Profitabilitas Smelter HPAL Berpotensi Ditekan Kenaikan Harga Bahan Baku
Bloomberg melaporkan bahwa sekelompok smelter HPAL di Indonesia berpotensi mengalami penyusutan margin akibat lonjakan harga sulfur, yang merupakan bahan baku utama untuk memproduksi mixed–hydroxide precipitate (MHP).
Harga sulfur sendiri telah naik lebih dari 3x lipat selama setahun terakhir, didorong oleh peningkatan permintaan. Menurut analis di platform penyedia informasi logam SMM Information & Technology Co., Luigi Fan, lonjakan harga sulfur akan membuat smelter HPAL perlu membayar sekitar US$2.500 lebih banyak dibandingkan tahun lalu untuk memproduksi tiap ton MHP.
Saat ini, biaya rata–rata untuk memproduksi 1 ton MHP adalah sekitar US$11.000. Adapun untuk memproduksi 1 ton MHP, produsen membutuhkan bahan baku sulfur sebanyak 12 ton.
Berdasarkan catatan Bloomberg, smelter HPAL existing di Indonesia dioperasikan oleh Trimegah Bangun Persada ($NCKL) dan Lygend Resources & Technology Co. Adapun proyek HPAL yang sedang dibangun di Indonesia adalah Nickel Industries Ltd. – entitas usaha United Tractors ($UNTR) yang didukung oleh Tsingshan Holding Group Co. – serta entitas usaha milik Harum Energy ($HRUM) di Weda Bay.
_________
Stockbit Sekuritas