IPO $COIN: Apakah Bagus?
Request salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Di tengah euforia pasar IPO Indonesia yang makin ramai, kemunculan saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk atau COIN layak banget jadi sorotan khusus. Soalnya ini bukan IPO biasa. COIN adalah pionir sektor kripto pertama yang listing di Bursa Efek Indonesia, dan langsung menguasai dua pilar penting di industri ini, yaitu bursa kripto resmi bernama Central Finansial X atau CFX dan kustodian aset digital PT Kustodian Koin Indonesia atau ICC. Dengan statusnya sebagai perusahaan kripto pertama yang berani tampil di lantai bursa, wajar kalau IPO ini memancing hype dan rasa penasaran. Tapi di balik semua narasi teknologi, ada cerita yang jauh lebih kompleks, terutama soal siapa sebenarnya pemilik utamanya, Andrew Hidayat, dan kenapa nama dia bikin banyak investor tarik napas panjang sebelum klik tombol subscribe. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi angka, COIN menawarkan maksimal 2,2 miliar saham atau sekitar 15 sampai 25 persen dari total modal ditempatkan, di rentang harga Rp100 sampai Rp105 per lembar. Artinya mereka membidik dana segar sekitar Rp231,6 miliar. Penawaran umum dijadwalkan dari 2 sampai 7 Juli 2025, dan kalau lancar, sahamnya bakal resmi diperdagangkan di BEI tanggal 9 Juli 2025. Alokasi dana IPO lumayan jelas, 85 persen buat modal kerja CFX yang mencakup penguatan cloud service, sistem keamanan IT, dan likuiditas bursa, sedangkan 15 persen sisanya buat operasional ICC, terutama pengembangan blockchain wallet dan sistem keamanan data digital.
Yang mengejutkan, laporan keuangannya melonjak drastis. Dari pendapatan hanya Rp36 juta di 2023, tiba-tiba meledak jadi Rp101 miliar di 2024. Dari rugi Rp495 juta, mereka langsung cetak laba bersih Rp43 miliar. Tapi jangan buru-buru terpesona, karena di sisi lain, arus kas operasional mereka justru minus Rp21 miliar akibat pengeluaran besar buat bayar vendor IT. Ini yang harus diwaspadai, walau laba kelihatan gede, kalau uang masuknya malah minus, bisa jadi pertumbuhan ini belum sepenuhnya organik. Apalagi struktur pendapatannya sangat bergantung pada fee transaksi kripto, yang notabene sangat fluktuatif tergantung sentimen dan harga pasar kripto global. Dari sisi valuasi, COIN dipatok di PBV 1,13 sampai 1,19 kali dan PER 33 sampai 35 kali, di atas rata-rata sektor teknologi lokal, bahkan lebih premium dari beberapa perusahaan digital mapan. Padahal, potensi dividen yield-nya cuma 1 sampai 2 persen. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Masuk ke bagian paling panas, siapa pengendali COIN? Jawabannya adalah Andrew Hidayat. Lewat kepemilikannya di MMS Group Indonesia (MMSGI), dia menguasai 55 persen saham perusahaan induk bernama PT Megah Perkasa Investindo, yang saat ini menjadi pemegang saham terbesar COIN dengan porsi 28,22 persen sebelum IPO. Nama Andrew mungkin tidak asing buat yang pernah ngikutin berita kasus korupsi. Di tahun 2015, dia terbukti menyuap Bupati Tanah Laut untuk akuisisi tambang batu bara dan divonis dua tahun penjara plus denda Rp200 juta. Belum selesai, pada 2023 namanya kembali mencuat dalam skandal lelang aset Jiwasraya, di mana salah satu perusahaannya menang lelang PT Gunung Bara Utama seharga Rp1,94 triliun, padahal valuasi wajar perusahaan tersebut ditaksir mencapai Rp12 triliun. Kasus ini bahkan sempat dilaporkan ke KPK karena dianggap berpotensi merugikan negara. Dan seolah belum cukup, ekspansi bisnis Andrew Hidayat lewat MMSGI juga banyak dipertanyakan. Dari tambang, dia masuk ke properti, data center (Bitera), sampai kripto, semuanya cepat, agresif, dan sering melibatkan nama-nama besar nan kontroversial macam Boy Thohir $ADRO.
Dengan latar belakang seperti itu, isu tata kelola jadi pertanyaan besar. Apakah COIN bisa meyakinkan investor bahwa bisnis mereka profesional dan bersih, terlepas dari masa lalu pemiliknya? Beberapa pengamat bahkan bilang bahwa kepercayaan publik bisa runtuh kalau OJK tutup mata terhadap rekam jejak pidana pemilik emiten. Sentimen ini bisa jadi bom waktu. Apalagi pasca IPO, cuma 15 persen saham yang beredar di publik. Artinya likuiditas bisa tipis dan harga sangat rentan dimanipulasi, naik turun hanya karena rumor. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau mau bandingkan COIN dengan emiten teknologi lain, kelihatan banget bahwa valuasinya premium tapi risikonya juga tinggi. Misalnya DCII yang main di sektor data center punya PBV sampai 5,2 kali, tapi mereka punya arus kas yang solid. Sementara COIN masih minus cashflow-nya. CoreWeave di Amerika bahkan sampai harus turunkan valuasi karena pasar makin selektif dan risiko makroekonomi semakin berat. Bedanya, COIN bukan pemain global dan masih sangat bergantung pada pasar lokal serta regulasi dalam negeri.
Jadi COIN memang menawarkan potensi sebagai benchmark awal sektor kripto di BEI. Dengan jumlah investor kripto di Indonesia yang sudah menyentuh 14 juta orang, pasar ini memang menjanjikan. Tapi kalau dibongkar lebih dalam, banyak red flag soal governance dan ketergantungan pada pemilik yang punya sejarah hukum kurang bersih. Buat investor konservatif, lebih bijak menunggu laporan keuangan kuartalan pertama setelah IPO untuk lihat apakah pendapatan dan arus kas tetap sehat. Buat investor agresif yang mau ambil momentum hype kripto, mungkin bisa masuk dengan porsi kecil dan siap cut loss kalau mulai ada masalah hukum lanjutan.
Jadi pertanyaannya bukan apakah COIN bisa untung, tapi seberapa kuat pasar percaya bahwa uang investor tidak akan lenyap hanya karena masa lalu satu orang. Kalau manajemen bisa jaga transparansi, alokasi dana IPO dijalankan jelas, dan pemilik tidak ikut campur tangan terlalu dalam, mungkin saja COIN bisa jadi bintang baru. Tapi kalau semua balik lagi ke skema bisnis yang terlalu banyak abu-abu, bukan tidak mungkin ini IPO yang mulai dengan sorak tapi diakhiri dengan isak. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Selain dibedah dari dalam negeri, posisi COIN sebagai pionir kripto di BEI juga perlu dilihat dari peta global. Beberapa perusahaan kripto besar di luar negeri sudah lebih dulu melantai di bursa. Kalau COIN mau naik kelas, mereka perlu belajar dari para pendahulunya. Contohnya, Coinbase dari Amerika. Saat IPO tahun 2021, valuasi mereka tembus 85 miliar dolar dengan pendapatan Q1/2021 mencapai 1,8 miliar dolar dan punya lebih dari 56 juta pengguna. Tapi valuasi sebesar itu ternyata punya korelasi langsung dengan harga Bitcoin. Begitu Bitcoin nyungsep, saham Coinbase juga ikut rontok. Ini alarm penting buat COIN karena model bisnis mereka mirip, mengandalkan fee transaksi dari PT CFX dan sangat tergantung pada traffic pasar kripto yang naik-turun.
Kraken, yang juga pemain besar dari AS, lagi siap-siap IPO dengan pendekatan yang lebih hati-hati. Mereka sudah ekspansi ke berbagai negara, akuisisi platform konvensional, dan masih menunggu kejelasan regulasi dari SEC. Di sisi lain, Circle, penerbit stablecoin USDC, malah justru dianggap lebih aman buat institusi karena model bisnisnya yang transparan dan fokus ke compliance. IPO Circle di 2025 ditargetkan tembus 1,05 miliar dolar. Pelajaran penting di sini adalah pasar menghargai perusahaan kripto yang patuh regulasi, transparan, dan bisa kasih rasa aman buat institusi keuangan.
Ada juga Galaxy Digital yang awalnya listing di Toronto, tapi pindah ke Nasdaq tahun ini buat dapet akses likuiditas lebih besar. Ini menunjukkan bahwa kredibilitas dan tempat listing bisa ngaruh ke persepsi investor. COIN mungkin belum ke sana, tapi kalau ingin ekspansi regional atau cari investor asing, perlu siapkan struktur dan tata kelola seketat mereka.
Contoh menarik lainnya datang dari Animoca Brands, perusahaan game kripto atau metaverse dari Hong Kong. Mereka punya token MOCA dengan kapitalisasi sekitar 141 juta dolar dan rencana IPO di 2025. Tapi strategi mereka cukup berisiko karena sempat dikritik karena tokennya bisa dianggap sekuritas oleh SEC. Di sini COIN bisa belajar cara bersikap hati-hati, pisahkan antara token dan saham, dan kalau bisa hindari yurisdiksi yang terlalu agresif dalam penegakan regulasi seperti Amerika. Kebetulan di Indonesia regulasi longgar dan banyak oknum jadi harusnya aman.
Kalau ditarik garis besarnya, COIN sebenarnya masih di tahap awal. Dibanding Coinbase, valuasi mereka kecil banget. Tapi ini juga jadi kesempatan buat belajar dari pengalaman orang lain. Beberapa benang merah yang muncul dari perbandingan tadi adalah perusahaan kripto yang berhasil go public biasanya punya tata kelola sangat ketat, transparansi laporan keuangan, dan produk yang sudah jelas legal. Selain itu, perusahaan yang bisa bertahan bukan yang hanya mengandalkan fee transaksi, tapi yang sudah mulai diversifikasi ke custodial, stablecoin, atau bahkan staking dan social trading. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
COIN sendiri saat ini masih berat di transaksi lewat CFX. Bahkan 85% dana IPO bakal digelontorkan ke pengembangan CFX. Ini bikin posisi mereka sangat rentan kalau pasar kripto lagi sepi. Di sinilah mereka harus mulai berpikir untuk diversifikasi model bisnis. Misalnya, masuk ke custodial wallet profesional, lirik proyek stablecoin domestik (asal tidak menumpang pada koin meme), atau akuisisi startup kripto lokal yang punya keunggulan teknis.
Yang tidak kalah penting, COIN juga mesti hadapi masalah internal, yaitu governance dan reputasi pemegang saham. Masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan narasi PR atau promosi marketing saja. Mereka harus benar-benar tingkatkan transparansi, buka audit secara berkala, dan bentuk dewan komisaris serta manajemen yang kredibel. Kalau tidak, investor bakal susah percaya. Pasar sekarang sudah cerdas, apalagi setelah banyak drama IPO di sektor teknologi selama dua tahun terakhir.
COIN bisa jadi pionir yang sukses atau jadi pelajaran mahal berikutnya. Semua tergantung pada dua hal. Pertama, seberapa serius mereka memperbaiki governance dan profesionalisme pasca IPO. Kedua, seberapa cepat mereka bisa keluar dari jebakan hanya jual beli kripto dan mulai bangun fondasi layanan keuangan digital yang kuat dan beragam. Pasar sudah mulai terbuka, tapi kesabaran investor itu terbatas, apalagi kalau pemiliknya punya sejarah yang belum selesai dibereskan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10