$CPIN LK Q1 2025: Menjaga Margin
Request salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau ada satu emiten di sektor agribisnis yang tetap kelihatan sehat di tengah naik-turunnya harga ayam dan jagung, CPIN adalah kandidat kuat. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk adalah anak kandung dari konglomerasi CP Group Thailand, pemain raksasa di sektor protein Asia. Lahir tahun 1972, CPIN sudah menjalankan rantai pasok penuh dari pakan ternak, pembibitan, pembesaran ayam, sampai makanan olahan. Saat ini mayoritas saham (55,5%) dikuasai oleh CP Indonesia Group, sisanya dimiliki publik (38,5%) dan UBS nominee, dengan total saham beredar 16.398 miliar lembar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Model bisnis CPIN tergolong terintegrasi secara vertikal dan sudah mapan. Dari sisi hulu, perusahaan membeli jagung lokal dan bungkil kedelai impor dari berbagai pemasok tanpa ketergantungan tunggal, kemudian diolah jadi pakan ternak di feedmill milik sendiri. Produk pakan ini lalu disalurkan ke peternakan internal maupun peternak plasma yang bekerja sama. Dari peternakan, mereka hasilkan DOC (day-old chick) dan broiler yang kemudian masuk ke unit pemotongan dan makanan olahan. Produk akhir masuk ke pasar ritel, restoran cepat saji, dan didistribusikan lewat anak usaha Primafood. Siklus bisnis CPIN bisa dibilang recurring karena ayam dan pakan adalah kebutuhan bulanan, bukan proyek jangka panjang. Revenue perusahaan sangat tersebar, tidak ada satu pelanggan pun yang menyumbang lebih dari 10%, artinya risiko konsentrasi minim.
Revenue Q1 2025 tembus Rp17,7 triliun, naik 11% yoy. Gross profit naik ke Rp3,13 triliun dengan margin 17,7% (tahun lalu cuma 13,4%), dan laba bersih melonjak 116% jadi Rp1,538 triliun. Yang menarik, arus kas operasional (CFO) bukan cuma ikut naik, tapi tembus Rp2,598 triliun, lebih besar dari laba bersih. Rasio CFO/laba bersih 1,7x menunjukkan bahwa ini bukan laba semu. Capex juga kecil, cuma Rp226 miliar, bikin free cash flow (FCF) jadi Rp2,29 triliun. Rasio FCF/Revenue 12,9%, jauh di atas mayoritas emiten lain di sektor yang sama. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi neraca, CPIN termasuk defensif. Total kas dan setara kas Rp5,774 triliun hampir menutup total utang berbunga Rp7,208 triliun. Debt-to-equity ratio cuma 0,23. Rasio kas terhadap utang jangka pendek 1,3x, jadi bahkan kalau semua bank tarik fasilitas, CPIN bisa bayar. Tidak ada red flag di goodwill (cuma Rp445 miliar) atau piutang-pihak berelasi. Royalti ke CP Thailand sebesar Rp182 miliar pun terbilang wajar dan stabil dari tahun ke tahun, tidak menunjukkan pola pengurasan laba.
Tapi tentu saja tidak semua sempurna. Persediaan CPIN mencapai Rp8,37 triliun, sekitar 57% dari COGS kuartalan. Artinya stok setara hampir dua bulan, dan ini bisa jadi problem kalau harga ayam tiba-tiba anjlok atau jagung mendadak murah. Selain itu, piutang usaha Rp2,72 triliun dan sekitar 13% sudah lewat 180 hari, cukup besar, walau sudah ada pencadangan ECL. Beban operasional kas (distribusi dan logistik) juga sempat naik 116% yoy, padahal secara akrual SGA hanya naik 0,8%. Ini perlu diawasi karena bisa menggerus margin kalau terus dibiarkan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Namun kelemahan ini bisa ditutup oleh kekuatan kas dan operasional. CFO lebih besar dari laba, kas lebih besar dari utang jangka pendek, margin feed stabil, dan ayam olahan tumbuh. Tapi kalau dalam dua kuartal ke depan harga jagung dan ayam berubah arah, dan inventory makin bengkak, situasinya bisa cepat berubah. Terutama kalau FCF mendadak negatif dan margin kotor jeblok di bawah 12%.
Dari sisi valuasi, CPIN saat ini di harga Rp4.610 berarti market cap Rp75,6 triliun. EPS Q1 adalah Rp94 per saham, kalau disetahunkan jadi Rp376 → PER forward sekitar 12,3x. Book value Rp1.941 → PBV 2,38x. EV/EBITDA sekitar 7,7x dan EV/FCF 8,4x.
Bandingkan dengan rerata sektor protein Asia (PER 15–20, EV/EBITDA 9–11), valuasi CPIN masih moderat. Tidak diskon banget, tapi belum mahal juga. Jadi ini bukan hidden gem kecuali harganya anjlok di bawah harga Rp3.000. Valuasi sekarang berdiri di tengah-tengah, ayam yang tidak terlalu murah tapi sehat secara kas.
Valuasi ideal CPIN bisa berada di PER 15 jika laba bisa bertahan di atas Rp6 triliun setahun dan free cash flow tetap positif. Itu artinya harga saham bisa wajar di kisaran Rp5.600–5.800. Tapi untuk itu, syaratnya cukup ketat yakni margin harus bertahan di atas 17%, inventory tidak boleh tambah 1 triliun lagi, dan piutang tua harus ditekan. Kalau syarat gagal, misal margin drop, FCF negatif, dan kas dikikis buat nutup modal kerja, maka market bisa rerate CPIN ke PER 10. Artinya harga bisa nyeret turun ke Rp3.700–3.900. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Sebagai investor, harapan realistisnya adalah CPIN tetap jadi cash-cow yang disiplin, bukan ekspansi brutal yang makan utang. Kalau margin feed terjaga dan ayam olahan naik porsi, rerating akan datang secara natural. Tapi kalau kita lihat gross margin mulai ambles dan CFO menurun, saatnya realistis, tahan kalau masih aman tapi cut kalau sinyal value trap mulai muncul.
Jadi CPIN adalah perusahaan ayam yang dikelola seperti bank karena bersifat konservatif, hemat, dan likuid. Di sektor yang rawan gejolak harga dan force majeure, karakter seperti ini jauh lebih penting daripada sekadar pertumbuhan. Dan itu yang bikin CPIN bisa bertahan puluhan tahun, bahkan saat banyak kompetitornya sudah jadi ayam goreng. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10