@IPOhunter2 Dividen menurut saya bukan satu-satunya ukuran kinerja. Bukan begitu? @vedanta @ramlangustian
Saat ini $ADES sedang dalam fase gencar-gencarnya ekspansi. Laba ditahan (retained earnings) dipakai untuk pendanaan internal, bukan berarti PSP "kenyang duluan". Perusahaan growth-oriented sering menunda dividen demi reinvestasi (contoh: Amazon, Tesla di awal).
**Struktur Kepemilikan ≠ Red Flag**
- Banyak emiten berkualitas punya holding company di Singapura/BVI (contoh: $UNVR, $ICBP). Ini biasa untuk efisiensi pajak & global exposure.
- Andy PYW bisa jadi pemilik legit yang memilih tidak terekspos media.
*Distribusi ADES Sudah menggunakan Permendag 66/2019 . Permendag ini adalah perubahan atas Permendag 22/2016 tentang Ketentuan Umum Distribusi Barang, dengan tujuan utama menyederhanakan dan meningkatkan efisiensi distribusi barang di Indonesia. Regulasi ini menghapus larangan tegas bagi produsen skala besar/menengah untuk mendistribusikan langsung ke pengecer, sehingga produsen seperti ADES secara hukum kini bisa melakukan distribusi internal, selama tetap memenuhi syarat administratif seperti izin usaha (NIB/SIUP).
Jadi, selama ADES punya izin usaha yang sah, distribusi satu atap oleh internal perusahaan tidak melanggar aturan.