πRKAB Balik ke Tahunan, Mana Saham Tambang yang Masih Aman? (HRUM, MBMA, KKGI)
π Pemerintah resmi bakal balikkan durasi RKAB dari 3 tahun β 1 tahun.
Alasannya? Buat kontrol pasokan batubara & nikel lebih fleksibel, sekaligus perkuat tata kelola sektor tambang.
π‘ Tapi buat investor, perubahan ini bisa jadi pisau bermata dua. Siapa yang siap adaptasi, siapa yang rentan?
π§© Konteks Singkat: Kenapa RKAB Diubah Lagi?
β Dulu RKAB disusun per tahun
β Tahun 2023 β diubah jadi 3 tahun demi efisiensi birokrasi
β Sekarang: balik lagi ke 1 tahun
π― Tujuannya:
β’ Pengawasan lebih ketat
β’ Bisa adjust kuota produksi sesuai harga & kebutuhan nasional
β’ Tekan over-suplai β harga bisa lebih stabil
Tapi... buat emiten tambang yang ekspansi besar, ini jadi tantangan baru.
π Dampak ke 3 Saham Tambang Populer
π 1. HRUM β Lagi Transisi ke Nikel
β
Upside:
β’ Tetap dapat cuan dari batubara kalau harga naik akibat kuota dibatasi
β’ Masih pegang produksi batubara 5,5 juta ton di 2025
β οΈ Resiko:
β Proyek HPAL nikel mereka di Halmahera (via NICL/INI) target operasi akhir 2025
β Butuh pasokan bijih jangka panjang β RKAB tahunan bisa ganggu rencana supply & utilisasi smelter
β Capex besar (US$300β400 juta), tapi ada resiko delay jika RKAB-nya tersendat
π Transformasi bisnisnya kuat, tapi resiko nikel lebih tinggi dari sebelumnya.
π 2. MBMA β Full Hilirisasi, Butuh Kepastian Supply
β
Upside:
β’ Proyek hilirisasi EV battery tetap menarik β HPAL + supply chain bareng CNGR, CATL, Tsingshan
β’ Kapasitas 3 HPAL (AIM, ESG, Meiming, SLNC) >160.000 ton MHP
β οΈ Resiko:
β Semua proyek butuh supply bijih high-grade stabil
β RKAB tahunan = ancaman buat pendanaan, utilisasi, dan komitmen lender asing
β Proyek SLNC (US$1,8 miliar) masih dalam tahap konstruksi β sensitivitas tinggi terhadap regulasi
π Paling rawan ketidakpastian RKAB β tapi juga paling siap cuan kalau supply aman.
π 3. KKGI β Kecil, Efisien, Tapi Rentan Delay
β
Upside:
β’ Fokus batubara, target produksi 5,85 juta ton di 2025
β’ Laba bersih 2024 naik 49% yoy
β’ RKAB 2025 udah disetujui β sinyal kuat dari regulator
β οΈ Resiko:
β Sebagai mid-cap, delay approval RKAB bakal langsung ganggu produksi & cash flow
β Sistem e-RKAB masih belum stabil β risiko administratif tetap tinggi
π Kalau approval lancar, KKGI bisa tetap jadi value pick batubara yang efisien.
π‘ Tips Buat Investor
π― Kalau kamu pegang atau pantau sektor tambang, ini hal yang wajib dicatat:
β Cek eksposur emiten ke proyek jangka panjang (smelter, HPAL)
β Pantau jadwal approval RKAB β siapa yang rutin lancar, siapa yang sering telat
β Lihat ketahanan cash flow dan strategi diversifikasi emiten
$HRUM bisa diuntungkan dari batubara, tapi nikel bikin deg-degan.
$MBMA agresif, tapi harus siap fluktuasi supply.
$KKGI bisa cuan diam-diam asal urus RKAB-nya rapi.
ποΈ Ringkasan Resiko & Upside
β
HRUM (Harum Energy)
β’ Resiko Utama: Supply bijih nikel belum pasti, proyek HPAL butuh capex besar
β’ Upside Potensial: Harga batubara bisa naik kalau kuota diketatkan
β’ Status Proyek: HPAL 70% konstruksi, target operasi akhir 2025
β
MBMA (Merdeka Battery Materials)
β’ Resiko Utama: RKAB tahunan bikin supply chain EV rawan terganggu
β’ Upside Potensial: Margin hilirisasi tetap menarik kalau supply aman
β’ Status Proyek: 3 HPAL aktif, proyek SLNC (US$1,8 miliar) dalam tahap konstruksi
β
KKGI (Resource Alam Indonesia)
β’ Resiko Utama: Delay RKAB bisa ganggu produksi & cash flow
β’ Upside Potensial: Harga batubara lebih stabil = untung buat produsen efisien
β’ Status Proyek: RKAB 2025 sudah disetujui, target produksi 5,85 juta ton
βGimana menurut kamu? HRUM, MBMA, atau KKGI β siapa yang paling siap adaptasi di tengah perubahan RKAB ini?
---------------
Berikut sumber data utama yang mendasari analisis resiko & upside dari HRUM, MBMA, dan KKGI terkait kebijakan RKAB tahunan:
π Sumber Data HRUM:
β’ Harum Energy Fokus Genjot Produksi Nikel di 2025 β Emitennews
π https://cutt.ly/nrYc2mwn
β’ Rencana Ekspansi HRUM: Capex US$300β400 juta untuk proyek HPAL & smelter β Kontan, Media Keuangan, Bursa Nusantara
π https://cutt.ly/grYc2bNj
β’ Update Proyek HPAL Halmahera 70% konstruksi per April 2025 β Jagat Bisnis
π https://cutt.ly/FrYc2mEH
β’ RKAB tahunan bisa ganggu pasokan dan kelayakan HPAL β Bloomberg Technoz, Tempo, APNI
π https://cutt.ly/OrYc2mYB
π Sumber Data MBMA:
β’ Investor Presentation MBMA (Q4 2024 & Q1 2025) β Merdeka Battery Materials
π https://cutt.ly/UrYc2m6w
β’ Detail Proyek SLNC β Investasi US$1,8 miliar, kapasitas 90.000 ton MHP β Press Release MBMA, IDX filings
π https://cutt.ly/qrYc2WuW
β’ Produksi Q1 2025: 4.569 ton nikel MHP, ASP US$12.149/ton β Quarterly Report MBMA
π https://cutt.ly/WrYc2n2T
β’ Resiko RKAB terhadap pendanaan proyek & supply chain β Djakarta Mining Club, APNI, Bloomberg Technoz
π https://cutt.ly/TrYc2Wli
π Sumber Data KKGI:
β’ Laba 2024 naik 49% yoy, target produksi 5,85 juta ton di 2025 β IDN Financials, Instagram KKGI
π https://cutt.ly/FrYc2b7C
π https://cutt.ly/KrYc2npE
β’ RKAB 2025 sudah disetujui β Validnews, CNBC Indonesia
π https://cutt.ly/KrYc2Qs1
β’ Resiko administratif dan delay RKAB β Bloomberg Technoz, Aspebindo, Tempo
π https://cutt.ly/IrYc2mtt
---------------
π Penutup:
Naik level investasi: ngerti valuasi, faktor, dan neraca.
Template valuasi + tips screening saham + stock pick tiap bulan:
β‘οΈ https://cutt.ly/crYc2mjn
---------------
π‘οΈ Disclaimer:
Tulisan ini bukan rekomendasi beli/jual. Selalu sesuaikan keputusan investasimu dengan profil risiko dan tujuan pribadi.