imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Susu Siapa yang Paling Besar Labanya: $ULTJ vs $DMND vs $ICBP

Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau lagi bahas soal saham yang main di industri susu, rasanya nama-nama seperti ICBP, ULTJ, dan DMND nggak mungkin luput dari pantauan. Tiga-tiganya punya pendekatan bisnis yang sangat berbeda, meskipun sama-sama main di dairy. Tapi justru karena itulah, perbandingannya jadi makin menarik, karena kita bisa lihat dari dekat gimana tiga perusahaan dengan strategi dan struktur yang sangat berbeda bisa menghasilkan performa dan profil risiko yang juga beda jauh. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

ICBP sebenarnya bukan pure player di dairy, karena jantung bisnis mereka itu jelas ada di mie instan. Tapi mereka tetap punya lini susu yang dikelola lewat dua entitas utama, Indolakto dan Indokuat. Gabungan aset segmen ini per akhir Maret 2025 sebesar Rp8,15 Triliun.

Kalau dibandingkan dengan total aset konsolidasi ICBP yang mencapai Rp130,73 Triliun, porsinya cuma 6,2%. Dari sisi penjualan, segmen dairy menyumbang Rp2,72 Triliun atau sekitar 13,5% dari total revenue grup. Memang bukan angka kecil, tapi juga belum bisa disebut andalan.

Dari sisi profitabilitas, segmen ini menghasilkan laba operasi Rp292 Miliar, yang setara 5,7% dari total laba operasi. Artinya, meskipun penjualannya cukup signifikan, margin usahanya cuma sekitar 10,7%, masih tergolong tipis apalagi kalau dibandingin dengan kompetitor pure dairy. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Yang juga penting dicatat, capex untuk segmen susu ini di Q1 hanya Rp33 Miliar, padahal beban depresiasi udah Rp128 Miliar. Artinya, secara investasi, ICBP belum terlalu serius nambah otot di dairy. Tambah lagi, Indolakto juga punya goodwill Rp1,42 Triliun, ini indikasi bahwa segmen susu ICBP bukan dibangun dari bawah, tapi dari akuisisi, yang tentu ada risiko tersendiri soal efisiensi dan return ke depan.

Sekarang kita lihat ke ULTJ, alias Ultrajaya. Ini dia contoh textbook dari perusahaan yang fokus, rapi, dan tahu persis kekuatan dirinya. Pendapatan mereka di Q1 2025 memang turun tipis 0,6% YoY jadi Rp2,28 Triliun. Tapi gross profit-nya justru naik dari Rp777 Miliar ke Rp793 Miliar. Dan lebih penting lagi, gross margin-nya naik dari 33,8% ke 34,7%. Ini gila sih, apalagi di tengah tekanan harga bahan baku dan energi, bisa ngejaga margin segede itu jelas bukan kerja asal-asalan.

Salah satu jurus pamungkas mereka ada di model contract manufacturing. Mereka bukan cuma produksi buat merek sendiri, tapi juga produksi buat perusahaan lain. Contoh paling besar ya Buavita dan Go-Go yang diproduksi untuk Unilever, nilainya sampai Rp400 Miliar per kuartal. Mereka juga produksi susu Morinaga untuk Sanghiang Perkasa senilai Rp10 Miliar. Jadi, alih-alih membiarkan kapasitas produksi nganggur atau hanya bergantung pada brand sendiri, mereka maksimalkan pabriknya dengan produksi pihak ketiga. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Hasilnya jelas, efisiensi tinggi, utilisasi mesin maksimal, dan margin tetap tebal meskipun revenue stagnan. Pendekatan ini bikin ULTJ kelihatan sangat kokoh dari sisi sustainability. Bahkan tanpa ekspansi agresif, mereka bisa cetak margin yang susah disaingi.

DMND alias Diamond Food Indonesia punya cerita yang beda lagi. Mereka memang terkenal lewat produk-produk beku dan susu segar, tapi strategi intinya bukan produksi massal sendiri.

Mereka lebih jago di distribusi dan kerja sama brand global. Lewat anak usaha Sukanda Djaya, mereka jadi distributor resmi produk macam Nutella, Kinder Joy, kentang McCain, bahkan punya lisensi untuk produksi dan jualan produk dari ABF Plc. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Pendekatan ini bikin mereka bisa mendongkrak revenue dengan cepat. Di Q1 2025, revenue mereka naik 5,2% YoY ke Rp2,55 Triliun, paling tinggi di antara ketiganya. Tapi gross profit mereka justru turun, dari Rp517 Miliar ke Rp507 Miliar. Gross margin pun turun dari 21,3% ke 19,8%. Ini jelas sinyal bahwa mereka tumbuh secara volume tapi profitabilitas per unit-nya menurun. Kenapa bisa begitu? Kemungkinan besar karena kerja sama distribusi dan lisensi punya margin yang lebih tipis dibanding produksi in-house.

Bisa juga karena ada kenaikan biaya logistik atau distribusi yang nggak bisa langsung di-pass ke konsumen. Intinya, strategi DMND berhasil dorong top line, tapi bottom line-nya kena tekanan. Cocok buat ekspansi, tapi butuh kerja ekstra untuk jaga margin supaya nggak makin tipis.

Dari sisi struktur entitas, ICBP kelihatan paling rumit. Segmen susunya dijalankan lewat anak dan cucu usaha, Indolakto dimiliki lewat SAJ, dan Indokuat dimiliki lewat Indolakto. Model kayak begini bikin hasil usaha segmen susu tidak semuanya bisa langsung dinikmati pemegang saham ICBP, karena ada porsi untuk non-controlling interest. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Beda dengan ULTJ dan DMND yang lebih sederhana dan terkonsolidasi penuh, sehingga semua laba bersih benar-benar milik pemegang saham induk. Ini penting banget buat investor yang ngincer kualitas laba dan konsistensi arus kas.

Kalau ditanya siapa yang lebih unggul dari sisi margin, jawabannya jelas ULTJ. Gross margin mereka tembus 34,7%, jauh mengungguli DMND (19,8%) dan ICBP di segmen susu (10,7%). ULTJ juga unggul di efisiensi, dengan kemampuan menjaga profit meski revenue flat.

Tapi kalau bicara growth, DMND bisa dibilang paling agresif. Revenue mereka naik paling tinggi dan strategi distribusi-lisensi terbukti efektif membuka pasar baru, walaupun dengan trade-off di margin. ICBP sendiri ada di tengah-tengah, dari sisi volume lumayan, dari sisi margin belum terlalu menonjol, dan dari sisi strategi masih terlihat segmen susunya belum diprioritaskan penuh.

Jadi kalau investor cari perusahaan dengan pertumbuhan tinggi dan pasar luas, DMND mungkin cocok, asalkan siap dengan risiko margin yang fluktuatif. Buat yang fokus ke margin kuat, kestabilan laba, dan efisiensi tinggi, ULTJ adalah pilihan paling aman. Sementara ICBP, meskipun besar dan punya brand kuat kayak Indomilk dan Milkuat, lini dairy-nya belum jadi tulang punggung. Masih tergolong side business dibanding divisi mie yang memang mendominasi secara aset, revenue, dan laba. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dalam jangka panjang, kinerja saham sektor susu ini akan sangat dipengaruhi oleh arah strategi masing-masing. Apakah ICBP bakal berani mengucurkan capex lebih besar untuk perkuat dairy? Apakah ULTJ bisa terus menjaga efisiensi ketika bahan baku naik? Dan apakah DMND mampu mempertahankan pertumbuhan tanpa mengorbankan margin lebih jauh? Itu semua adalah pertanyaan penting untuk investor ritel yang nggak cuma cari cerita manis di label susu, tapi juga pengembalian modal yang sehat dan berkelanjutan di portofolio.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/7

testestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy