imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Menggunakan Indikator RSI Untuk Analisis Saham

Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau kamu sering lihat angka RSI di chart saham tapi masih bingung artinya, kamu nggak sendiri. Banyak orang mikir RSI itu kayak indikator sakti dengan mantra kalau di bawah 30 berarti sahamnya murah dan siap naik. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Padahal, RSI itu cuma salah satu alat bantu, bukan kunci cuan instan. Supaya kamu bisa pakai RSI dengan benar, kita harus pahami kelemahan dan kekurangan indikator RSI.

RSI alias Relative Strength Index diciptakan oleh J. Welles Wilder Jr. tahun 1978 dan pertama kali dikenalkan dalam bukunya New Concepts in Technical Trading Systems.

Secara matematis, RSI dihitung pakai rumus matematika sederhana
RSI = 100 – (100 / (1 + RS))

Di mana RS adalah rata-rata kenaikan dibagi rata-rata penurunan harga dalam 14 periode terakhir.

Angka RSI akan berada di kisaran 0 sampai 100.
RSI > 70 dianggap overbought alias harga udah kelewat tinggi
RSI < 30 dianggap oversold alias harga udah kebanting terlalu dalam.

Tapi jangan langsung beli kalau RSI < 30, karena bisa aja itu bukan sinyal diskon, tapi justru sahamnya lagi krisis.

✅Kelebihan RSI
1.Gampang dibaca dan dipahami, bahkan buat pemula

2. Cocok dipakai di semua timeframe: harian, mingguan, bulanan

3. Bisa bantu deteksi potensi reversal sebelum terjadi

4. Bisa digunakan buat mendeteksi divergence alias ketidaksesuaian arah antara harga dan momentum

❌Kelemahan RSI
1. Dalam tren kuat, RSI bisa bertahan lama di atas 70 atau di bawah 30

2. Sering muncul sinyal palsu kalau dipakai sendirian

3. Nggak mempertimbangkan volume, sentimen, atau fundamental

4. Harus dikombinasikan dengan indikator lain kayak candlestick pattern, Bollinger Band, volume, atau support-resistance

Untuk cara screening saham yang RSI-nya rendah, tools terbaik saat ini adalah TradingView. Di platform ini, kamu bisa langsung buka Stock Screener, atur timeframe jadi Monthly, lalu tambahkan filter RSI (14) < 30. Kamu juga bisa tambah filter tambahan biar hasilnya nggak cuma saham-saham jeblok, misalnya:
1. Net Income (TTM) > 0
2. ROE > 10%
3. Free Cash Flow > 0
4. PBV < 1.5
5. PER < 15

Sayangnya, di Stockbit kita yang tercinta fitur screening RSI belum tersedia, jadi kamu cuma bisa lihat RSI di chart, belum bisa sortir otomatis pakai Skrining.

Sekarang kita masuk ke contoh nyata pakai saham Gudang Garam (GGRM).
Per Juni 2025, RSI Monthly GGRM ada di level 22.8, secara teknikal ini udah oversold banget.

Harga saham GGRM sendiri sudah longsor dari atas Rp100.000 beberapa tahun lalu ke Rp9.000-an. Kalau lihat sekilas, ini seperti diskon gede-gedean.
Tapi tunggu dulu. Saat dicek ke chart, ternyata harga breakdown di bawah lower Bollinger Band, belum ada candle reversal, dan volume juga masih sepi. Ini artinya, tekanan jual belum selesai dan belum ada tanda-tanda buyer besar yang mulai masuk. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Dari sisi valuasi GGRM, memang kelihatan murah di permukaan:
PBV: 0.29
Price to Sales (P/S): 0.19
EV/EBITDA: 5.28
Price to Free Cash Flow: 6.49

Tapi begitu ngintip ke dalam laporan keuangan, mulai kelihatan bahwa murah ini ada sebabnya.

Revenue TTM turun dari Rp118,953 miliar (2023) jadi Rp95,457 miliar

Revenue Annual YoY turun -17.06%

Net Income Annual YoY turun -81.58%

EPS juga jeblok -81.58%

Net Income Q1 2025 cuma Rp104 miliar, padahal dua tahun lalu Rp1.963 miliar

Artinya? Performa bisnisnya memang lagi rontok. Jadi penurunan harga ini bukan semata-mata karena sentimen pasar, tapi karena kinerja perusahaan yang bener-bener turun.

Balik lagi ke RSI. Apa yang sebaiknya ditunggu sebelum kamu masuk ke saham seperti GGRM yang RSI-nya sudah sangat rendah? Tunggu sinyal Reversal Valid seperti:
1. RSI mulai naik dari bawah 30 ke atas 30 → artinya tekanan jual sudah mereda

2. Muncul candle bulanan bullish seperti hammer atau bullish engulfing

3. Volume bulanan naik signifikan → tanda akumulasi institusi

4. Harga kembali masuk ke dalam Bollinger Band → sinyal bahwa tekanan jual ekstrem sudah berhenti

5. Ada bullish divergence → harga bikin lower low, tapi RSI malah bikin higher low

Kalau kamu trader yang punya dana Rp100 juta, masuk ke saham kayak GGRM tanpa sinyal reversal itu sama aja kayak nangkep pisau jatuh. Strategi lebih aman adalah masuk bertahap dan hanya kalau sinyal konfirmasi sudah muncul:

1. Entry awal Rp1–2 juta buat biaya observasi

2. Tambah Rp10 juta saat muncul candle reversal

3. Tambah Rp30 juta kalau RSI udah naik dan volume mulai gede

3. Tambah sisanya kalau harga breakout resistance atau MA jangka menengah

4. Kalau takut Nyangkut, simpan saja dulu duit di reksadana pasar uang sambil tunggu sinyal Reversal

Jadi RSI itu alarm, bukan tombol beli. Ketika RSI bilang oversold, itu sinyal buat kita waspada dan mulai pantau, bukan langsung lompat masuk. GGRM adalah contoh nyata bahwa RSI rendah bisa terjadi bukan karena harga salah, tapi karena fundamentalnya memang lagi nyungsep. Tetap pakai RSI, tapi jangan lupa lihat konteks besar. Kombinasi RSI + volume + candle + fundamental jauh lebih kuat dibanding cuma ngandelin satu angka. Bukan soal siapa yang paling cepat beli, tapi siapa yang paling sabar nunggu momen yang benar-benar layak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ada satu jenis kesabaran dalam dunia saham yang sering disalahartikan sebagai kekuatan, padahal justru bisa jadi jebakan mematikan yaitu kesabaran menunggu saham nyangkut naik lagi. Banyak investor pemula dan bahkan yang sudah berpengalaman terjebak pada ilusi bahwa semua saham yang turun pasti akan naik kembali, hanya butuh waktu. Tapi kenyataannya, waktu tidak menyembuhkan semua luka di pasar. Dan contoh paling nyata dari jebakan sabar ini bisa dilihat dari kisah saham Gudang Garam (GGRM) yang dari tahun 2020 sampai 2025 turun dari lebih dari Rp100.000 ke kisaran Rp9.000-an. Lima tahun nyangkut bukan cuma bikin portofolio merah, tapi juga bikin mental pelan-pelan luntur.

Masalahnya bukan cuma soal harga turun. Yang lebih berat adalah opportunity loss, duit yang mengendap diam bertahun-tahun di saham nyangkut itu sebenarnya bisa dipakai buat beli saham lain yang lebih sehat dan bergerak. Sementara GGRM terus merosot, ada saham-saham lain yang naik puluhan bahkan ratusan persen, tapi kesempatan itu terlewat karena modal nyangkut. Dan itu baru sisi angka. Secara mental, melihat portofolio merah lima tahun tanpa titik terang bisa menggerogoti psikologi investor. Dari awalnya percaya diri, lama-lama mulai ragu, Jangan-jangan ini emang salah pilih? Tapi di sisi lain, banyak juga yang malah makin keras kepala, Masa sih perusahaan rokok sebesar GGRM bisa hancur begini?

Pertanyaannya, apakah boleh sabar dan tahan kalau sahamnya nyangkut? Jawabannya tergantung. Kalau kamu memang sudah siap dari awal, tahu bahwa dana itu bukan dana kebutuhan jangka pendek, dan kamu paham kondisi bisnis perusahaannya, maka nyangkut bisa jadi bagian dari strategi investasi jangka panjang. Tapi siap nyangkut bukan berarti asal tahan tanpa logika. Harus ada alasan kenapa kamu beli dan kenapa kamu mau nunggu. Kalau kamu masuk ke saham kayak GGRM hari ini, dengan RSI Monthly 22.8, PBV cuma 0.29, dan FCF masih positif Rp2,8 triliun, kamu harus juga sadar bahwa laba bersih anjlok 81% dalam setahun terakhir, revenue turun tiga tahun berturut-turut, dan laba kuartalan sekarang cuma Rp104 miliar alias 5% dari level dua tahun lalu. Ini bukan saham yang cuma kebanting karena sentimen. Ini saham yang lagi menghadapi penurunan struktural di bisnisnya.

Tapi kalau kamu nggak siap nyangkut, kalau kamu butuh uang dalam waktu dekat, atau mental kamu belum siap lihat portofolio merah berbulan-bulan, lebih baik jangan buru-buru masuk ke saham seperti ini. Tunggu sinyal teknikal yang jelas seperti RSI naik dari bawah 30 ke atas 30, volume mulai naik, muncul candle reversal, harga kembali masuk ke Bollinger Band. Tunggu juga sinyal fundamental seperti laba mulai membaik, revenue stabil, arus kas operasi tetap positif, dan mungkin ada restrukturisasi atau perbaikan strategi bisnis. Karena kalau kamu masuk terlalu cepat, kamu bukan sedang ambil peluang, tapi justru sedang nangkap pisau jatuh. Dan dalam dunia saham, nangkap pisau jatuh bisa bikin luka yang sembuhnya bertahun-tahun. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kasus GGRM jadi pelajaran penting bahwa saham besar pun bisa nyangkut lama. Dan RSI rendah belum tentu artinya saham siap naik. Bisa jadi itu cuma alarm bahwa semua orang sudah kabur, tinggal kamu yang datang terlambat ke pesta yang sudah bubar. Jadi sebelum kamu klik tombol beli, tanya ke diri sendiri, apakah kamu siap nyangkut 5 tahun lagi? Kalau nggak, lebih baik tunggu dulu. Karena kadang, strategi terbaik dalam pasar bukan beli duluan tapi sabar sampai waktunya benar-benar tepat. Kalau siap, maka hajar gas tambah terus sampai jadi komisaris.

RSI Oversold bisa jadi jebakan manis yang membungkus kepahitan. GGRM udah masuk wilayah RSI Monthly oversold sejak September 2024, dan kita sekarang udah di Juni 2025, artinya sembilan bulan penuh. Kalau ini kehamilan, orang yang positif hamil di awal RSI Oversold sekarang udah melahirkan bayi sehat.

Tapi saham GGRM? Masih betah di jurang RSI. Bukan cuma belum bangkit, tapi malah makin terpuruk. Harga waktu awal oversold masih Rp15.900. Sekarang? Tinggal Rp9.475. Turun sekitar 40%. Bahkan kalau kamu cicil beli waktu RSI Monthly < 30 itu, kamu tetap nyangkut. Bukan nyangkut sesaat, tapi nyangkut dengan sabar dan konsisten. Seperti hubungan toxic yang susah ditinggalin karena dulu pernah manis.

Dan ini jadi pengingat keras bahwa indikator teknikal seperti RSI itu bukan kompas mutlak. RSI bisa bilang oversold, tapi harga bisa tetap turun. Kenapa? Karena harga digerakkan oleh uang, bukan oleh indikator. Dan uang itu digerakkan oleh bandar, PSP, dan institusi besar.

Kalau mereka lagi minggir ke saham lain atau lebih parah lagi bandar nya kere, atau sibuk mikirin hal di luar pasar kayak urusan rambut palsu, misalnya, maka RSI ya cuma alarm tanpa pemadam. Alarm bisa bunyi keras, tapi kalau nggak ada yang respon, rumahnya tetap bisa kebakaran.

GGRM ini kasus textbook di mana RSI Monthly < 30 udah lama, harga udah turun jauh dari 2020, PBV-nya sekarang cuma 0.29, FCF masih positif, tapi laba bersih rontok 80% lebih, volume lemah, candle bulanan cuma nyeret turun. Ini bukan oversold biasa. Ini adalah oversold abadi, tempat di mana RSI tenggelam, investor kecewa, dan bandar entah ke mana.

Jadi, pelajaran pentingnya adalah jangan pernah beli saham hanya karena RSI oversold. Itu bukan sinyal beli otomatis. Tanpa konfirmasi volume, candle reversal, atau dukungan dari pemilik modal besar, kamu hanya sedang menjemput potensi nyangkut. Kadang sinyal terbaik itu bukan RSI, tapi kehadiran bandar yang aktif dan PSP yang serius. Kalau dua elemen ini nggak jalan, ya harga saham akan terus jadi museum harapan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$GGRM $HMSP $WIIM

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy