imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

⛵ AS Serang Iran, Selat Hormuz Berpotensi Ditutup

Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan pada Minggu (22/6) bahwa militer AS telah menyerang 3 fasilitas nuklir Iran, menandai keterlibatan langsung AS dalam konflik antara Israel–Iran. Serangan tersebut hanya berselang 3 hari setelah juru bicara Gedung Putih menyebut bahwa keputusan AS untuk menyerang Iran baru akan ditentukan dalam 2 pekan ke depan.

Merespons serangan AS tersebut, parlemen Iran dilaporkan mendukung rencana penutupan Selat Hormuz, yang merupakan jalur pelayaran untuk sekitar 20% pasokan minyak global setiap hari. Meski demikian, keputusan akhir untuk menutup selat tersebut berada di tangan dewan keamanan nasional Iran.

Sekretaris Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan pada Minggu (22/6) bahwa dia telah menghubungi pemerintah China untuk mencegah Iran melakukan penutupan Selat Hormuz. China saat ini merupakan importir minyak terbesar dari Iran, dengan impor mencapai lebih dari 1,8 juta barrel per hari pada Mei 2025, menurut data dari perusahaan pelacak kapal Vortexa.

Hingga berita ini ditulis, Iran belum melancarkan serangan balasan kepada AS. Namun, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan bahwa negaranya tengah mempertimbangkan semua opsi untuk menanggapi serangan tersebut. Di sisi lain, Trump memperingatkan bahwa jika Iran membalas serangan kepada aset–aset AS, maka AS akan menanggapi balik dengan kekuatan yang lebih besar dibanding serangan awalnya.

Menurut laporan Bloomberg, Iran saat ini belum memiliki aliansi untuk melawan AS, meski sejumlah negara seperti China dan Rusia mengecam serangan AS terhadap Iran.

Abbas mengatakan bahwa dirinya akan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Senin (23/6), tetapi Bloomberg melaporkan bahwa bantuan militer dari China dan Rusia akan sulit diberikan karena tidak adanya hubungan militer formal dengan Iran. Sementara itu, hanya Houthi yang menjadi proxy kelompok militan yang telah menunjukkan dukungan kepada Iran, di mana kelompok tersebut telah mengumumkan ancaman yang menargetkan kapal–kapal komersial dan angkatan laut AS.

🔑 Key Takeaway

Merespons perkembangan ini, harga Brent berjangka untuk kontrak September 2025 sempat melonjak +5,2% menjadi 79,4 dolar AS per barrel pada hari ini, Senin (23/6), sebelum akhirnya turun ke level 76,1 dolar AS secara intraday (+0,8%) menyusul absennya respons segera yang konkrit dari Iran, yang mengindikasikan bahwa pasokan minyak dari Timur Tengah masih belum terganggu di tengah eskalasi konflik. Adapun pasar saham bereaksi muted per sore hari ini, dengan Nikkei -0,13%, EUROSTOXX50 -0,44%, dan S&P Futures -0,05%. Sementara itu, IHSG turun -1,74%, meski lebih disebabkan oleh penurunan signifikan beberapa saham dengan market cap besar seperti $DSSA (-5,91%), $BREN (-4,13%), dan $BBRI (-1,85%).

Kami menilai, market masih menunggu seberapa jauh Iran dapat merespons serangan AS sebelum harga bereaksi lebih lanjut, sehingga hal tersebut perlu dimonitor dengan ketat oleh investor.

Stockbit Snips 23 Juni 2025
https://cutt.ly/0rEY6SKS

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy