Apakah Saham Kapal Bisa Terbang Karena Konflik Iran - Israel?
Pertanyaan salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Terus terang, saya tidak tahu jawaban pastinya karena saya tidak punya kemampuan membaca masa depan. Kalau saya bisa baca masa depan, mungkin tiap hari saya all In, all in biar bisa kaya mendadak seperti Elon Musk.
Tapi dari membaca berita dan analisis Laporan Keuangan, setidaknya kita membuat antisipasi. Seperti kata Arctic Monkeys di lagu The View From the Afternoon yang bilang, anticipation has a habit to set you up for disappointment in evening entertainment. Antisipasi yang kita lakukan bisa berhasil, bisa juga gagal. Setidaknya, diriku pernah berjuang, Last Child.
Kenaikan harga saham $SMDR belakangan ini memang bikin banyak orang penasaran. Katanya sih gara-gara sentimen Laut Merah, tapi ini bukan sekadar cerita geopolitik yang lewat kayak angin. Kalau ditelusuri lebih dalam, justru ini jadi panggung unjuk gigi buat Samudera Indonesia sebagai perusahaan pelayaran yang udah matang ditempa berbagai krisis global sejak 2021. Mulai dari krisis kontainer pasca-pandemi, tarif freight yang meroket, sampai rerouting kapal akibat konflik Laut Merah dan Selat Hormuz. Semua itu justru jadi ladang peluang buat SMDR tumbuh lebih solid dan efisien. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Waktu Laut Merah mendadak berubah jadi zona konflik karena serangan kelompok Houthi, kapal-kapal raksasa pengangkut barang nggak bisa lagi lewat Terusan Suez. Akibatnya, mereka harus muter jauh ke selatan lewat Cape of Good Hope. Waktu tempuh nambah 7 sampai 10 hari, biaya naik 40 sampai 50 persen, dan pelabuhan-pelabuhan di Asia jadi semakin padat. SMDR yang udah punya pengalaman sejak krisis logistik 2021 langsung buka rute alternatif ke Timur Tengah lewat Singapura dan India. Rute ini bukan cuma pelengkap. Okupansi kapal mereka langsung nyaris 100 persen, dan bahkan rute baru ini langsung menguntungkan sejak awal. Padahal biasanya rute internasional butuh waktu buat balik modal.
Laporan keuangan triwulan I 2025 memperkuat cerita ini. Pendapatan SMDR turun tipis dari USD170 juta ke USD160 juta karena penyesuaian tarif logistik global. Tapi laba usaha tetap stabil di kisaran USD20 juta, dengan margin kotor sekitar 20 persen. Arus kas dari operasi positif. Capex tetap disiplin. Dividen tetap dibagikan. Ini penting karena artinya SMDR tetap untung di tengah kondisi dunia yang nggak menentu. Dari sisi geografis, SMDR makin kuat di Asia. Sekitar 45 sampai 55 persen pendapatannya dari Indonesia, 30 sampai 35 persen dari Asia non-Indonesia seperti Singapura, India, dan UEA, dan sisanya dari Australia, Malaysia, dan negara lain. Yang bikin menarik, 70 persen aset perusahaan ada di Samudera Shipping Line di Singapura. Strategi ini ngasih mereka fleksibilitas pajak, pembiayaan murah, dan akses langsung ke pasar ekspor-impor Asia. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Jadi kalau balik ke pertanyaan awal, sentimen Laut Merah ini bakal bertahan lama atau enggak. Selama konflik Yaman dan perang Iran - Israel masih berlangsung dan risiko di Selat Hormuz belum reda, sentimen ini masih akan terus relevan. Tapi terlepas dari itu, SMDR udah punya modal kuat. Armada yang tumbuh, rute internasional yang menguntungkan, diversifikasi geografis yang sehat, dan pengalaman beradaptasi di era logistik yang nggak stabil. Artinya, SMDR bukan cuma cuan karena momen, tapi karena fundamentalnya memang kuat. Buat investor jangka menengah sampai panjang, ini masih menarik buat dikoleksi. Apalagi valuasinya masih masuk akal dengan PBV di bawah 1x dan PER di bawah 8x.
Dampak perang kali ini akan terasa dalam 1-3 bulan kemudian dengan asumsi Iran - Israel masih gonta ganti kirim roket. Sampai kapan coba perang terus. Ndak capek apa.
Sekarang soal emiten kapal yang biasa transport migas lewat Selat Hormuz. Nggak ada saham di LK-nya yang eksplisit nulis kapal saya rutin mondar-mandir Hormuz karena rute itu dianggap berisiko dan sangat tergantung pada kontrak global. Tapi kalau bicara siapa yang punya kapasitas teknis buat ke sana kalau diminta, maka jawabannya jelas $BULL alias Buana Lintas Lautan. Mereka punya armada kapal tanker besar jenis VLCC dan Suezmax yang memang didesain buat bawa minyak mentah dalam volume besar lintas benua, termasuk dari Teluk Persia lewat Hormuz. Dan pasar pun udah kasih sinyal. Setiap kali konflik Timur Tengah memanas, saham BULL langsung reaktif. Waktu Laut Merah ribut akhir 2023, saham BULL loncat 17 persen dalam seminggu. Kuartal I 2025, laba bersih mereka naik 18 persen YoY, sebagian besar karena tarif sewa tanker yang naik.
BULL mencetak revenue Rp2,2 Triliun dan aset Rp5,7 Triliun. Hampir 90 persen pendapatannya dari sewa kapal tanker jangka menengah. Mereka pernah punya kontrak ekspor BBM dengan klien global dan bisa sewaktu-waktu ambil peran di rute Timur Tengah kalau dibutuhkan. SOCI atau Soechi Lines juga punya potensi dengan aset Rp10,3 Triliun dan kapal floating storage, tapi lebih fokus di BBM dan pasar domestik. $HUMI dan HITS dari Grup Humpuss juga punya kapal LPG dan tanker, tapi operasinya lebih ke segmen niche dan rute Indonesia. Sementara WINS atau Wintermar punya klien global dan kapal offshore, tapi lebih ke support migas laut dalam daripada pengangkutan minyak jarak jauh. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau ditarik benang merahnya, SMDR dan BULL itu seperti dua sisi dari dunia pelayaran saat ini. SMDR kuat di logistik kontainer dan punya jaringan lintas Asia yang efisien. BULL kuat di kapal tanker dan bisa ambil peluang ketika dunia migas gonjang-ganjing. Keduanya sama-sama diuntungkan dari krisis rantai pasok dan konflik geopolitik sejak 2021 sampai 2025. Bukan karena keberuntungan, tapi karena pengalaman, armada, dan adaptasi yang cepat. Buat investor yang ngerti ceritanya, ini bukan cuma saham tapi representasi dari kekuatan sektor pelayaran Indonesia di tengah dunia yang makin kacau.
Kalau ada yang nanya masih layak dikoleksi atau enggak, jawabannya ya tergantung keyakinan masing-masing aja. Asalkan paham bahwa ini bukan mainan satu sampai dua bulan, tapi saham yang naik karena mereka tahu cara bertahan di tengah badai. SMDR buat yang suka stabil dan global. BULL buat yang berani spekulasi waktu tanker lagi rame. Kalau punya dua-duanya malah lebih lengkap. Yang penting siap nyangkut, siap cutloss. Pahami apa yang dibeli.
Kalau sudah analisis dalam - dalam ternyata tetap Nyangkut dan cutloss maka bisa jadi kita kurang dalam analisis atau memang lagi sial aja. Tidak ditakdirkan beli McLaren ijo.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10