dan dana.
Uang kamu bisa dialihkan ke tempat lain yang lebih sehat, lebih potensial.
Apalagi kalau kamu sudah untung dari saham lain.
Ngapain mikirin satu posisi yang salah, kalau yang lain udah bantu portofolio kamu naik?
Kadang, yang bikin susah itu bukan karena rugi, tapi karena gengsi.
Karena terlalu percaya diri, bahwa yang sudah turun dalam akan naik lagi.
Padahal, cut loss hari ini bisa jadi pintu masuk ke cuan berikutnya.
Dan percayalah, gak ada medali untuk investor yang paling lama tahan rugi.
So, don't worry. Be Happy.
Tapi...jangan karena tulisan ini, kamu beli saham sembarangan lagi. Beli gorengan full kolesterol jahat, lalu cutloss lagi.
Itu namanya kamu gak tau diri, atau mungkin tabungan kamu punya limit tak berseri. xixixi
Oia, kemarin saya habis cutloss wkwkwk
random tag: $PMUI $MERI $COIN