imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BABP LK Q1 2025: Katanya Merger bareng NOBU, Kok Ndak Jadi - Jadi?

Request salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kemarin ada user Stockbit yang DM chat yang panjang sekali tentang saham BABP. Ini user Stockbit nampaknya sudah riset mendalam banget tentang BABP. Mau tanya informasi A1 sama saya, seolah - olah saya ini bagian dari keluarga besar HT yang tahu intelejen FBI HT atau malah dianggap sebagai menantu HT A1 seperti si Kevin. Padahal saya ini hanya investor ritel selot selot yang juga tidak tahu apa - apa tentang BABP. Ndak ngerti saya yang gini-ginian. Yang saya tahu itu hanya kuah bakso Pak Toto enak banget. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tidak banyak investor yang riset mendalam tentang grup HT apalagi sejak banyak investor nyangkut di $BMTR dan MNCN. Bahkan sekelas LKH pun bisa Nyangkut di BMTR sejak 2020 padahal informasi dan pengalaman LKH itu super tinggi di atas investor biasa. Jadi kalau ada yang masih riset tentang grup HT meskipun HT sudah berkali-kali gagal ke senayan, maka investor itu patut diacungi jari jempol.

Cerita soal BABP yang disampaikan salah satu user Stockbit ini memang menarik untuk ditelusuri, karena bukan sekadar opini kosong, tapi dibarengi indikasi data dan pola-pola yang layak diverifikasi lebih lanjut. Dan ternyata, sebagian besar informasi yang disampaikan bisa dilacak ke sumber resmi, dari laporan keuangan, data KSEI, hingga pemberitaan yang terekam jejak digitalnya.

Kita mulai dari isu rights issue. Benar bahwa BABP telah beberapa kali melakukan penambahan modal dengan skema rights issue, dan yang terbaru terjadi pada Desember 2023 melalui PUT X. Nilai pelaksanaannya Rp75 per saham dan dana yang masuk sekitar Rp801,98 miliar, dengan mayoritas diserap oleh dua entitas utama yaitu BMTR dan KPIG. Hal ini tercatat dalam laporan keuangan dan juga diliput oleh media arus utama. Dalam laporan Maret 2025, nilai setoran modal dari PUT ini tercermin dalam kenaikan ekuitas perusahaan menjadi Rp3,68 triliun. Artinya, dana benar-benar masuk ke dalam sistem perbankan BABP, bukan sekadar komitmen atau rencana. Dari sisi akuntansi, ini sah dan sesuai prosedur, meski memang porsi publik menjadi semakin kecil. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Menariknya, sebelum PUT tersebut, tercatat bahwa BABP membeli gedung dari KPIG dan BMTR dengan nilai yang hampir identik, yakni sekitar Rp801 miliar juga. Ini bukan pelanggaran, tapi mengundang pertanyaan wajar dari investor publik, apakah ini efisiensi aset atau ada strategi korporasi lain di baliknya? Yang pasti, semua transaksi ini tercatat dan dibukukan secara transparan dalam laporan keuangan perusahaan, jadi secara administratif memang tak ada yang dilanggar. Inbreng.

Soal merger dengan $NOBU, memang pada 2023 sempat ramai diberitakan rencana penggabungan BABP dengan PT Bank Nationalnobu Tbk. Tapi hingga Maret 2025, rencana ini belum terealisasi. Apalagi setelah masuknya Hanwha Life sebagai investor strategis NOBU di awal 2025, kepemilikan dan arah strategi bank pun berubah. Belum ada pernyataan resmi dari OJK maupun manajemen kedua bank bahwa merger ini dibatalkan, tapi faktanya, tidak ada pengajuan baru dan tidak ada aksi korporasi terkait yang berjalan. Jadi secara objektif, rencana merger bisa dibilang tertunda tanpa tenggat waktu yang jelas. Ikan gabus stecu ikan lele, ra jelas le.

Winfly Ltd yang disebut-sebut sebagai investor asing ternyata memang benar tercatat sebagai pemegang saham besar di BABP per Mei 2025, dengan kepemilikan 23,44%. Nama ini sudah lama muncul di jajaran top holder dan sering disebut dalam konteks keterkaitannya dengan grup MNC. Dalam dokumen KSEI, nama beneficial owner yang tercantum untuk hampir semua entitas pengendali BABP adalah Hary Tanoesoedibjo. Lagi-lagi, ini bukan tuduhan, tapi hasil pelacakan dokumen resmi yang terbuka bagi publik.

Fakta lainnya adalah free float yang memang semakin menurun. Jika di awal 2024 tercatat sekitar 25%, per Mei 2025 angka ini tinggal 12,73%. Ini bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, saham menjadi kering dan kurang menarik bagi institusi besar atau investor asing yang mencari likuiditas. Di sisi lain, bisa saja ini strategi internal untuk menjaga stabilitas harga dan menghindari fluktuasi tajam karena aksi spekulatif ritel. Apapun alasannya, efek praktisnya tetap sama, likuiditas pasar menjadi rendah, dan risiko pergerakan harga makin ditentukan oleh pemegang mayoritas.

Dari sisi laporan keuangan, BABP memang mencatatkan kinerja yang stabil namun belum istimewa. Aset per Maret 2025 tercatat Rp20,76 triliun, sedikit menurun dari akhir tahun lalu. Laba bersih kuartal I mencapai Rp19,9 miliar, meningkat dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya. Namun, jika dihitung secara annualized, laba setahun hanya sekitar Rp80 miliar, menghasilkan ROE sekitar 2,2% dan ROA sekitar 0,39%. Rasio ini belum mencerminkan efisiensi bank yang optimal.

Dari sisi valuasi, dengan harga saham Rp53 dan jumlah saham beredar sekitar 44 miliar lembar, market cap BABP berada di kisaran Rp2,33 triliun. PBV-nya sekitar 0,63x, di bawah nilai bukunya, menandakan pasar memberi diskon karena risiko tertentu. Namun di sisi lain, PER-nya mencapai sekitar 29x, cukup tinggi untuk bank dengan profitabilitas yang masih terbatas. Artinya, valuasi murah ini bukan jaminan bahwa sahamnya undervalued, tapi bisa jadi cerminan ekspektasi pasar yang hati-hati terhadap prospek jangka panjangnya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi kalau ditanya, apakah semua informasi dari user Stockbit itu benar? Banyak poinnya yang faktual dan bisa diverifikasi. Tapi semua perlu dipahami dalam konteks, tanpa perlu menuduh atau berprasangka. BABP menjalankan aksi korporasi sesuai jalur hukum, tapi dari sisi investor publik, memang perlu kehati-hatian ekstra dalam menilai arah strategi dan potensi sahamnya, terutama karena struktur kepemilikan yang semakin terkonsentrasi, likuiditas pasar yang menipis, serta belum ada katalis nyata yang bisa mengangkat kinerja secara signifikan.

Apakah ini hidden gem atau trap? Itu tergantung bagaimana ke depan arah bisnisnya, realisasi merger, dan keterbukaan manajemen terhadap investor publik. Tapi satu hal pasti, data tidak bisa dibantah, dan sejauh ini, semua cerita punya dasar yang bisa ditelusuri.

Saya tidak mau menuduh hal yang buruk ke grup HT. Meskipun perusahaan kakak HT, ZBRA lagi kena kasus gagal bayar di bank QNB BKSW, menurut saya, sebagai investor, kita harus menjalankan asas praduga tidak bersalah. Ndak boleh itu asal nuduh sembarangan kecuali ada bukti hitam di atas putih.

Apakah HT akan bantu kakaknya? Kalau seandainya HT mau bantu kakaknya, nanti ambil duit dari mana? Hanya sekedar bertanya 馃檹, saya pun tak tahu jawabannya.

Hope for the best.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy