Strategi Cerdas: Mencari Peluang dari Saham 52 Week Low Kompas100

Daripada terus menerus bingung mencari saham yang sudah terlanjur naik dan merasa tertinggal, strategi yang lebih bijak adalah mulai dari yang sederhana namun berpotensi besar: mencari saham-saham yang sedang berada di dekat level 52 Week Low, khususnya dari indeks Kompas100. Saham-saham yang berada di titik terendah dalam 52 minggu terakhir bisa menjadi sinyal bahwa harga saat ini sedang murah secara historis, dan beberapa di antaranya mungkin hanya menunggu waktu untuk bangkit kembali saat sentimen atau fundamentalnya membaik.

Dengan menambahkan aturan Price ≤ 1.1 x 52 Week Low, kita menyaring saham-saham yang harganya masih belum naik lebih dari 10% dari titik terendahnya dalam setahun terakhir. Artinya, saham-saham ini masih berada di zona bawah dan belum menunjukkan kenaikan signifikan, sehingga bisa jadi merupakan peluang awal sebelum saham tersebut menarik perhatian pasar. Ini sangat berguna untuk menemukan potensi rebound atau turnaround lebih dini, sebelum harganya melonjak terlalu jauh.

Memang tidak semua saham yang berada di level rendah adalah saham yang bagus—beberapa bisa jadi sedang berada dalam tren menurun karena kinerja buruk atau isu bisnis. Tapi justru di sinilah pentingnya proses seleksi. Dengan menyaring saham dari indeks Kompas100, kita sudah memilih saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi dan termasuk dalam kelompok perusahaan besar yang relatif lebih stabil. Dari sana, tinggal cari yang sedang terdiskon namun tetap punya fundamental kuat, seperti arus kas positif, manajemen yang baik, atau prospek industri yang menjanjikan.

Strategi ini juga cocok untuk investor pemula maupun yang sedang membangun portofolio jangka panjang. Tidak perlu terburu-buru atau langsung all in dalam satu saham. Lakukan pembelian bertahap—cicil perlahan—untuk mengurangi risiko jika harga terus turun. Teknik ini dikenal juga dengan sebutan averaging down, yang jika dilakukan pada saham dengan fundamental yang sehat, bisa menghasilkan keuntungan saat harga kembali naik mendekati nilai wajarnya. Jadi, daripada mengejar yang sudah naik tanpa cukup ilmu, lebih baik berburu peluang dari bawah dengan pendekatan yang terukur dan bijak.

$SIDO $BBRI $MTEL