Anomali Tung Tung Tung Sahur di IHSG
Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Di IHSG, anomali harga saham bukan cuma hal sesekali terjadi, tapi sudah jadi rule of the game. Banyak saham yang cetak laba besar, cashflow lancar, bahkan rajin bagi dividen, tapi harga sahamnya stagnan, malah ada yang turun. Sebaliknya, ada saham yang rugi ratusan miliar, cashflow amburadul, bahkan mendekati bangkrut, tapi bisa terbang puluhan bahkan ratusan persen hanya dalam waktu 6-12 bulan terakhir. Dari data yang tadi ditampilkan, pola ini kelihatan jelas dan terang benderang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lihat saja $TGUK dan BTEK, dua emiten yang labanya minus, TGUK rugi Rp82 M, BTEK rugi Rp31 M, tapi harganya terbang masing-masing 174% dan 150% dalam 1 tahun terakhir (YTD 2025). Tanpa perubahan fundamental yang signifikan, lonjakan ini tidak bisa dijelaskan secara rasional kecuali dari satu kata, bandar. Begitu juga dengan ALTO (rugi Rp25 M, tapi naik 63%) atau UNSP (rugi Rp224 M, tapi naik 48%) dalam periode yang sama. Artinya, di pasar Indonesia, bukan kinerja yang menentukan arah harga, tapi niat dan kekuatan bandar.
Sebaliknya, saham seperti $CPIN, $MYOR, dan CMRY yang mencetak laba ratusan miliar hingga triliunan malah nyungsep. CPIN cetak laba Rp1.537 M tapi saham turun -7,57% dalam 1 tahun terakhir. MYOR laba Rp689 M tapi turun -12,24%. Bahkan ICBP dengan laba Rp2.657 M cuma naik 4,62%. Semua ini menunjukkan bahwa meskipun mereka punya fundamental kuat, kalau tidak ada bandar yang ngangkat, harga saham bisa stuck atau turun bahkan dalam time frame sepanjang 12 bulan.
Di sinilah logikanya.
Kalau kamu cari saham yang naik harga dalam 6-12 bulan ke depan → bandar adalah kunci.
Kalau kamu cari saham yang bagi dividen rutin → laba dan cashflow adalah kunci
Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Bandar tidak peduli kamu suka fundamental atau enggak. Kalau mereka mau cari exit liquidity, mereka bisa goreng saham rugi sekalipun, asal ada akses repo saham ke sekuritas yang baik hati dan cukup longgar soal jaminan. Bisa minjam duit dari bank pakai saham itu sebagai agunan, dengan oknum manajer risiko dan kredit yang bisa diajak kongkalikong. Ada pasar ritel yang masih percaya sama narasi backdoor listing, new business, atau saham unicorn berikutnya.
Di sisi lain, saham yang punya laba besar dan cashflow sehat memang punya potensi dividen, tapi itu saja tidak cukup untuk menaikkan harga kalau tidak ada demand tambahan yang didorong bandar. Makanya, saham seperti INDF, SIMP, dan LSIP yang sebenarnya mencetak laba tetap, baru bisa naik kalau ada sentimen naik dari grup atau rotasi sektor. Tapi itu pun terjadi dalam time frame yang lama, bukan instan. Bahkan LSIP yang naik 59% pun butuh waktu beberapa bulan dan dibantu oleh rally sawit.
IHSG bukan soal siapa paling untung, tapi siapa yang pegang kendali harga. Kalau mau cari dividen, cari laba dan arus kas. Tapi kalau mau cari cuan dari harga dalam 1 tahun ke depan, lacak siapa yang akumulasi dan distribusi. Karena di bursa kita, fundamental bisa kalah oleh narasi, dan logika kalah oleh niat bandar.
Ini fakta.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/9