imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

TSPC: The Waving Double Yellow Flags
(Tulisan ini untuk kenang-kenangan saya. Disclaimer)

Dalam Formula 1 (F1), bendera kuning dan merah digunakan sebagai sinyal untuk memberi tahu pembalap mengenai kondisi lintasan yang membahayakan.
🟨 Single Yellow Flag (Bendera Kuning Tunggal)
Arti: Ada bahaya di depan lintasan, tapi masih bisa dilalui.
🟨🟨 Double Yellow Flag (Bendera Kuning Ganda)
Arti: Ada bahaya besar di depan, dan kemungkinan besar lintasan sebagian terhalangi.
🟥 Red Flag (Bendera Merah)
Arti: Balapan dihentikan sementara karena kondisi berbahaya.

Saya pertama kali masuk ke saham $TSPC pada 15 Mei 2023, di rentang harga 1.400–1.430.
Alasan tepatnya mengapa saya membeli TSPC sudah agak terlupa. Kalau dipaksa mengingat, mungkin karena saat itu TSPC tergolong saham dengan potensi growth yang cukup baik, namun valuasinya masih terbilang murah. Selain itu, satu hal yang pasti memengaruhi keputusan saya adalah aksi pembelian terus-menerus dari insider, yaitu PT Bogamulia Nagadi.
Karena conviction saya terhadap TSPC saat itu tidak terlalu kuat, saya hanya membeli dalam jumlah kecil. Apalagi harga saham ini sudah sideways cukup lama, sejak Februari 2021. Tak disangka, kurang dari satu bulan setelah saya masuk, harga saham langsung naik.
Karena kenaikan ini terjadi begitu cepat—sementara keyakinan saya belum tinggi—alokasi TSPC di portofolio saya hanya saya biarkan di sekitar 7%.
________________________________________
Tiga Spike
Saya lupa apa pemicu spike harga di bulan Mei 2023 maupun Desember 2023. Namun spike ketiga, yang terjadi pada Juli 2024, cukup saya ingat. Saat itu, harga saham naik ke kisaran 2.500, bahkan sempat menembus 2.900 dalam beberapa hari. Katalis utamanya adalah lonjakan revenue TSPC serta penurunan beban yang signifikan di Q2 2024, yang menyebabkan laba operasional melonjak tajam dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan revenue disebabkan oleh fenomena downtrading, sementara kenaikan margin (OPM) terjadi karena efisiensi operasional. Jika diingat kembali, dua katalis ini sebenarnya sudah mulai terlihat sejak Q1 2024—namun saat itu saya kurang memperhatikan karena porsi TSPC di porto saya kecil, dan fokus saya lebih tertuju pada $NISP, $INDF, serta BDMN.
________________________________________
Kurs, Laba, dan Momentum
Seiring perhatian saya beralih ke TSPC, saya mulai lebih mencermati isu kurs dan pengaruhnya terhadap bottom line. Mayoritas kas TSPC tersimpan dalam bentuk USD.
Saya mengantisipasi laba bersih di Q3 2024 akan turun karena pelemahan dolar dengan asumsi OPM stabil. Per 30 Juni 2024, kurs USD/IDR berada di 16.350, dan turun menjadi sekitar 15.200 per 30 September 2024. Maka, pada 23 Oktober 2024 saya memutuskan untuk trading sebagian: saya menjual 40% kepemilikan di harga 2.630 dan tetap menahan 60%-nya.
Benar saja, laporan Q3 2024 menunjukkan bottom line yang menurun akibat selisih kurs, meski laba operasional tetap stabil dan kuat.
________________________________________
Buyback dan Perhatian Meningkat
Mengantisipasi Q4 2024 yang berpotensi mendapatkan keuntungan kurs (karena USDIDR kembali naik ke 16.200-an per 31 Desember 2024), saya melakukan buyback cukup banyak di harga rata-rata sekitar 2.350. Saya cukup yakin OPM akan stabil dan downtrading juga tidak akan berlanjut, mengingat saudara saya yang sempat riset mengatakan bahwa mayoritas produk TSPC adalah produk dengan harga termurah di ritel seperti Indomaret dan Alfamart.
Alhasil, bobot TSPC dalam portofolio saya naik hingga 13,5%—nyaris dua kali lipat dari alokasi awal di 2023.
Namun ternyata, bottom line Q4 2024 tidak setinggi Q1 dan Q2 2024. Ini menunjukkan bahwa laba operasional mulai melemah.
________________________________________
Bendera Kuning Mulai Berkibar
Saya memperkirakan keuntungan kurs yang besar juga akan terjadi di Q1 2025 (karena USDIDR per 31 Maret 2025 berada di 16.700). Namun di sinilah saya mulai melihat yellow flag :
Meskipun laba bersih stabil, revenue justru turun—bahkan lebih rendah dari Q2 2023. Secara sekilas, ini menunjukkan downtrading sudah terjadi benar-benar masif hingga ke bawah TSPC. OPM memang masih terjaga, tetapi penurunan revenue tetap membuat saya waspada. Banyak yang beralasan bahwa penurunan tersebut berasal dari segmen produk dengan margin tipis, namun bagi saya ini tetap sinyal peringatan.
Saya juga mengantisipasi kerugian kurs di Q2 2025, karena USD kembali turun ke kisaran 16.200-an per 30 Juni 2025. Ini menjadi double yellow flag bagi saya.
________________________________________
Aksi Insider dan Exit Strategy
Menariknya, hingga tulisan ini dibuat, insider dan PSP masih terus melakukan pembelian masif. Jika tren ini berlanjut, sangat mungkin pada tahun 2027 kepemilikan Boga akan melebihi 92,5%—yang merupakan batas maksimum. Setelah itu, belum jelas apa yang akan terjadi—entah tender offer atau skema lain.
Melihat dua bendera kuning yang mulai berkibar (meski belum menjadi red flag), walaupun PSP masih akumulasi hingga sekarang, saya akhirnya memutuskan untuk keluar sepenuhnya dari TSPC.
Saya menjual seluruh posisi saya antara akhir Mei hingga awal Juni 2025, sebelum cum date, di harga rata-rata sekitar 2.550.
________________________________________
Hasil Investasi
• TSPC yang saya beli pada periode pertama (Mei 2023) dan dijual sebagian pada Oktober 2024 atau ditahan hingga 2025, memberikan keuntungan sekitar 100% (bagger), termasuk dividen. (jujur saja saya tidak menyangka TSPC bisa bagger dalam <2 tahun)
• TSPC yang saya akumulasi kembali di harga rata-rata 2.350 menghasilkan keuntungan sekitar 8%.
________________________________________
Penutup
PS: Saya masih menyimpan 70 lot TSPC di salah satu akun sekuritas.
Sebagai kenang-kenangan saja 😄 dan bukti bahwa saya pernah masuk TSPC di harga 1.425 pada 15 Mei 2023.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy