Apakah Analisis Kenal Bandar Lebih Penting dari Pada Analisis Fundamental?
Dalam dunia saham, ada dua pendekatan utama yang sering diperdebatkan, yaitu analisis fundamental versus analisis kenal bandar. Yang satu berbasis data, laporan keuangan, dan rasio-rasio seperti ROE, NPM, DER, dan kawan-kawan. Satunya lagi berbasis jaringan, kedekatan, dan informasi dari dalam. Sayangnya, di bursa Indonesia yang penuh aroma gorengan, pendekatan kedua sering kali lebih menentukan nasib portofolio. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Analisis fundamental itu cocok untuk investor yang memang rela nyangkut jangka panjang. Tipe yang kalau harga saham turun malah beli lagi karena percaya pada nilai intrinsik. Mereka ini biasanya tidak peduli siapa yang sedang megang saham itu, tidak kenal siapa bandarnya, dan tidak tahu kapan saham bakal digoreng. Yang mereka pegang cuma keyakinan bahwa kalau laporan keuangannya bagus dan valuasinya murah, maka harga akan naik suatu saat nanti, entah minggu depan, tahun depan, atau tidak sama sekali.
Masalahnya, pasar nggak selalu logis. Contoh paling brutal adalah saham-saham seperti BBHI, BBYB, dan $ARTO di era 2021–2022. Saham itu bisa naik ribuan persen, padahal kalau dibedah pakai metode fundamental sampai mata melotot berdarah-darah, nggak ada justifikasi kenapa saham bank digital bisa terbang dan valuasinya bisa segila itu. ROE jeblok, NPL seram, efisiensi amburadul, bahkan kadang belum untung. Tapi tetap saja terbang. Kenapa? Karena ada bandar yang sedang main. Kalau kamu kenal bandarnya, misalnya ternyata bapakmu pemilik bank yang lagi mau dijual ke grup konglomerat, atau kamu nongkrong di circle yang tahu siapa yang akan goreng sahamnya, maka kamu bisa ikut nikmatin cuan besar tanpa perlu hitung-hitungan laba rugi, tidak usah baca laporan keuangan.
Contoh lain, $PANI. Dulu ini perusahaan pengalengan ikan. Tidak ada yang spesial. Secara fundamental, tidak masuk akal kalau saham seperti ini bisa naik puluhan ribu %. Tapi ternyata, PANI jadi proyek backdoor listing untuk megaproyek properti milik grup besar. Apakah analis-analis fundamental bisa tahu itu dari laporan keuangan? Tidak. Tapi kalau kamu kenal bandar yang dulu pernah goreng saham bank digital, dan ternyata mereka juga yang lagi pegang PANI, kamu tinggal ikut naik sebelum retail lain sadar. Selesai. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Bahkan kalau pakai analisis RNAV properti, PANI masih kalah jauh dibanding BSDE, CTRA, atau PWON yang punya cadangan lahan besar dan proyek yang jelas. Tapi kenapa yang terbang justru PANI? Jawabannya sederhana, karena yang satu punya bandar dan yang lain tidak.
Jadi, kenalan sama bandar itu penting. Bukan buat ikut manipulasi ya, tapi minimal supaya ngerti siapa yang pegang kendali. Kalau tidak punya kenalan circle bandar, ya sudah, jangan iri. Belajar saja analisis fundamental. Meskipun tetap ada risiko laporan keuangan dimanipulasi seperti kasus GIAA, SRIL, dan AISA dulu, tapi setidaknya masih ada harapan dapat dividen atau jadi saham takeover.
Karena fakta sederhananya adalah bahwa yang menggerakkan harga saham adalah bandar, bukan fundamental. Bandar kaya = saham terbang. Bandar kere = saham nyungsep. Sesimpel itu.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$PACK