imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Apakah $ROTI Bisa Bikin Miskin Investor Seperti yang Dilakukan $GGRM dan $UNVR Pada Para Investornya?

Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

ROTI alias PT Nippon Indosari Corpindo Tbk adalah salah satu perusahaan consumer goods paling dikenal di Indonesia mirip seperti GGRM dan UNVR yang sama - sama terkenal tapi investornya nyangkut. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Siapa sih yang nggak pernah lihat Sari Roti? Produknya ada di minimarket, warung kecil, kantin sekolah, bahkan kadang masuk ke program bantuan pangan. Model bisnisnya simpel, jualan roti kemasan yang halal, murah, dan mudah didistribusikan. ROTI bukan perusahaan ecek-ecek, mereka punya 14 pabrik dari ujung barat sampai timur Indonesia dan menjangkau lebih dari 88 ribu titik distribusi. Ini skala masif. Tapi sekuat apa pun brand dan jaringan distribusinya, di pasar saham yang dilihat tetap satu, yaitu cuan. Dan di sinilah cerita ROTI mulai kelihatan wujud aslinya.

Harga saham ROTI sempat menyentuh puncaknya di 1.615. Sekarang mentok di 820. Turun 31 persen dalam 5 tahun, padahal secara sekilas laporan keuangannya masih kelihatan sehat. Mereka masih untung. EPS 12 bulan terakhir masih di 50,41. Cashflow dari operasional Rp463 miliar. Free cash flow Rp348 miliar. Artinya ini perusahaan yang benar-benar menghasilkan uang, bukan untung di kertas doang. Utangnya kecil, hanya Rp602 miliar utang berbunga. Kas Rp325 miliar. Jadi net debt cuma Rp277 miliar. Capex juga terkendali, hanya Rp115 miliar. Jadi dari sisi cashflow dan neraca, tidak ada tanda-tanda krisis. Tapi di pasar saham, keuangan yang stabil belum tentu cukup. Karena pasar beli harapan, bukan masa lalu. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Masuk ke bagian yang bikin ROTI dihajar market, yaitu laporan kuartalan terakhir. Revenue Q1 2025 turun 9,6 persen secara tahunan. Tapi yang bikin shock, laba bersih dan EPS anjlok lebih dari 68 persen. Ini bukan koreksi tipis, ini nyungsep. Dan untuk sektor consumer staples yang biasanya stabil dan antikrisis, ini adalah kejutan negatif besar. Pasar benci kejutan, apalagi kalau datang dari perusahaan yang selama ini diharapkan konsisten. Sekali saja EPS drop tajam, persepsi berubah. Dari saham defensif menjadi saham stagnan. Bahkan bukan stagnan, tapi mundur. Ini seperti warung roti Pak Toto yang biasanya rame tiap pagi, tiba-tiba sepi karena harga bahan baku naik dan pelanggan pindah ke merek sebelah yang lagi promo. Bukan berarti usahanya bangkrut, tapi semua jadi ragu mau balik beli.

Dengan harga 820 dan EPS 50,41, maka PER-nya 16,3 kali. PBV-nya 2,21 kali. PFCF di kisaran 14,6 kali. Ini semua angka premium. Harusnya valuasi premium begini diberikan ke perusahaan yang bertumbuh cepat atau setidaknya menjaga margin. Tapi ROTI malah kasih laporan penurunan revenue dan laba. Artinya valuasi ini tidak bisa dibenarkan market. Kecuali bandarnya kuat. Tapi masalahnya adalah bandar ROTI juga cemen bin cere jadi lemah dan lumpuh, tidak sanggup goreng saham.

Harga ROTI sekarang terlalu tinggi jika dibandingkan dengan kinerjanya yang labanya nyungsep. Dan justru karena masih ada di atas 800, artinya pasar sebenarnya belum menghukum semaksimal yang seharusnya. Harusnya kalau market kejam maka harganya sudah lebih murah. Ini market masih ada belas kasihan ke ROTI. Kalau roti yang dijual Pak Toto turun kualitasnya, lebih kecil, isi dikurangi, dan pelanggan kabur, ya harusnya harga jualnya juga disesuaikan. Masa roti kemarin sore dijual dengan harga premium.

Sekarang mari pakai logika angka dan valuasi konservatif. Book value per share ROTI adalah 371,67 dan EPS 50,41. Maka kalau mau pakai skenario valuasi:

PBV 1 kali berarti harga wajar 372

PBV 0,75 kali berarti harga 278

PBV 0,5 kali berarti harga 186

PER 15 kali berarti harga 756

PER 10 kali berarti harga 504

PER 7 kali berarti harga 353

PER 5 kali berarti harga 252

Jadi kalau EPS-nya tidak naik dan revenue tetap menurun, wajar kalau pasar menghargai ROTI di kisaran 500 bahkan 300-an. Kalau sekarang harganya masih 820, artinya belum diskon. Bahkan bisa dibilang ini harga tengah, bukan harga murah. Dan kalau pasar tiba-tiba banting ke 600-an atau lebih rendah, bukan berarti investor panik, justru itu bisa dianggap penyesuaian logis. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sekarang soal struktur pemegang saham. ROTI bukan saham yang dikuasai spekulan atau ritel liar. Ini saham institusional. Indoritel anak usaha Salim Group pegang 25,77 persen. Demeter Indo Investment 22,16 persen. Bonlight Investment 20,79 persen. Investor asing pegang total 55,38 persen. Dalam dua bulan terakhir, jumlah investor publik naik dari 4.700-an ke 6.100-an. Artinya investor ritel baru mulai masuk setelah saham turun jauh. Bisa jadi mereka pikir ini bottom. Tapi justru di titik-titik inilah risiko nyangkut jadi tinggi. Karena mereka masuk bukan saat kinerja membaik, tapi saat masih belum jelas mau ke mana. Ibaratnya mereka beli franchise bakso Pak Toto pas omzet lagi ambruk. Harapan boleh tinggi, tapi dasar perhitungan harus kuat.

Lalu apa yang sebetulnya diharapkan investor dari ROTI? Jawabannya klasik.
1. Harap Revenue naik atau minimal stabil
2. Harap Margin kembali normal
3. Harap EPS pulih ke atas 60 sampai 70
4. Harap FCF tetap positif dan kuat
Semua isinya harapan.

Kalau bisa ada dividen naik atau buyback saham

Kalau semua itu terjadi, pasar mungkin mau kasih PER 15 sampai 20 lagi dan harga bisa kembali ke kisaran 1.000 sampai 1.200. Tapi kalau kondisi seperti sekarang berlanjut dua kuartal ke depan, revenue masih susut, margin tergerus, EPS ngedrop, pasar tidak akan sabar. Valuasi bisa dikompres ke PER 10 bahkan 7. Dan harga bisa jatuh ke 500-an bahkan lebih rendah. Dan sekali lagi, itu bukan reaksi berlebihan. Itu harga wajar. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Jadi untuk investor, pertanyaannya bukan apakah ROTI masih bagus, tapi di harga berapa ROTI jadi menarik. Karena saat ini, harga 820 masih mencerminkan harapan, bukan realitas. Harusnya sudah lebih rendah. Ini bukan saham yang besok akan bangkrut, tapi saham bagus yang lagi kehilangan momentum.

Keputusan akhirnya tinggal pilih aja.
1. Keep hold kalau kamu beli di bawah 820 kalau merasa yakin bahwa ini cuma fase downturn sementara

2. Keep buy kalau harga turun di bawah 700 dan ada sinyal pemulihan dari kinerja

3. Tinggal cutloss aja kalau dua kuartal ke depan laba tetap drop, arus kas mulai seret, dan asing buang barang besar-besaran

Dari 3 opsi itu, nyaman yang mana? Tinggal tanya diri sendiri.

ROTI masih punya produk yang disukai orang banyak, sistem distribusi kuat, dan struktur keuangan sehat. Tapi semua itu tidak akan cukup kalau margin tipis dan EPS makin kecil. Di bursa, harga harus jalan bareng dengan kinerja. Kalau tidak, saham sebagus apa pun tetap harus disesuaikan. Karena pasar tidak beli merek, pasar beli prospek. Dan ROTI, dalam kondisi sekarang, harusnya dijual seperti roti sisa yang sudah lewat jam sarapan, diskon dulu sampai dapurnya kembali ramai. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy