$TOTO LK Q1 2025: Toilet Bukan Bakso
Request salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Surya Toto Indonesia Tbk alias TOTO itu ibarat restoran Jepang warisan yang operasionalnya udah mapan dari zaman Orde Baru, tapi dapurnya masih dikelola sama keluarga sendiri. Namanya mungkin mirip warung bakso Pak Toto yang sering nyangkut di TikTok investor pemula, tapi jangan keliru, saham TOTO ini mainnya di sanitary ware dan kran-kran mewah, bukan di kuah sapi dan sambal ijo. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
TOTO berdiri 1977, produksi komersial mulai 1979, dan listing sejak 1990 di BEI. Sahamnya udah split beberapa kali, terakhir jadi nominal Rp5/lembar, dengan total 10,32 miliar lembar beredar. Pemegang sahamnya tersebar, nggak ada pengendali tunggal, tapi semua terhubung lewat grup Surya-Toto yang mengelola brand, pabrik, distribusi, hingga sewa tanah.
Model bisnis TOTO sebenarnya sederhana tapi terintegrasi rapat. Dari sisi hulu, bahan bakunya macam kuningan batangan, clay, resin, dan gas alam dibeli dari vendor lokal dan afiliasi, terutama PT Dian Surya Global (sekitar 9 % dari total pembelian Q1 2025), yang notabene anak kandung dari grup pemilik yang sama. Produksi dilakukan di pabrik utama di Tangerang. Barang jadi, terutama sanitary ware (kloset, wastafel), fitting (kran, shower), dan sedikit kitchen set serta electrical, dijual melalui dua kanal besar yaitu ekspor ke jaringan TOTO Group di luar negeri (22 % dari revenue) dan penjualan dalam negeri ke PT Surya Pertiwi $SPTO (47 % omzet). Sisanya minor, termasuk segmen kitchen dan accessories yang secara bisnis belum signifikan dan bahkan rugi. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Biar bisa pakai merek global “TOTO”, perusahaan TOTO Indonesia harus setor royalti 1,5 % net sales ke Toto Limited Jepang. Khusus untuk ekspor tertentu, ada komisi tambahan 2,5 % ke Toto Asia Oceania. Jadi margin perusahaan ini sudah dipotong di muka oleh biaya hak pakai merek dan saluran ekspor, semacam pajak wilayah dari kerajaan pusat ke cabang. Ini kayak koperasi merah ijo sabung ghoib milik Pak BudiDolDol, di mana semua anggota boleh dagang di pasar, tapi mesti setor royalti ke ketua koperasi tiap transaksi, plus iuran tahunan. Untungnya, pasar yang dijamin dan nama besar “TOTO” tetap jadi aset tak berwujud yang sulit ditandingi.
Dari segmen usaha, TOTO di Q1-2025 mencatatkan revenue sebesar Rp576,94 Miliar, flat -0,1 % YoY. Tapi gross profit-nya naik tajam 26,9 % ke Rp157,14 Miliar. Gross margin juga naik dari 21,4 % ke 27,3 %, kenaikan signifikan yang dikerek oleh penurunan harga gas dan kuningan.
Sanitary ware menyumbang 48,2 % revenue dengan margin 30,3 %, fitting 49,6 % dengan margin 27,5 %, sedangkan kitchen set (1,9 % revenue) rugi kotor -56 %.
Segmen kitchen TOTO ini seperti unit warung kopi literan milik Pak Toto yang modal mesin seduh mahal, tapi jualannya nyungsep, mau narik traffic tapi malah tekor. Dan ini belum termasuk electrical accessories yang cuma nyumbang 0,3 % revenue dengan margin 27,8 %. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Operating profit Rp104,71 Miliar (OPM 18,2 %) dan net profit Rp85,89 Miliar (NPM 14,9 %) adalah lonjakan 46 % dari tahun lalu, ditopang oleh margin yang lebih sehat dan kontribusi laba dari entitas asosiasi Rp5,8 Miliar. Kalau laba ini diannualized, berarti EPS ±33,2 dan PER 6,9× di harga Rp232—murah. PBV 0,94× dengan ekuitas 2,55 T, juga di bawah 1, yang dalam banyak metodologi analisis dianggap sebagai margin of safety. ROE Annualised 13,8 % juga oke karena lebih tinggi dari standar aman 10 %.
Tapi begitu masuk ke arus kas, kita ketemu kenyataan seperti nasabah koperasi Pak BudiDolDol yang lihat laporan laba bersih Rp1 M, tapi uang tunai tinggal Rp3 juta. TOTO mencatat arus kas operasi (CFO) minus Rp28,11 M karena pembayaran pesangon dan bonus imbalan kerja Rp70,8 M, ditambah beban pajak final PPh Rp23,93 M.
Belum lagi capex Rp14,94 M untuk beli aset tetap baru, free cash-flow-nya amblas jadi -Rp43,05 M. Kas akhir periode Rp284,26 M memang masih kuat, tapi kalau pola pengeluaran ini berlanjut dan kitchen segment tetap bleeding, cash bisa terkikis dalam 2-3 kuartal. Untungnya, mereka masih punya fasilitas L/C USD10 juta yang belum disentuh.
Struktur keuangan TOTO nyaris steril karena utang berbunga cuma Rp2,5 M, lease liability (ROU) Rp194 M, dan net cash Rp279 M. Tapi lease ini bukan utang bank biasa karena ini sewa pabrik dari PT Surya Graha Pertiwi (afiliasi juga), dengan pembayaran sewa bulanan Rp3,2 M yang mengalir terus dan muncul sebagai depresiasi + bunga di P&L. Jadi meski tidak disebut sebagai utang bank, ini tetap pressure cash jangka panjang. Imbalan kerja Rp370 M juga jadi semacam ticking time bomb, walau tidak harus dibayar sekarang, momentumnya bisa datang tiba-tiba begitu gelombang pensiun atau PHK muncul. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Transaksi pihak berelasi bukan cuma dominan tapi kritikal. Revenue ke afiliasi capai 69 %, termasuk ke Surya Pertiwi dan jaringan Toto Asia. Pembelian bahan baku dari afiliasi juga besar. Royalti, komisi, bahkan sewa tanah semuanya dibayar ke grup sendiri. Tanpa jaringan ini, perusahaan kehilangan merek, pelanggan, distributor, dan pabrik. Artinya, ini bukan perusahaan mandiri. Lebih pas dibilang sebagai bagian dari holding keluarga besar TOTO-Surya yang tersambung rapat. Tidak ada masalah hukum besar, tidak ada gugatan, dan tidak ada covenant berat dari bank. Tapi ketergantungan ini adalah risiko laten yang harus diwaspadai oleh investor.
Kelebihan TOTO antara lain dtruktur keuangan bersih, kas tinggi, utang rendah. Margin kotor dan laba bersih naik signifikan. Valuasi di bawah rata-rata sektor. Risiko litigasi dan hukum rendah. Akses pasar luar negeri lewat merek global.
Tapi jangan lupakan kekurangannya seperti arus kas negatif meskipun laba naik. Beban imbalan kerja besar dan belum selesai. Ketergantungan sangat tinggi ke pihak berelasi. Segmen kitchen rugi terus, belum ada turnaround plan jelas. Dividen terlalu royal dibanding arus kas, berpotensi kuras kas.
PR utama TOTO adalah bagaimana caranya bisa membereskan segmen kitchen, bonus & pajak dikendalikan, dan capex dibatasi. Kalau tidak? Perusahaan bisa cetak laba akrual terus, tapi kas makin menipis dan valuasi PBV 0,9× bisa stagnan bahkan turun. Bisa - bisa nanti mirip koperasi sabung Pak BudiDolDol bin Judd Old yang secara catatan keuangan terlihat sehat, tapi tiap bulan duit keluar buat bayar iuran, denda, dan dividen ritual, sampai akhirnya harus tarik dana dari koperasi sebelah.
Sebagai investor, harapan mereka itu sederhana seperti CFO balik positif dan minimal setara laba. Kitchen segment dibatasi atau diputar arah. Capex dikendalikan, tidak ugal-ugalan ekspansi. Dividen menyesuaikan kemampuan kas, bukan hanya berdasarkan laba. Fokus ke core business yaitu sanitary & fitting yang margin-nya stabil.
Kalau semua hal itu tercapai, valuasi TOTO mungkin bisa naik ke PBV 1,3× atau PER 10×, yang artinya harga saham bisa melesat ke 300-an. Tapi kalau tidak dan manajemen tetap gaya koperasi semua untuk semua maka kita cuma dapet laporan keuangan yang indah tapi tidak likuid, dan kas yang makin kering. TOTO bukan bakso Pak Toto, tapi kalau tidak hati-hati, bisa-bisa kita malah beli bakso plastik yang kelihatannya gede tapi dalemnya kosong. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BBRI
1/10