imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BMHS LK Q1 2025: Komisaris nya Pindah Ke Danantara

Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

BMHS atau PT Bundamedik Tbk bukan rumah sakit biasa. Ia lahir dari visi seorang dokter bernama dr Ivan Rizal Sini yang pada 1973 memulai Klinik Bunda Menteng di Jakarta. Dari awal yang sederhana itu, BMHS tumbuh menjadi jaringan layanan kesehatan terintegrasi dari hulu ke hilir, mengelola rumah sakit, klinik fertilitas Morula IVF, laboratorium Diagnos $DGNS, hingga hotel wisata medis. Struktur bisnisnya unik, gabungan layanan kesehatan inti dengan penopang high-margin seperti IVF dan lab, membuat BMHS bukan hanya entitas rumah sakit tapi juga platform layanan kesehatan terpadu. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Pengendali utamanya adalah PT Bunda Investama Indonesia yang dimiliki oleh keluarga Sini dan menguasai sekitar 57% saham. Di belakang layar ada nama-nama seperti dr Ivan Rizal Sini sebagai Presiden Komisaris, dr Mesha Rizal Sini, dan dr Rito Andhika Sini yang memegang banyak peran strategis. Sementara Northstar Group, salah satu private equity terkemuka Asia Tenggara, memiliki sekitar 4,9% saham melalui Akasya Investments. Tokohnya adalah Sunata Tjiterosampurno yang punya latar belakang Boston Consulting Group dan London Business School, dan pernah duduk sebagai komisaris. Tapi per Juni 2025 Sunata resmi mengundurkan diri dari Northstar dan BMHS. Ia dikabarkan akan bergabung ke Danantara yang merupakan lembaga investasi strategis Indonesia yang diposisikan mirip seperti Temasek. Kepergiannya bisa dibaca sebagai sinyal bahwa private equity sudah realistis terhadap arah jangka pendek BMHS, entah karena pertumbuhan lambat atau karena cashflow yang belum bebas.

Susunan dewan BMHS mencerminkan percampuran klinis, birokrasi, dan komunikasi. Selain Ivan dan Mesha, ada drg Arianti Anaya yang merupakan mantan Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Retno Marsudi sebagai mantan Menteri Luar Negeri, dan Wishnutama Kusubandio yang pernah menjadi Menteri Pariwisata dan CEO Net TV. Komposisi ini menciptakan daya dukung strategis ke pemerintah dan publik meskipun tidak otomatis menjamin performa keuangan cemerlang. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Secara model bisnis, BMHS cukup berbeda dibanding $MIKA, HEAL, atau SILO. Layanan rumah sakit menyumbang sekitar 59% dari pendapatan. Segmen Morula IVF menyumbang 25% dan Diagnos Lab sekitar 16%. IVF dan lab bersifat cash basis dan recurring, dengan margin kotor bisa mencapai 50% hingga 60%, jauh lebih tinggi dari layanan BPJS. Pasien BPJS masih mendominasi sekitar 65%. Tapi aliran kas dari IVF dan lab menjadi penyangga likuiditas. Vendor alat kesehatan tidak terpusat ke satu nama. Sekitar 40% alat masih impor, menciptakan risiko kurs. Gedung milik sendiri dan tidak disewa dari REIT seperti SILO. BMHS juga tidak tergantung suplai dari grup internal seperti MIKA yang tergantung Enseval. Jadi meskipun BMHS lebih kecil, struktur rantai pasok dan bisnisnya lebih fleksibel.

Laporan keuangan kuartal I 2025 menunjukkan pendapatan turun 8,4% yoy jadi Rp379 miliar. Laba bersih hanya Rp5,08 miliar, turun 71%. Margin bersih tinggal 1,3%, terendah di antara emiten rumah sakit besar. Tapi arus kas operasional justru positif Rp30,2 miliar atau hampir 6 kali lipat dari laba bersih. Ini karena penurunan piutang dan kenaikan utang usaha. Sayangnya capex tembus Rp71,4 miliar, terutama untuk RS Padang dan Bali. Alhasil free cash flow negatif Rp41,2 miliar. Dan ini bukan kejadian satu kali. FCF negatif sudah berlangsung tiga tahun berturut-turut.

Total aset tercatat Rp3,49 triliun dan didominasi properti serta alat kesehatan rumah sakit sebesar Rp1,98 triliun. Kas tersedia Rp770 miliar. Utang berbunga tercatat Rp1,19 triliun. Net debt sebesar Rp422 miliar atau sekitar 0,7x EBITDA, yang masih tergolong aman. Goodwill kecil yaitu hanya 3% dari aset sehingga tidak ada risiko besar dari akuisisi. Beban bunga Rp16 miliar masih bisa ditutup dari CFO. Tapi jika capex tetap agresif sementara CFO stagnan, maka utang bisa naik terus. Rasio capex terhadap CFO saat ini lebih dari dua kali lipat dan ini tidak ideal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Transaksi pihak berelasi minim. Piutang ke induk tercatat Rp18,9 miliar tanpa bunga. Tidak ada pembelian dari entitas sepengendali. Tidak ada dividen agresif ke pemegang saham mayoritas. Tidak ada konflik kepentingan yang kentara. Tata kelola internal masih tergolong bersih dan wajar.

Sekarang bandingkan dengan pemain lain. MIKA paling sehat. Margin bersih 26%, FCF Rp231 miliar, kas Rp2,6 triliun, dan nyaris tanpa utang. PER 27,5x dan PBV 4,5x. Tapi pertumbuhannya stagnan dan ketergantungan geografisnya tinggi di Jabodetabek. SILO punya skala besar dengan revenue Rp3 triliun dan margin 8%, tapi tergencet liabilitas sewa karena gedung milik First REIT. FCF kecil. PER 28x dan PBV 3,1x. HEAL ekspansif dengan jaringan 51 RS dan margin 9%, tapi FCF negatif Rp132 miliar dan utang Rp3,1 triliun. PER 42x dan PBV 4,5x. PRAY paling riskan. Revenue Rp549 miliar, CFO hanya Rp6,4 miliar, capex Rp225 miliar. FCF sangat negatif. PER 11x dan PBV 0,66x. Sinyal value trap-nya kuat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

BMHS berada di tengah. Revenue belum sekuat SILO atau HEAL, tapi lebih terdiversifikasi. Leverage lebih ringan dibanding HEAL dan PRAY. Margin lebih tipis dari semua, tapi struktur asetnya kuat. Value BMHS muncul dari kombinasi faktor ini. Struktur neraca bagus, bisnis IVF dan lab cenderung menghasilkan kas, tapi tantangannya adalah margin dan capex yang masih berat.

Valuasi sekarang, harga saham 199. Kapitalisasi pasar Rp1,71 triliun. PBV 0,79x. PER trailing 84x. EV EBITDA sekitar 5x. Diskon PBV terlihat menarik tapi PER tinggi karena laba minim. Ini membuat BMHS terlihat murah dari sisi aset tapi mahal dari sisi profitabilitas. Situasi ini klasik value trap, kecuali arus kas mulai membaik.

Untuk bisa jadi hidden gem, syaratnya ada tiga. Pertama, RS baru di Bali dan Padang harus mulai menghasilkan EBITDA signifikan. Kedua, capex ditekan ke bawah Rp50 miliar per kuartal. Ketiga, segmen IVF dan lab harus tumbuh dua digit agar bisa menopang margin. Kalau ketiganya terjadi, FCF bisa positif. CFO bisa menutup bunga dan sebagian capex. Valuasi bisa naik ke PBV 1,3 hingga 1,5x. Artinya, harga saham bisa tembus ke kisaran Rp285 sampai Rp300. Tapi kalau cashflow tetap seret dan capex boros, harga bisa lama nyangkut di bawah Rp200. Bahkan bisa terancam rights issue kalau likuiditas makin ketat dan utang naik terus. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Apalagi sekarang Sunata sudah keluar dari Northstar dan pindah ke Danantara. Ini sinyal bahwa investor institusi sedang move on dan memutar fokus. Bukan berarti BMHS jelek. Tapi ini adalah peringatan keras bahwa pasar tidak sabar. Investor publik harus lebih jeli. Kalau kuartal depan FCF masih negatif dan margin tak membaik, waktu untuk realistis mungkin sudah datang.

BMHS sekarang ibarat dokter muda yang baru beli alat canggih. Kalau pasien ramai, alat itu bisa jadi mesin uang. Tapi kalau sepi, alat malah jadi beban cicilan. Jadi pertanyaannya sederhana. RS-nya mulai ramai belum? Kalau belum, jangan beli mimpi terlalu mahal. Tapi kalau sudah, harga sekarang bisa jadi tiket early bird ke hidden gem yang belum dipahami banyak orang.

Apakah Danantara akan investasi di BMHS? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy