imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Perang Israel-Iran nan jauh di sana, emang pengaruh ke kang batagor di Indo ?

Serangan yang diluncurkan Israel dan Iran masing-masing sudah menargetkan fasilitas produksi dan penyimpanan minyak bumi dan gas alam milik lawannya.

Utamanya Iran yang masuk daftar produsen minyak bumi dan gas alam terbesar di dunia.

Jika produksi terganggu dan pengiriman dari Iran terhambat, maka suplai minyak dan gas (migas) ke pasar global berkurang. Ini yang mendorong harga migas naik.

Selain itu, lokasi Iran ada di Teluk Persia (Persian / Arabian Gulf) dan Selat Hormuz (Strait of Hormuz), yang jika ada konflik di situ maka berpotensi mengganggu produksi dan transportasi migas negara-negara di sekitar sana juga.

Selain Iran, ada Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Bahrain, Arab Saudi, Kuwait, dan Irak.

Jadi suplai berpotensi semakin terganggu, migas di pasar dunia semakin langka. Harga migas semakin melonjak lagi.

.........
Kemudian, harga migas yang naik tentu bakal menaikkan pula harga bensin dan elpiji konsumsi.

Tapi sampai di sini kang batagor masih belum kena dampak, karena elpiji melon 3kg dan pertalite / solar masih disubsidi pemerintah.

Yang harganya naik adalah produk migas non subsidi (Pertamax, Dex, BBM di SPBU selain Pertamina, Bright Gas, dll).

Namun karena produk migas non subsidi makin mahal, bisa saja orang-orang yang semula pakai produk non subsidi tapi karena merasa tidak sanggup atau ingin berhemat, mereka beralih pakai Pertalite dan elpiji melon.

Alhasil jumlah orang (qty) yang harus disubsidi pemerintah jadi makin banyak.
Di tengah harga (price) migas yang juga melonjak, maka tanggungan subsidi pemerintah jadi bengkak berkali lipat (qty dikali price).

Subsidi itu masuk ke komponen Belanja Pemerintah dalam APBN. Jika subsidi bengkak maka belanja pemerintah juga bengkak.

Belanja pemerintah melonjak sedangkan Pendapatan tidak bisa mengimbangi kenaikan belanja, akhirnya defisit APBN membengkak. Fiskal pemerintah jadi masalah.

Maka untuk menutupi kekurangan (defisit) itu pilihannya :
1. Tambah utang.
2. Kurangin subsidi migas (harga Pertalite, Solar, dan elpiji melon dinaikkan).
3. Kurangin subsidi, insentif, stimulus, atau fasilitas lainnya buat rakyat (bansos, sekolah, BPJS, subsidi listrik, dll).

Opsi nambah Pendapatan sulit dilakukan karena negara lain juga lagi sulit.
Maka itu ketiga pilihan tersisa semuanya gak ada yang bener.

Risiko fiskal yang meningkat, kondisi yang gak bagus, membuat investor pun beralih keluar dari Indonesia menuju aset-aset yang lebih aman (safe haven), seperti emas, obligasi negara maju (US bonds, dkk), dll.

Ini menyebabkan nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap USD bakal makin melemah.

Karena kebutuhan migas di Indonesia harus dipenuhi lewat impor, maka subsidi pemerintah bakal makin-makin membengkak (qty dikali price dikali kurs).

Ketiga pilihan di atas (tambah utang, kurangin subsidi migas, kurangin subsidi non migas), bakal bikin pemerintah makin pusing.

Kalau pemerintah pilih nomor 2, kang batagor akhirnya sudah kena dampak langsung.
BBM dan elpiji harganya naik, maka ongkos usaha langsung meningkat.

Kalau pemerintah pilih nomor 3, kang batagor bakal terkurangi subsidi yang diterimanya di hal yang lain.
Walaupun ongkos usaha belum meningkat ketika harga BBM dan elpiji belum dinaikkan, tapi biaya hidup lainnya yang jadi persoalan.

Kalau pemerintah pilih nomor 1, kang batagor belum merasakan dampak langsung. Tapi pada akhirnya akan kena dampak juga.

.....................
Pilihan nomor 1 (tambah utang) sebenarnya hanya penundaan untuk memberi nafas. Karena bunga dan pokok utang pada akhirnya pun harus dibayar oleh pemerintah.

Kalau perang terus berlangsung, maka pada akhirnya tetap saja pilihan nomor 2 dan 3 harus dilakukan pemerintah.

Selain itu utang yang makin banyak, peningkatan beban bunga, beban fiskal yang bengkak, bakal makin memperlemah kurs Rupiah.

Tidak semua bahan makanan pokok dan kebutuhan rumah tangga bisa diproduksi di Indonesia.
Impor masih dilakukan untuk produk gandum (tepung), kedelai, gula, daging, bawang putih, buah-buahan, dll. Perlengkapan rumah tangga juga masih banyak yang impor.

Kurs lemah, ongkos kirim transport impor juga naik karena harga migas dunia yang naik. Alhasil harga impor yang harus dibayar Indonesia pun meningkat.

Kang batagor akhirnya kena juga dari segala sisi. Semua ongkos produksi batagor naik. Biaya hidup pribadi pun naik.

Tapi jualan tetap susah.

Ketika harga-harga harus naik di tengah permintaan konsumsi yang lesu, itu tentu sangat buruk.

Kondisi serba sulit, makin gak nyaman, gak enak, marah, benci, rungkad, keos, rusuh.
Kehidupan sosial, politik, keamanan mulai masalah.

Keadaan makin buruk, bukan cuma bagi kang batagor.

..........................
Pesan buat kang batagor dan teman-temannya :

Jangan panik.
Hasil usaha / kerja / warisan / pemberian dipakai dengan bijak.

Belikan segala kebutuhan pokok yang diperlukan. Penuhi stok bensin, elpiji, bahan makanan, kebutuhan rumah tangga, semua yang perlu. Kalau sekarang kebetulan udah mau habis, buruan beli.

Tidak perlu berlebihan, yang penting prepare.

Janganlah berkorban beli mahal-mahal yang dipengenin, ngirit medit, sampe kebutuhan penting gak kebeli.

Lebih baik bantu warung tetangga, dagangan temen, UMKM, belanja di situ, jajan di situ, makan minum di situ, jangan pelit. Yang butuh jangan ditahan-tahan. Biar ekonomi muter.
Mumpung sekarang harga-harga masih belum naik.

Kurangin scroll tektok, ige, yutub, efbe yang gak perlu.
Biar gak gampang kena hoax, kena hasut, jangan pelihara kebencian.
Jaga ketikan di medsos, jangan jadi agen penyebar kebencian.

Negara ini harus benar-benar bersatu.

Keadaan gak akan seburuk yang dialami kang batagor di atas, kalau negara ini bersatu dan mau bekerja sama dengan kontribusi positifnya masing-masing.

Sambil berharap perang cepat berhenti, ketemu deal, resolusi, jangan lama-lama.

............
Postingan ini ditulis ketika lagi kepikiran makan batagor 馃榿

$IHSG $MEDC $BBCA

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy