Mengingat lagi Akuisisi Panin Bank yang sering hanya seperti permainan menaikan harga saham mereka. Saham ini $PNBS $PNLF hidup hanya dari isu ke isu akuisisi.
2018–2019
ANZ (yang punya ~39% saham Panin melalui Votraint No. 1103 Pty Ltd) secara terbuka menyatakan niat untuk melepas kepemilikan di Panin Bank sebagai bagian dari strategi keluar dari investasi bank di Asia.
Waktu itu sempat ada pembicaraan dengan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dan beberapa bank lain (termasuk rumor ketertarikan oleh CIMB).
Lagi-lagi deal batal atau mandek karena valuasi tidak cocok—penjual memasang valuasi tinggi (di atas 2× book value) padahal rata-rata valuasi bank Indonesia saat itu di bawah 1,5× PBV.
2020–2022
Isu serupa kembali muncul. ANZ tetap konsisten ingin divestasi. Bahkan beberapa analis menilai ANZ terpaksa bersabar karena tidak ada pihak yang mau bayar premium setinggi itu.
Saat itu DBS sudah fokus memperkuat DBS Indonesia, sehingga belum terlibat serius dalam akuisisi Panin.
2023–2025
Baru kemudian DBS dan CIMB muncul sebagai kandidat utama pembeli saham pengendali (86%), yang mencakup kepemilikan keluarga Gunawan dan ANZ sekaligus.
Proses sempat mendekati tahap penawaran final awal 2025, sebelum pricing mismatch kembali menjadi hambatan.
Saham ini sudah tidak cocok jika kamu berharap akan ada akuisisi dalam waktu dekat. Valuasi "mandek" bukan hanya terjadi saat ini saja.
*Disclamer. Bukan ajakan jual atau beli bahkan hutang.