imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

SMART MONEY CONCEPT

Smart Money Concept (SMC) sebenarnya bukan metode baru, tapi cara pandang yang lebih dalam terhadap bagaimana pasar itu bekerja. Kalau selama ini orang-orang terlalu fokus sama indikator-indikator standar—MACD, RSI, moving average—SMC ngajarin kita buat ngelihat pasar dari sudut pandang lain. Karena faktanya, market itu nggak netral, ada kepentingan tertentu yang menggiring harga. Harga nggak naik atau turun cuma karena supply and demand ritel. Yang bener, harga digerakin sama pemain besar—bank, institusi, market maker—yang punya cukup kekuatan buat bikin market bergerak sesuai arah yang mereka mau.

SMC mengajarkan bahwa pergerakan harga itu nggak random. Justru penuh niat dan strategi dari yang punya modal besar. Mereka nggak bisa asal entry kayak trader ritel karena order mereka terlalu gede. Jadi yang mereka lakukan adalah nyari likuiditas. Nah, di sinilah menariknya: mereka tahu di mana para trader naruh stop loss, di mana orang banyak yang masuk posisi, dan mereka akan sengaja giring harga ke sana supaya bisa isi posisi mereka. Biasanya harga sengaja ditembus dikit ke atas resistance atau ke bawah support, buat pancing stop loss retail, baru setelah itu dibalik arahnya. Jadi kalau kamu sering kena fake breakout, bisa jadi itu bukan kamu yang salah, tapi memang kamu lagi dimanfaatkan buat nyediain likuiditas.

Nah, cara kita baca pasar kalau pakai pendekatan SMC itu beda total. Kita mulai dari ngelihat struktur pasar. Bukan cuma higher high atau lower low, tapi kita lihat gimana harga bergerak secara logis. Ada momen akumulasi—di mana institusi nyicil beli tanpa bikin harga naik kenceng. Lalu ada ekspansi—fase di mana harga mulai digerakin ke arah sebenarnya setelah posisi mereka masuk. Habis itu distribusi, di mana posisi mereka dilepas pelan-pelan. Kalau kamu bisa baca siklus ini, kamu jadi tahu kapan waktunya ikut, dan kapan waktunya mundur.

Salah satu hal penting dalam SMC adalah order block. Ini adalah candle terakhir sebelum harga benar-benar bergerak kuat, yang dianggap sebagai tempat institusi buka posisi besar. Jadi waktu harga balik ke area ini, biasanya ada reaksi, entah itu pantulan atau bahkan pembalikan tren. Banyak trader SMC nungguin harga retest ke order block dulu sebelum entry. Nggak langsung loncat cuma karena harga break struktur.

Selain itu, ada yang namanya imbalance, atau fair value gap. Ini adalah area kosong di chart—biasanya waktu harga naik atau turun terlalu cepat dan nggak sempat ditradingkan. Market secara alami bakal balik buat isi gap itu, karena sifat pasar pengen seimbang/mean reversal. Makanya kalau kamu lihat candle gede yang langsung nembus, besar kemungkinan harga bakal balik dulu ke tengah-tengahnya buat “ngisi ulang”.

Yang juga harus diperhatikan adalah likuiditas. Di dunia SMC, likuiditas itu penting karena menjadi target harga. Harga cenderung bergerak ke tempat yang banyak likuiditasnya—misalnya di atas resistance yang udah sering diuji, karena di sana banyak stop loss posisi short. Atau tempat yang biasanya tinggi volume Volume Profilenya. Nah, pas harga nyampe sana, bukan berarti break out, bisa jadi itu cuma buat “makan likuiditas” sebelum dibalik lagi. Ini yang sering bikin trader ritel frustasi, karena mereka masuk posisi sesuai textbook, tapi harga malah berbalik. Di sinilah SMC kasih perspektif baru: jangan buru-buru masuk. Biarkan harga nyentuh zona yang dimau smart money, lihat REAKSI/PRICE ACTION, baru kamu ikut.

Konsep - konsep dan cara pandang secara teknikal ini akan diajarkan semua dalam TA Workshop yang akan diadakan besok Sabtu dan Minggu memalui Zoom GoInvest sehingga kamu jadi paham bagaimana tingkah laku pergerakan pasar.

Gabung Workshop melalui link:
https://cutt.ly/krRujayj

$PANI $BRPT $CDIA

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy