imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$APEX Saudaranya $DAAZ

Request salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Ketika mendengar nama PT Apexindo Pratama Duta Tbk APEX, yang langsung terlintas mungkin bukan saham populer seperti BBCA atau GOTO, tapi justru perusahaan pengeboran veteran yang sudah eksis sejak zaman orde baru. APEX bukan pemain baru. Sejak 1984, mereka sudah beroperasi sebagai kontraktor jasa pengeboran minyak dan gas baik darat maupun lepas pantai. Model bisnisnya sederhana tapi padat modal. Mereka punya rig atau alat pengeboran raksasa yang disewakan ke perusahaan migas seperti Pertamina, Total, Petronas, atau Chevron. Jadi APEX itu semacam penyedia jasa sewa rig. Mereka bukan yang ambil minyaknya, tapi yang bantu ngebor supaya minyak bisa diambil. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Saat ini APEX mengoperasikan total 10 rig, terdiri dari 4 rig laut dan 6 rig darat. Rig lautnya lebih laku, utilisasinya mencapai 83 persen di 2024. Sebaliknya rig daratnya justru banyak yang menganggur, utilisasinya cuma 12 persen. Artinya meskipun punya banyak alat, sebagian besar cuma jadi pajangan. Dalam kondisi seperti ini, muncul pertanyaan logis. Apa kabarnya APEX kalau suatu saat terjadi perang di Timur Tengah dan harga minyak dunia melonjak?

Misalnya terjadi konflik besar antara Israel dan Iran, atau Houthi makin agresif di Laut Merah dan mengganggu pengiriman minyak. Harga minyak bisa naik tajam dan ini selalu jadi perhatian investor karena sektor energi biasanya panen untung kalau harga minyak melonjak. Tapi buat APEX, efeknya tidak langsung terasa seperti $MEDC atau PGAS. APEX hanya akan kebagian rejeki kalau lonjakan harga minyak membuat perusahaan migas buru-buru ekspansi dan ngebor sumur baru. Dan proses itu butuh waktu.

Kalau harga minyak cuma naik selama 1 bulan, APEX tidak akan merasakan apa-apa di laba. Pasar mungkin heboh. Saham-saham migas bisa naik karena spekulasi, tapi dari sisi kontrak bisnis, 1 bulan terlalu singkat untuk mengubah strategi klien. Belanja modal sektor hulu migas butuh waktu. Harus ada studi geologi, budgeting, sampai lelang jasa. Dalam skenario 1 bulan, yang untung cuma trader minyak dan perusahaan yang memang jual minyak seperti MEDC.

Kalau harga minyak bertahan tinggi selama 6 bulan, barulah APEX bisa mulai merasakan efeknya. Perusahaan-perusahaan seperti Pertamina Hulu Mahakam bisa mulai negosiasi kontrak baru atau memperpanjang kontrak lama. Ada peluang rig darat yang selama ini menganggur bisa pelan-pelan dipakai lagi. Tapi proses ini tetap tidak instan. Butuh waktu beberapa kuartal sampai realisasi. Jadi kinerja APEX baru akan membaik di laporan semester berikutnya. Harapan ada, tapi tetap tergantung eksekusi manajemen. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sementara kalau harga minyak bertahan tinggi selama 1 tahun penuh, ini bisa jadi game changer. Permintaan jasa pengeboran bisa melonjak signifikan. Rig-rig darat APEX yang selama ini cuma makan tempat bisa mulai diaktifkan lagi. Utilisasi naik, pendapatan ikut naik, dan EBITDA mulai membaik. Margin kotor yang sempat turun ke 21,6 persen di 2024 bisa pulih. Apalagi kalau tarif sewa rig juga naik karena permintaan tinggi. Tapi semua itu masih tergantung. Kliennya harus punya dana, kontrak harus ditandatangani, dan APEX harus siap secara operasional.

Masalahnya APEX sekarang masih terjebak di kondisi keuangan yang berat. Di 2024, pendapatannya memang naik jadi Rp1.374 miliar, tapi laba bersihnya justru anjlok 87 persen ke Rp8,8 miliar. Margin labanya cuma 0,6 persen. EBITDA juga turun. Utangnya membengkak jadi Rp3 Triliun dengan ekuitas Rp1 Triliun. DER tembus 2,84 kali. Beban bunga mencapai Rp68,7 miliar dan sebagian besar utangnya jatuh tempo dalam waktu dekat. Rasio debt to EBITDA APEX sudah di angka 12,37 kali. Ini sinyal bahaya karena arus kas operasional tidak cukup buat bayar bunga dan cicilan. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Laporan Q1 2025 juga menyisakan banyak tanda tanya. Revenue yang dilaporkan Rp379,5 miliar tapi konversi USD-nya cuma setara Rp366 miliar. Laba bersih disebut Rp7,3 miliar, tapi EBITDA turun 34,7 persen dan gross profit juga turun 32,1 persen. Beberapa aset harus diuji penurunan nilai. Terutama rig yang idle dan tidak menghasilkan. Tapi APEX belum mencatatkan impairment.

Sekarang mari bandingkan dengan MEDC. Medco Energi adalah produsen migas. Kalau harga minyak naik, pendapatan MEDC juga langsung naik karena mereka menjual barang dagangan yang ikut naik harganya. MEDC bisa langsung rasakan keuntungan. Tapi mereka juga punya risiko. Kalau harga minyak jatuh, MEDC bisa rugi. Setidaknya mereka punya leverage langsung ke harga komoditas. APEX berbeda. Mereka cuma support system. Kalau tidak ada proyek pengeboran, tidak ada pemasukan. Kalau harga minyak naik tapi kliennya ogah ekspansi, APEX cuma bisa melihat rig mereka berdebu dari jendela. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau mau dibandingkan dengan warung bakso Pak Toto, bisnis warung bakso itu produsen, distributor, dan retailer sekaligus. Dia beli daging, bikin bakso, jual ke pembeli, dan langsung dapat uang tunai. Kalau harga daging naik, dia bisa naikkan harga semangkuk bakso. Kalau musim hujan, pembeli ramai, omzet naik. Proses bisnisnya pendek. Arus kas langsung. Sementara APEX itu seperti tukang sewa panci dan kompor ke tukang bakso. Kalau tidak ada yang buka warung, dia nganggur. Kalau rig-nya tidak disewa, APEX tetap harus bayar depresiasi dan perawatan. Secara fleksibilitas bisnis dan arus kas, warung bakso jauh lebih lincah.

APEX bukan perusahaan yang bisa langsung panen begitu harga minyak naik. Tapi dia bisa ikut pesta kalau lonjakan harga minyak bertahan lama dan para klien mulai ekspansi. PBV-nya memang murah di 0,3 kali. Tapi dengan utang Triliunan dan laba yang hampir habis, itu bisa jadi jebakan value trap. Harapan akan muncul kalau utilisasi rig darat naik signifikan, kontrak baru masuk, dan manajemen bisa mengendalikan utang. Tapi tanpa semua itu, APEX hanya jadi rig tua yang menganggur. Ramai di laporan, tapi tidak menghasilkan uang. Dan di pasar saham, cerita bagus tidak cukup. Yang penting adalah cash masuk, margin naik, dan utang turun. Selama tiga hal itu belum jelas, APEX lebih cocok jadi saham observasi, bukan langsung masuk keranjang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy