imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BVIC Saham yang punya cerita

Saya baru saja melakukan riset secara mandiri dan iseng terhadap saham yang satu ini. BVIC atau Bank Victoria International merupakan salah satu bank KBMI 1 yang bergerak di bidang segmen pembiayaan kredit untuk segmen korporasi, maupun UMKM. Jadi secara tidak langsung saham ini lebih berfokus ke segmen institusional, bukan untuk segmen ritel dan consumer.

Jika melihat secara historis, sejak tahun 2019 sampai 2021 perusahaan secara konsisten terus mencatatkan kerugian dalam jumlah yang cukup besar. Namun ketika tahun 2022, perusahaan berhasil berbalik untung dan terus mencatatkan keuntungan meskipun masih belum stabil hingga kuartal 1 tahun 2025. Apa yang terjadi?

Before 2019? Berdasarkan hasil analisa saya, bank ini memberikan penyaluran kredit dalam jumlah yang cukup besar, tetapi di sisi lain bank ini dapat dikatakan tidak terlalu ketat dalam memberikan seleksi terhadap penyaluran kredit mereka. Oleh karena itu, secara perlahan lahan, NPL perusahaan terus mengalami kenaikan. Kenaikan signifikan terjadi pada tahun 2019 hingga NPL naik signifikan mencapai Rp 710an miliar.

Selanjutnya, dari sisi jumlah agunan yang sudah ditarik dari nasabah, banyak diantaranya yang tidak dijual kembali. Kenaikan signifikan terjadi sejak tahun 2018 dimana sebelumnya mencapai Rp 374 miliar kemudian membengkak menjadi Rp 1,2 triliun. Jumlah agunan yang semakin menumpuk dan belum terjual tentu akan sangat merugikan bank tersebut, dimana hal tersebut disebabkan oleh nilai agunan yang berpotensi terdepresiasi oleh waktu, yang selanjutnya membuat dana perbankan yang hilang karena pembiayaan yang gagal menjadi tidak tercover.

Tidak sampai disitu saja, perlu diketahui bahwa suku bunga yang diberikan oleh Bank ini kepada nasabah yang menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan dan giro sangat besar. Bunganya sendiri mencapai 4 sampai 5%. Hal tersebut tentu akan sangat memberatkan bank terutama dari sisi profitabilitas.

Bagaimana dengan turning pointnya? untuk menghadapi situasi tersebut Bank Victoria mengambil sejumlah langkah perbaikan. Mulai dari penyaluran kredit yang dilakukan dengan lebih selektif, mulai berfokus terhadap penyaluran kredit untuk segmen UMKM (tahun 2024 sudah mencapai Rp 3 triliun), melakukan pemangkasan bunga DPK hingga dibawah 1%, kemudian menjual agunan yang telah disita (AYDA) secara segera, hingga melakukan digitalisasi dengan terus mengembangkan produk digital mereka.

Selain itu, salah satu momentum utama BVIC sendiri juga datang dari adanya pernyataan langsung dari pemerintah untuk menjadikan BVIC sebagai bank persepsi, dimana bank tersebut melayani pembayaran pajak, bea cukai, dan segala macam administratif pemerintah lainnya melalui BVIC. Hal tersebut berpotensi menjadi keuntungan tersendiri bagi BVIC, sehingga BVIC berpotensi mengakuisisi calon nasabah baru.

Alhasil, pada tahun 2022 perusahaan berbalik menjadi untung. BOPO semakin mengecil di angka 80an persen, dimana pada tahun tahun kerugian sebelumnya, BOPO BVIC mencapai lebih dari 100%. Pencapaian tersebut masih konsisten hingga kuartal 1 tahun 2025.

Memang jika melihat kinerja BVIC secara keseluruhan dapat dikatakan cukup menarik. Namun di sisi lain, perjalanan BVIC untuk naik kelas setidaknya sampai ke KBMI 2 atau 3 masih sangat panjang dan memakan waktu yang sangat lama. Hal tersebut yang membuat saham yang satu ini cukup stagnan dan cenderung kurang likuid dari sisi pergerakan harga saham. Selain itu, dari sisi LDR perbankan yang mencapai 88% pada tahun 2024, mengindikasikan bahwa ruang pertumbuhan kreditnya sedikit terbatas. Namun apabila BVIC berhasil meningkatkan DPK nya, tentu tidak akan menjadi masalah.

Berikut merupakan sharing saya soal BVIC.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy