imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BMTR LK Q1 2025: Saham Favorite LKH

Request salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Global Mediacom (BMTR) ini ibarat gudang raksasa media milik Grup MNC yang isinya segala macam, mulai dari RCTI, GTV, MNCTV, sampai operator pay-TV seperti MNC Vision dan OTT Vision+. Perusahaan ini bukan pendatang baru karena sudah eksis sejak 1981 dan sekarang dikuasai oleh MNC Asia Holding $BHIT sekitar 45,8 persen. Investor publik termasuk Lo Kheng Hong juga ada di daftar pemegang saham. BMTR memang kelihatan seperti perusahaan media klasik, tapi di balik layar, struktur dan laporan keuangannya penuh warna. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

BMTR menghasilkan konten lewat MNC Studios $MSIN, beli lisensi program dari luar negeri, dan jual slot iklan di televisi milik sendiri. Pendapatan utama masih didominasi iklan yang kontribusinya mencapai 85 persen dari total revenue. Selain itu, ada Pay-TV, broadband, dan platform digital Vision+, walaupun kontribusinya ke laba masih kecil banget. Barang atau jasanya dijual ke agensi iklan, pelanggan rumahan, dan bisnis lain. Proses produksinya sebagian besar in-house, tapi peralatan seperti set-top-box dan bandwidth satelit tetap beli dari vendor luar. Sebagian besar pembayaran dilakukan dalam bentuk dolar, jadi sensitif terhadap kurs.

Sayangnya, performa kuartal I 2025 nggak semanis cerita brand image-nya. Pendapatan turun tipis ke Rp2,81 Triliun, tapi biaya langsung malah naik jadi Rp1,6 Triliun. Margin kotornya amblas dari 54 persen tahun lalu jadi cuma 43 persen. Laba sebelum pajak tinggal Rp382 Miliar, dan laba bersih yang bisa diatribusikan ke pemilik entitas induk merosot ke Rp195 Miliar. Ini berarti turun 42 persen dari tahun lalu. Padahal dulu kuartal I biasanya masih kuat karena sisa belanja iklan dari akhir tahun. Untungnya, arus kas operasional (CFO) masih positif di Rp398 Miliar, bahkan lebih besar dari laba bersih. Artinya, masih berbasis kas. Tapi begitu masuk ke belanja konten digital dan capex, duit itu langsung habis. Mereka belanja Rp323 Miliar buat aset tetap dan Rp237 Miliar buat konten tak berwujud. Alhasil, saldo kas yang awalnya Rp1,79 Triliun turun jadi Rp1,28 Triliun.

Di neraca, aset BMTR totalnya Rp29 Triliun. Yang menarik adalah sekitar Rp4,13 Triliun di antaranya merupakan persediaan program alias stok konten. Tapi ada keanehan karena konten senilai lebih dari 11 persen dari total aset ini ternyata nggak diasuransikan. Alasannya adalah karena menurut mereka nilai wajarnya sulit diukur. Ini jelas riskan. Kalau gudang kontennya kebakaran atau kena banjir atau server kontennya kena virus, ya sudah, hangus begitu saja. Belum lagi ada uang muka program sebesar Rp675 Miliar yang makin membengkak padahal stok kontennya juga masih banyak. Ini bisa menandakan potensi pencatatan ganda atau biaya yang belum dikapitalisasi dengan benar. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Piutang usaha Rp3,87 Triliun juga naik, tapi masih wajar dibanding penjualan. Sekitar 59 persen piutang itu belum jatuh tempo, dan piutang macet di bawah 10 persen, jadi secara kualitas masih aman. Tapi cadangan kerugian cuma Rp132 Miliar alias 3,4 persen dari total piutang. Ini terlihat terlalu optimistis untuk bisnis iklan yang pembayarannya bisa mundur-mundur. Lalu ada juga piutang lain-lain Rp497 Miliar ke pihak ketiga, tapi sebagian besar hanya dicatat sebagai kategori lain-lain. Tidak dijelaskan rinciannya. Ini rawan koreksi tiba-tiba kalau kontrak batal atau tagihannya nyangkut.

Goodwill mereka sebesar Rp3,81 Triliun, utamanya berasal dari akuisisi MNCTV, GTV, dan MNC Vision. Tapi ada hal yang bikin kening berkerut. Segmen Pay-TV dan broadband yang menyumbang goodwill besar itu sekarang malah cuma nyetor laba Rp1,9 Miliar dari total aset Rp8,69 Triliun. Return-nya bahkan nggak sampai 0,1 persen. Uji penurunan nilai tampaknya terlalu optimistis.

Total utang berbunga Rp5,93 Triliun, dengan utang jangka pendek Rp2,2 Triliun. Tapi karena kasnya Rp1,28 Triliun dan current asset mereka Rp13,8 Triliun, secara likuiditas masih aman. Bahkan kalau dibandingkan dengan EBITDA kuartalan Rp905 Miliar, leverage mereka masih di level nyaman, sekitar 1,6 kali EV terhadap EBITDA. Rasio current ratio juga di atas 3 kali, jadi secara jangka pendek nggak ada sinyal bahaya. Tapi sebagian kas sebesar Rp853 Miliar malah ditaruh di pihak berelasi. Nilainya lebih besar dari kas di bank umum. Ini agak mengganggu karena artinya kas tersebut tidak sepenuhnya likuid, tergantung niat baik internal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Struktur segmennya timpang. Iklan dan konten menyumbang Rp2,38 Triliun pendapatan dan Rp1,27 Triliun laba segmen. Sementara segmen Pay-TV dan broadband cuma menyumbang Rp398 Miliar dan laba tipis banget, nyaris nol. Padahal asetnya seperempat dari total. Kalau ini terus berlanjut, artinya aset gede itu cuma jadi beban. Meskipun ada pertumbuhan pendapatan Pay-TV sebesar 22 persen yoy, tapi itu belum cukup untuk menutupi beban operasional dan investasi.

Risiko utama perusahaan ada di nilai tukar karena vendor luar kebanyakan minta dibayar USD. Tapi untungnya kas USD mereka walaupun kecil yakni Rp31 Miliar, mismatch-nya nggak terlalu ekstrem. Lalu, ada risiko suku bunga karena utangnya campuran antara tetap dan mengambang. Risiko kredit juga relatif kecil karena piutangnya terdiversifikasi. Tiga pelanggan iklan terbesar hanya menguasai 10 persen dari total piutang.

Soal transaksi pihak berelasi, skalanya kecil. Penjualan dan pembelian ke pihak berelasi di bawah 5 persen dari total transaksi. Tapi ada satu catatan penting, yaitu manajemen menerima pinjaman tanpa bunga. Meski nilainya kecil, ini bisa jadi catatan tata kelola perusahaan yang kurang ideal.

Valuasi sekarang di harga Rp133, kapitalisasi pasarnya Rp2,20 Triliun. Dengan book value Rp16,5 Triliun, rasio PBV-nya cuma 0,13 kali. Laba pemilik induk yang diannualisasi sekitar Rp780 Miliar, berarti rasio PER-nya 2,8 kali. Nilai EV-nya sekitar Rp6,85 Triliun, jadi rasio EV terhadap EBITDA sekitar 1,9 kali. Murah banget kelihatannya. Tapi ingat, arus kas bebas mereka masih negatif karena harus terus belanja konten. Tanpa konten baru, rating turun, iklan susut, dan semuanya ikut jeblok.

Jadi, apakah ini hidden gem atau value trap. Hidden gem-nya jelas, yaitu valuasi super diskon, kas operasional masih positif, dan aset konten serta jaringan TV-nya raksasa. Tapi value trap-nya juga kelihatan jelas. Mereka harus terus belanja konten, bisnis iklan makin bergeser ke digital, dan segmen Pay-TV masih ngos-ngosan.

Kalau manajemen bisa balikin margin kotor ke 50 persen, bikin Pay-TV menghasilkan ROA 10 persen, arus kas bebas positif dua tahun berturut-turut, dan sahamnya lebih likuid, maka valuasi bisa naik ke PBV 0,3 kali atau harga sekitar Rp300. Tapi kalau syarat ini nggak terpenuhi, valuasinya akan tetap di-diskon. Dan buat investor yang sudah nyangkut, pilihan paling waras adalah menunggu sampai laporan Q2 rilis. Kalau margin mulai pulih dan CFO tetap positif, bisa tambah pelan-pelan. Tapi kalau iklan tetap turun dan mereka mulai wacanakan rights issue, itu adalah alarm buat realistis dan siap-siap move on.

BMTR adalah perusahaan yang kuat secara aset tapi rapuh dari sisi arah strategis dan segmentasi bisnis. Mau jadi mesin kas tapi tidak ada dividen. Sayang banget. Maka BMTR harus efisien dan digital biar bisa bagi dividen. Kalau hanya mengandalkan konten dan Pay-TV tanpa monetisasi yang sehat dan tanpa dividen maka dalam jangka panjang, valuasi diskon ini bukan peluang, melainkan cerminan risiko yang nyata. Maknanya ayo bagi dividen + bagi roti LOL Bakery. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy