Saham PT Sunindo Pratama Tbk ($SUNI) saat ini berada dalam posisi yang sulit dijelaskan oleh rasional pasar PER hanya 8x, padahal EPS 2025 yang diannualisasi telah mencapai Rp106, naik dari Rp25 di tahun 2022, mencerminkan CAGR EPS sebesar 61% per tahun. Ditambah dengan ROE 28% dan NPM 21%, SUNI bukan hanya mencetak profit tinggi, tapi juga menunjukkan efisiensi dan daya saing operasional yang kuat.
Menggunakan pendekatan CAPM konservatif (Rf 6,75%, Rm 13%, beta 1–1,3), cost of equity SUNI diperkirakan 13–15%. Dengan ROE hampir dua kali lipat dari CoE, SUNI tergolong perusahaan yang menciptakan nilai (value accretive) secara konsisten. Secara teori, baik pendekatan PEG ratio (dengan growth 61%) maupun model ROE/growth menunjukkan PER wajar bisa berada di kisaran 30x hingga 60x jauh di atas level saat ini. Artinya, saham ini memiliki potensi rerating yang signifikan jika sentimen pasar berubah atau kualitas earnings diakui lebih luas.
Dari sisi industri, SUNI sangat terkait dengan momentum naiknya investasi migas domestik. Pemerintah Indonesia menargetkan peningkatan produksi minyak hingga 1 juta bopd pada 2030, didukung dengan puluhan blok migas baru dan kebijakan agresif meningkatkan TKDN. SUNI, melalui anak usaha strategis PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM), adalah pemain lokal kunci dalam seamless OCTG tubing, komponen vital dalam pengeboran minyak yang kini masih didominasi produk impor. Dengan ekspansi Plant 2 di Batam dan penguatan kapasitas lokal, SUNI siap menangkap peluang tersebut secara langsung.
Secara fundamental, SUNI sudah mulai menunjukkan dampak ekspansi tersebut: penjualan naik 93% YoY, EBITDA +88%, laba bersih Q1 2025 mencapai Rp66 miliar (+100% YoY), dan volume penjualan OCTG naik 71% YoY. Dengan struktur neraca yang sehat (DER 0,33x, current ratio 3,17x), SUNI punya ruang finansial dan operasional untuk terus tumbuh.
Rerating katalis ke depan bisa datang dari:
- Kinerja keuangan kuartalan yang semakin konsisten
- Revaluasi potensi margin akibat substitusi impor
- Pemanfaatan idle cash untuk buyback saham (Rp80 miliar disiapkan)
- Awareness investor atas exposure SUNI ke proyek migas nasional
Dalam konteks itu, valuasi saat ini bukan hanya “murah”, tapi mungkin mencerminkan kelambatan pasar dalam mem-price-in transformasi struktural SUNI. Dan seperti biasa, pasar bisa lambat membaca, tapi cepat bereaksi. Rerating bukan soal “jika”, tapi “kapan”.