imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

NARRATIVE STORY #2

SAHAM PERTAMA SAYA, TAPI BUKAN CINTA PERTAMA

Waktu saya pertama kali membeli saham, saya sempat merasa seperti jatuh cinta. Saham yang saya pilih itu langsung naik dalam dua hari. Grafiknya melengkung manis ke atas. Warnanya hijau cerah. Saya tersenyum setiap kali membuka aplikasi. Dalam hati saya berpikir, “Ini dia. Ini saham yang cocok dengan saya.” Tanpa pikir panjang, saya tambah beli. Saya tambah lagi. Lalu tambah lagi. Tidak pakai analisa. Tidak pakai logika. Saya merasa percaya diri, seolah sudah menemukan pasangan investasi yang sempurna.

Tapi tidak lama setelah itu, harga sahamnya turun. Lalu turun lagi. Tidak sekadar koreksi. Tapi terus menurun sampai grafiknya seperti lereng curam yang licin. Rasa percaya diri saya mulai runtuh. Saya malas membuka aplikasi. Setiap melihat angka merah, ada rasa kecewa, bahkan malu. Saya mulai mempertanyakan keputusan saya sendiri. Tapi dari sana, saya belajar satu hal yang sangat penting: ternyata saya belum paham apa-apa. Saya bukan jatuh cinta pada saham yang bagus. Saya hanya sedang terjebak dalam euforia.

Sejak itu saya mulai berhenti menyalahkan market, dan mulai mengoreksi cara saya melihat saham. Saya belajar bahwa saham yang baik bukan yang langsung naik setelah dibeli. Tapi saham yang membuat saya belajar untuk lebih bijak, lebih tenang, dan lebih sabar. Saya mulai membuka laporan keuangan. Saya mulai bertanya: “Sebenarnya perusahaan ini bisnisnya apa? Apa utangnya wajar? Apa manajemennya kredibel? Apa prospeknya masuk akal?” Dan dari situ saya mulai bisa menyaring: mana saham yang hanya memicu semangat sesaat, dan mana saham yang benar-benar layak ditanam lama-lama.

Hari ini, saya sudah tidak lagi memegang saham pertama saya. Tapi saya tetap menghargainya. Karena dari dia, saya belajar banyak hal. Saya belajar membedakan antara harga yang naik dan kesadaran yang tumbuh. Saya belajar bahwa tidak semua saham yang naik akan membawa kita ke arah yang benar. Dan tidak semua saham yang turun adalah pertanda buruk. Yang penting bukan seberapa cepat kita cuan, tapi seberapa dalam kita memahami alasan kita memegang sebuah saham.

🌱 Tabur. Tanam. Tuai.
Bukan semua yang naik bisa ditanam dan bukan semua yang turun layak ditinggalkan.

$TPMA $TMAS $MEDC

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy