Alasan Harus Menjauhi Saham Hype Dengan Valuasi Super Mahal!!!
Ada yang pernah nyangkut di pucuk karena FOMO beli saham yang lagi hype, pastinya bikin pusing ya?
Saham hype ketika pandemi kemarin ada saham INAF, harga sahamnya pada awal tahun 2021 pernah menyentuh level Rp7.350 (PBV sekitar 50x), dan saat ini harga sahamnya udah turun signifikan sebesar 98% menjadi Rp126.
Kalau kita lihat saat itu kinerja laba bersih secara tahunan juga tidak bagus, bahkan terus merugi sejak tahun 2021 hingga saat ini. Hype saham INAF saat itu karena adanya vaksin yang diproyeksi bisa menguntungkan saham INAF.
Saham hype lainnya ada ARTO, yang harga sahamnya pernah menyentuh Rp19.500 pada bulan Januari 2022, namun harga sahamnya udah turun 90% menjadi Rp1.960.
Kita lihat dari sisi laba bersihnya sendiri memang pernah mencapai Rp86 miliar pada tahun 2021, namun setelah itu jatuh dan berangsur-angsur membaik. Namun yang menjadi perhatian sebenarnya pada sisi valuasi harga saham ARTO, yang saat itu untuk PBV-nya pernah menyentuh sekitar 30x, sedangkan PER mencapai ribuan kali.
Terakhir ada saham milik Prajogo Pangestu yaitu BREN yang harga saham tertingginya mencapai Rp12.200. Saat ini harga sahamnya udah turun banyak menjadi Rp6.575. Meskipun harga saham udah turun 46%, tapi valuasi PBV dengan harga saham saat ini masih tinggi mencapai 90x dan PER 365x.
Dari case diatas kita jadi tahu, ketika saham hype hilang, maka harga saham tersebut akan kembali ke fundamental aslinya, karena saham bubble itu pasti akan pecah juga pada akhirnya. Sehingga bagi kita yang tidak punya waktu untuk memantau market dan tidak tahu mana saham yang akan hype, kita fokus saja ke fundamental perusahaan.
Kamu ada yang pernah cuan atau masih nyangkut di emiten-emiten tersebut?
$INAF $ARTO $BREN
1/5