NARRATIVE STORY #6
MENANAM DIVIDEN, BUKAN SEKEDAR MENUNGGU CUAN
Dulu saya kira dividen itu bonus. Tambahan kecil yang tidak terlalu penting. Saya lebih tertarik pada harga yang naik cepat, bukan pada pembagian keuntungan yang cuma setahun sekali. Tapi setelah beberapa tahun menjalani perjalanan ini, cara pandang saya berubah. Saya mulai melihat dividen bukan sebagai bonus, tapi sebagai tanda bahwa perusahaan itu benar-benar menghasilkan uang. Saya mulai mengerti bahwa dividen adalah bentuk nyata dari hasil panen. Bahwa ada uang yang benar-benar masuk ke rekening saya tanpa harus menjual sahamnya.
Saya mulai menghargai perusahaan yang rajin membagikan dividen. Bukan hanya besar kecilnya, tapi konsistensinya. Karena yang saya cari bukan sensasi, tapi kepastian. Bukan kenaikan liar, tapi arus kas yang nyata. Saya mulai mencatat, mencermati, dan menyusun portofolio berdasarkan track record pembagian dividen. Bahkan saya mulai punya kalender dividen sendiri, supaya saya tahu kapan waktunya panen. Rasanya seperti punya kebun kecil. Setiap saham punya musimnya sendiri. Ada yang panennya setahun sekali, ada yang dua kali. Ada yang hasilnya besar, ada yang cukup buat beli makan siang. Tapi semuanya terasa menyenangkan, karena saya tahu: itu hasil dari kesabaran saya menanam.
Sekarang saya tidak lagi bertanya, “Saham ini naik berapa persen?” Tapi saya mulai bertanya, “Saham ini sudah bagikan berapa rupiah ke saya sejak saya pegang?” Dan dari situ saya sadar, ternyata ada ketenangan yang berbeda saat kita menerima dividen. Bukan karena jumlahnya, tapi karena kita tahu: kita punya sebagian kecil dari perusahaan yang benar-benar menghasilkan, bukan hanya menjanjikan.
🌱 Tabur. Tanam. Tuai.
Dividen kecil bisa jadi awal panen yang besar, kalau ditanam dengan konsisten.
$MERI $DMAS $POWR