Di pasar modal ada yang namanya broker switching. Seringkali kita mendeteksi pergerakan transaksi hanya dengan mengamati satu broker saja. Padahal itu bisa menimbulkan ilusi terhadap analisa kita.
Broker switching adalah cara bandar menyamarkan aktivitas beli dan jual sahamnya dengan pakai broker berbeda. Buat kita para retail, terutama saya penting banget belajar membaca broker summary, supaya tidak terjebak ilusi akumulasi padahal sebenarnya distribusi.
Broker switching adalah strategi di mana seorang investor atau pemain besar (sering disebut "bandar") membeli saham lewat satu broker, lalu menjualnya lewat broker lain. Tujuannya? Supaya pergerakan mereka tidak mudah ditebak oleh investor retail seperti kita.
Kenapa Broker Switching Dilakukan?
1. Menyembunyikan Jejak
Kalau bandar beli dan jual pakai broker yang sama, orang-orang bisa dengan mudah lihat di data broker summary kalau mereka lagi akumulasi (beli banyak) atau distribusi (jual banyak).
Dengan pakai broker yang beda-beda, jejak itu jadi terlihat seolah tidak nyambung.
2. Mengelabui Pasar
Misalnya, bandar beli lewat broker A beberapa hari. Orang-orang pikir broker A ini lagi akumulasi, lalu ikut-ikutan beli. Tapi ternyata bandar sudah jualan lewat broker B—tanpa diketahui orang banyak.
3. Manajemen Portofolio Internal
Kadang, investor institusi punya beberapa akun di broker berbeda. Mereka perlu pindah-pindah saham antar akun untuk keperluan internal.
Random Tag $WIFI $ANTM $PTBA