imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ENRG LK Q1 2025: Utang Pajak dari Zaman Reformasi Tak Kunjung Lunas

Diskusi hari ini tentang ENRG di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) ini posisinya sekarang ibarat warung bakso Nyangkut Pak Toto yang berdiri di pinggir perempatan antara keberuntungan dan kebangkrutan. Di satu sisi ada angin segar dari harga migas dunia yang mulai panas lagi gegara perang Iran–Israel, plus wacana pemerintah yang (katanya) mau kasih insentif buat para kontraktor migas melalui revisi kontrak gross split. Tapi di sisi lain mereka masih bawa beban utang pajak yang tebalnya kayak nota koperasi Pak BudiDolDol bin Judd Old, koperasi merah ijo spesialis sabung ghoib dan rentenir yang suka bikin pelanggan megap-megap bayar bunga. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Pendapatan kuartal I 2025 memang kelihatan manis, USD 117,05 juta, naik 20,4% dari tahun lalu yang cuma USD 97,28 juta. Kayak warung Pak Toto yang akhirnya dapet orderan dari dinas pemda buat nyuplai bakso ke kantor-kantor pemerintahan, dorongan datang dari gas bumi USD 74 juta dan minyak mentah USD 40,27 juta. Tapi masalahnya, dari mana aja sih duit itu datang? Jawabannya, tiga pelanggan gede doang yaitu TIS Petroleum (USD 28,47 juta), PT Kilang Pertamina Internasional (USD 30,08 juta), dan PT Indonesia Power (USD 13,46 juta). Artinya, ini warung bakso yang hampir semua omzetnya bergantung sama tiga pelanggan tetap. Jadi, kalau satu aja berhenti langganan karena pindah ke resto baru atau kena mutasi, ya selamat tinggal stabilitas pendapatan.

Masuk ke sisi dapur alias ongkos produksi, ENRG juga lagi-lagi harus berdamai dengan beban berat. COGS naik dari USD 64,09 juta jadi USD 79,14 juta. Penyebab utamanya, penyusutan dan amortisasi aset migas dan hak guna lahan. Coba bayangkan Pak Toto yang mesinnya udah tua, tiap bulan harus bayar listrik freezer, sewa kios yang makin mahal, dan ganti mata pisau alat giling. Tambahannya lagi, ada depresiasi aset USD 18,35 juta dan amortisasi hak guna lahan USD 16,18 juta. Tapi setidaknya beban usaha ENRG menurun dari USD 5,55 juta jadi USD 4,96 juta. Artinya, gaya manajemen mereka mirip Pak Toto juga — irit gas tapi tetap bisa goreng tahu isi, efisiensi tetap jalan.

Masuk ke bagian horor, sisi keuangan. Beban bunga dan pinjaman tembus USD 9,47 juta, naik dari USD 8,22 juta. Ini udah mirip pola gali lubang tutup lubang koperasi Kamboja Pak BudiDolDol. Bahkan lebih ngeri lagi, total utang pajak mereka tembus USD 98,23 juta. Komposisinya adalah PPN USD 52,86 juta, selebihnya pajak penghasilan dan kewajiban lainnya. Dan oh ya, ada juga sengketa pajak warisan tahun 1997–2002 soal pembayaran uplift ke JAPEX yang nilainya USD 8,86 juta. Sampai sekarang belum kelar. Ini ibarat utang ke tukang daging sejak zaman reformasi yang nggak pernah dibayar, tapi ditulis terus di papan hutang. Hebat juga ini ENRG bisa lolos kejaran pajak selama 20 tahun berturut-turut. Sri Mulyani bangga.

Laba bersih? Ya masih ada, sih. USD 17,96 juta, hampir sama dengan tahun lalu USD 17,67 juta. Tapi perhatikan, beban pajaknya sekarang USD 9,31 juta, padahal tahun lalu mereka malah dapet manfaat pajak USD 3,12 juta. Jadi, sebenarnya laba ini bukan hasil dari efisiensi, tapi lebih ke keberuntungan karena pendapatan naik lumayan. Uniknya, induk usahanya masih punya rugi fiskal USD 121,93 juta alias belum kena pajak. Tapi anak-anak usahanya malah udah nyumbang pajak. Ini kayak Pak Toto yang di warung pusatnya rugi terus, tapi gerobak keliling yang disewain ke keponakan malah laris manis dan bayar retribusi ke kelurahan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Terus gimana harapannya? Pemerintah lagi bahas revisi kontrak gross split, tujuannya buat bikin investasi hulu migas jadi lebih menggairahkan. Katanya sih, bakal potong pajak tidak langsung dan perbaiki mekanisme harga DMO gas. Kalau ini kejadian, ENRG bisa dapet napas baru. Ditambah lagi, perang Iran–Israel bisa bikin harga migas dunia meledak naik. Simulasi sederhana, kalau harga jual naik 10–20%, laba mereka bisa melompat dari USD 18 juta ke USD 25–30 juta per kuartal. Kalau mulus, setahun bisa tembus USD 100 juta. Ini kayak Pak Toto dapet kontrak bakso dari Pemprov dan buka 10 cabang sekaligus, semuanya rame, semuanya cuan.

Tapi kalau skenario gagal? Revisi aturan cuma jadi wacana politik, perang Timur Tengah adem ayem lagi, harga minyak jatuh, dan utang makin mencekik? Ya siap-siap aja ENRG kembali ke mode bertahan hidup. Cash makin seret, risiko gagal bayar makin nyata, dan laba bisa meleleh kayak es lilin. Mereka harus milih, mau terus kayak koperasi BudiDolDol yang suka ngisep darah nasabahnya lewat bunga dan denda, atau jadi seperti Pak Toto: pelan tapi pasti, fokus pada kualitas dan pelayanan, serta nggak rakus buka cabang sana-sini asal-asalan. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

ENRG itu seperti warung bakso besar di lokasi premium, tapi masih bayar cicilan alat giling, hutang ke tukang daging belum lunas, dan andalkan tiga pelanggan loyal. Kalau dapet diskon sewa dan cuaca makin dingin, bisa panen. Tapi kalau sebaliknya, tinggal tunggu waktu sampai warungnya masuk daftar bangkrut. Jadi ya, posisi ENRG saat ini, jalan di garis tipis antara rebound dan jebakan Batman.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$MEDC $PGAS

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy