Wait! Jangan skip
5 Menit aja buat paham Price to Sales Ratio
Apa itu Price to Sales Ratio (P/S Ratio), cara menghitungnya, serta penggunaannya dalam melakukan analisa fundamental suatu saham.
➡️Pengertian Price to Sales Ratio (P/S Ratio)
Price to Sales Ratio adalah rasio valuasi yang digunakan untuk mengukur harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan pendapatan (penjualan) per sahamnya. Rasio ini menunjukkan berapa banyak investor bersedia membayar untuk setiap rupiah pendapatan yang dihasilkan perusahaan. P/S Ratio sering digunakan untuk menilai apakah suatu saham dihargai terlalu mahal (overvalued) atau undervalued, terutama untuk perusahaan yang belum menghasilkan laba bersih atau memiliki laba yang fluktuatif.
Rumus P/S Ratio:
P/S Ratio = Harga Saham per Lembar / Pendapatan per Saham
atau
P/S Ratio = Kapitalisasi Pasar / Total Pendapatan
☑️Harga Saham per Lembar: Harga per lembar saham saat ini di pasar.
☑️Pendapatan per Saham (Sales per Share): Total pendapatan perusahaan dalam periode tertentu (biasanya 12 bulan terakhir) dibagi jumlah saham yang beredar.
☑️Kapitalisasi Pasar (Market Cap): Total nilai pasar perusahaan, dihitung dengan mengalikan harga saham dengan jumlah saham yang beredar.
☑️Total Pendapatan: Pendapatan kotor perusahaan dalam periode tertentu, biasanya diambil dari laporan keuangan tahunan atau kuartalan.
➡️Interpretasi P/S Ratio
Nilai P/S Ratio dibagi menjadi 3,yaitu sebagai berikut:
☑️P/S Ratio Rendah:
Nilai ini biasanya di bawah rata-rata industry. Hal ini dapat mengindikasikan saham undervalued atau perusahaan sedang menghadapi masalah operasional yang salah satunya menyebabkan pertumbuhan pendapatan stagnan.
☑️P/S Ratio Tinggi
Nilai ini berada di atas rata-rata industri. Nilai ini dapat menunjukkan saham overvalued atau ekspektasi investor terhadap pertumbuhan pendapatan yang tinggi di masa depan. Sebagai contohnya pada perusahaan teknologi yang mungkin memiliki P/S Ratio tinggi karena investor mengantisipasi pertumbuhan di masa yang akan datang.
☑️Rata-rata P/S Ratio
Nilainya bergantung pada sektor industrinya. Misalnya, sektor teknologi cenderung memiliki P/S lebih tinggi (3-10), sementara sektor barang konsumen primer mungkin lebih rendah (0,5-2).
Btw, sebelum lanjut, kalau mau belajar lebih banyak dan tanya-tanya boleh klik link ini
https://bit.ly/3T0CVhP
Foundernya aktif kok jawabin pertanyaan member :)
===================
➡️Konteks P/S Ratio dalam IHSG
IHSG mencakup berbagai sektor seperti perbankan, konsumer, energi, teknologi, dan properti. P/S Ratio untuk saham-saham di IHSG bervariasi tergantung pada karakteristik industri dan kondisi ekonomi. Berikut beberapa poin penting:
☑️Sektor Perbankan
Bank besar seperti BBCA, BBNI, atau BMRI cenderung memiliki P/S Ratio yang stabil karena pendapatan mereka berasal dari bunga dan fee. P/S Ratio di sektor ini biasanya berkisar 2-4.
☑️Sektor Konsumer
Pada perusahaan consumer, sering memiliki P/S Ratio rendah hingga sedang (1-3) yang disebabkan karena pendapatan yang konsisten dari penjualan produk ke konsumen saja.
☑️Sektor Teknologi
Saham pada sektor teknologi sering memiliki P/S Ratio tinggi (5-15) karena ekspektasi pertumbuhan pendapatan, meskipun banyak di antaranya belum mencetak laba.
☑️Sektor Energi dan Tambang
Perusahaan pertambangan memiliki P/S Ratio rendah (<1) dan fluktuatif terutama saat harga komoditas sedang turun, tetapi bisa melonjak saat harga komoditas naik.
➡️Kelebihan dan Kelemahan P/S Ratio
Dalam penggunaannya dalam menganalisa fundamental Perusahaan, P/S Ratio memiliki kelebihan yaitu untuk:
☑️Menilai valuasi saham
P/S Ratio membantu investor membandingkan valuasi saham dalam industri yang sama. Rasio yang rendah bisa mengindikasikan saham undervalued, sedangkan rasio tinggi bisa menunjukkan saham overvalued. P/S Ratio juga lebih mudah dihitung dibandingkan PER karena menggunakan pendapatan yang dinilai lebih aktual dibandingkan dengan penggunaan laba bersih.
☑️Cocok untuk perusahaan tanpa laba atau rugi
Berbeda dengan PER yang membutuhkan laba bersih, P/S Ratio dapat digunakan untuk perusahaan yang rugi atau memiliki margin laba kecil, seperti startup atau perusahaan di sektor teknologi karena hanya memperhitungkan pendapatan Perusahaan saja.
☑️Tahan manipulasi
Pendapatan dinilai lebih sulit dimanipulasi dibandingkan laba bersih dalam laporan keuangan yang memperhitungkan beban operasional perusahaan.
☑️Relevan untuk siklus ekonomi
P/S Ratio tetap berguna di kondisi ekonomi yang fluktuatif, seperti saat pandemi atau krisis.
➡️Sedangkan kelemahan dalam penggunaan P/S Ratio adalah:
☑️Tidak mempertimbangkan profitabilitas
P/S Ratio tidak memperhitungkan margin laba atau biaya operasional. Perusahaan dengan pendapatan besar tetapi rugi besar tetap bisa terlihat murah.
☑️Variasi antar industri
P/S Ratio sulit dibandingkan lintas sektor karena setiap industri memiliki dinamika pendapatan yang berbeda.
☑️Tidak mencerminkan utang
Rasio ini juga tidak memperhitungkan struktur modal atau beban utang Perusahaan yang juga diperlukan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Apakah perusahaan tersebut memiliki modal yang cukup kuat ataupun utang yang masih dapat dicover atau tidak.
☑️Bergantung pada data akurat
Jika perusahaan di IHSG melaporkan pendapatan yang tidak akurat, P/S Ratio bisa menyesatkan karena tidak menggunakan elemen-elemen lain dalam perhitungannya.
➡️Tips Praktis untuk Investor IHSG
☑️Cari saham undervalued: Gunakan screener saham (misalnya pada Stockbit) yang dapat digunakan untuk mencari saham dengan P/S Ratio di bawah rata-rata sektor.
☑️Waspadai saham dengan P/S terlalu rendah: Hal ini dapat mengindikasikan adanya masalah fundamental, seperti penurunan penjualan atau persaingan ketat di pasar.
☑️Pantau sektor yang sedang naik: Misalnya, jika sektor energi sedang bullish karena kenaikan harga minyak, saham dengan P/S Ratio sedang di sektor ini bisa jadi peluang. Begitu pula pada sektor-sektor industri lainnya.
P/S Ratio adalah alat yang berguna untuk menilai valuasi saham di IHSG, terutama untuk perusahaan yang belum menghasilkan laba atau berada di sektor dengan pendapatan fluktuatif. Namun, rasio ini harus digunakan bersama metrik lain dan dalam sektor industri yang sama serta kondisi pasar. Investor perlu memahami karakteristik sektor dan memeriksa data keuangan terkini untuk membuat keputusan yang tepat. Dengan pendekatan yang cermat, P/S Ratio dapat membantu Klinikers mengidentifikasi peluang investasi yang menarik di pasar.
Last time, kalo kamu merasa edukasi ini bermanfaat, bisa share dan join ke komunitas kami
https://bit.ly/3T0CVhP
Untuk lebih banyak edukasi dan interaksi
$IHSG
$CDIA
$BBRI