Dalam hal terjadinya akuisisi, yang cenderung lebih diuntungkan adalah pemegang saham perusahaan target. Ini karena pada kebanyakan akuisisi harga deal nya lebih mahal daripada harga wajar, terutama ketika targetnya adalah public company. Dalam banyak kasus, akuisisi justru merusak value dari perusahaan acquirer karena membayar terlalu mahal namun tidak meningkatkan value perusahaan. Berdasarkan studi McKinsey, akuisisi adalah cara terburuk untuk create more value, dibandingkan dengan usaha organik seperti peluncuran produk baru atau perluasan pangsa pasar. Akuisisi dengan perusahaan target berupa private company lebih disukai oleh pemegang saham perusahaan acquirer ketimbang public company. You can see the rationality pada paragraf selanjutnya.
Dalam hal terjadinya spin-off, yang cenderung diuntungkan adalah perusahaan parent company. Ini karena unit usaha yang dilepas ke market biasanya pada harga yang lebih premium. Terjadi unlocking value karena faktor likuiditas (jadi ada yang namanya illiquidity risk untuk perusahaan non listed, di mana cost of equity dan cost of debt nya cenderung lebih mahal dibandingkan dengan listed companies). Jika cost of capital turun, faktor diskon pada cashflow juga turun, menjadikan valuasi saham meningkat, yang berujung pada peningkatan value bagi parent company.
Dalam hal terjadinya IPO, analoginya kurang lebih sama dengan spin-off, yang diuntungkan adalah pemilik existing perusahaan yang bersangkutan. Yang masuk belakangan bisa saja juga untung kalau memang valuasi nya sejalan dengan kinerjanya, namun pada kebanyakan kasus yang terjadi adalah overpaying.
Semoga bermanfaat!
$ANTM $BUMI $BBRI