imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Sore tadi Kota dan Kab. Tangerang, Banten mengalami kemacetan parah.
Sampai tengah malam macetnya belum kelar.

Salah satu penyebab utama adalah banjir di Tol Jakarta-Tangerang Km.24 akibat luapan Kali Sabi setelah hujan deras yang cukup lama (tapi tidak seharian).
https://cutt.ly/IrRCMq41

Kali Sabi ini selalu jadi penyebab banjir di pemukiman sepanjang alirannya dari hulu di wilayah selatan Kab. Tangerang (Kec. Legok), hingga bertemu Sungai Cisadane di Kota Tangerang (Kec. Periuk).

Nih saya sebut satu-satu area di Tangerang yang langganan banjir akibat Kali Sabi (dari utara ke selatan) :
Pondok Arum, Periuk Jaya, Benua Indah, Taman Cibodas, Perumnas IV, Perumnas III, Harapan Kita, 'Lippo Karawaci', Saribumi Indah, Binong Permai.
Total jarak rentetan yang saya sebut ini lebih dari 10 km garis lurus.

Nah pasti yang tinggal di luar Tangerang lebih familiar tuh dengan perumahan yang saya kasih tanda '...'
Dan kebetulan yang tadi banjir di titik jalan tol Km.24 juga sebelahan dengan perumahan ini.

Namun yang lebih mengkhawatirkan dari si Lippo Karawaci yang padahal udah sering kebanjiran gara-gara Kali Sabi.

Eh malah dia bangun lagi Park Serpong dan lanjutan Cendana series di bagian hulu Kali Sabi di Bojong Nangka (Kec. Kelapa Dua), Curug Wetan (Kec. Curug), dan Kec. Legok.

Lokasinya sebelahan pula dengan Danau Cadas dan Danau Gawir yang seharusnya bisa jadi retensi penampungan air wilayah hulu Kali Sabi.

Moga aja danau dan badan sungainya gak dibabat jadi bangunan juga.

Kalau cek website BHUMI Kementerian ATR BPN, memang sih sungainya gak disertifikatkan.
Tapi kok ya batas sertifikatnya mepet bener sama pinggir sungai. Boleh emangnya ya? 馃

Selain itu, dulunya lahan ini juga masih berupa sawah, kebun, empang, ruang terbuka (ada cuplikan citra historis Google Earth tahun 2017).

Kapasitas resapan air dulunya tentu lebih besar dibandingkan sekarang yang sudah diurug tanah, lalu dijadikan jalan perumahan dan bangunan.

Pertanyaannya, ketika dulu masih ada area resapan pun Kali Sabi udah banjir, apalagi sekarang dan nanti kedepannya ?

Mau bagian hilir dikeruk terus, dibersihin terus, kalau bagian hulunya gak beres ya tetep aja banjir.
Sia-sia anggaran bersihin kali di hilir cuma jadi formalitas belanja pake APBD.

Maka itu cuma bisa berharap Gubernur Banten Andra Soni, Walikota Tangerang Sachrudin, Bupati Tangerang Maesyal Rasyid.
DPRD nya juga mana nih.

Contohlah sedikit itu Gubernur Jabar 'Bapak Aing' Dedi Mulyadi, Walikota Bekasi Mas Tri, Bupati Bekasi 'Raja Bongkar' Ade Kunang.

Coba review lagi tata ruang Kabupaten, Kota, dan Provinsi. Tinjau langsung ke lapangan.
Kalo pun emang $LPKR udah bener, pastikan pembangunannya tidak ganggu fungsi resapan air.

Kalo bisa Pemda atur, syaratkan, dan ajak dengan kesadaran LPKR untuk sisakan tanah sedikit buat dibikin retention pond, danau buatan. Kan bisa jadi CSR tuh.
Preservasi dan lebarkan juga badan sungai di hulunya, hijaukan.

Upaya ini bisa menahan debit air Kali Sabi gak langsung turun ke hilir.

Sekarang Bekasi udah mau balik ke bumi. Tangerang jangan malah jadi planet lain, macet banjir dimana-mana.
Padahal perumahan elit, emiten properti besar ngumpul semua di Tangerang 馃

Gak mau nyalahin LPKR, tapi kok ya faktanya gak bisa dielakkan.
Pembangunan paling masif di hulu Kali Sabi ya cuma oleh LPKR ini.

Track record perusahaan kurang baik.
Track record Pemda Provinsi Banten dan Kabupaten Tangerang juga kurang baik soal penerbitan sertifikat dan pengaturan tata ruang, udah jelas itu sertifikat laut afiliasi PIK2 jadi contoh.

Sulit percaya.

Ini baru satu sungai, Kali Sabi, belum sungai dan saluran air lain di Tangerang dan Banten yang bikin banjir.

$LPCK $JSMR

Read more...

1/9

testestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy