STOP! Jangan di skip!
Cukup 5 Menit Scroll Paham DER
Sebenarnya ada ga sih rasio untuk mengetahui seberapa bergantungnya perusahaan pada utang yang dimiliki? Adaaaa.. Namanya Debt to Equity Ratio (DER). Coba kita bahas yuk..
➡️Definisi DER
DER mengukur rasio total liabilitas (utang) perusahaan terhadap ekuitas pemegang saham, yang keduanya diambil dari Neraca dalam laporan keuangan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar perusahaan bergantung pada utang untuk membiayai operasionalnya atau menggunakan utang untuk mendanai asetnya.
➡️Rumus DER
Dalam perhitungan DER, kita perlu mengetahui total kewajiban, asset, dan hutang perusahaan tersebut yang dapat dilihat dalam Neraca. Rumus untuk menghitung DER adalah:
DER = Total Liabilitas / Total Ekuitas
☑️Total Liabilitas: Semua kewajiban perusahaan, termasuk liabilitas lancar (utang jangka pendek seperti utang usaha) dan liabilitas jangka panjang (seperti pinjaman bank atau obligasi).
☑️Total Ekuitas: Nilai bersih aset setelah dikurangi liabilitas, mencakup modal saham, laba ditahan, dan cadangan lainnya.
Contoh: Jika PT. ABCD memiliki total liabilitas Rp800 triliun dan total ekuitas Rp200 triliun, maka: DER = 800.000.000.000.000 / 200.000.000.000.000 = 4
Artinya, untuk setiap Rp 1 nilai bersih asset perusahaan, PT. ABCD memiliki Rp 4 utang.
➡️Tujuan DER
DER digunakan oleh investor dan analis untuk:
☑️Menilai risiko keuangan
Semakin tinggi nilai DER semakin tinggi risiko keuangan perusahaan tersebut. Hal ini menjadi lebih bermasalah lagi jika perusahaan tidak dapat membayar bunga atau pokok utangnya.
☑️Membandingkan struktur modal
Dengan adanya DER, investor dapat membandingkan tingkat leverage yang dimiliki perusahaan dalam sektor yang sama. Tingkat leverage dapat diketahui berdasarkan utang perusahaan tersebut.
☑️Menilai stabilitas perusahaan
Perusahaan dengan nilai DER yang lebih rendah cenderung lebih stabil karena perusahaan memiliki asset dan modal yang kuat untuk mencover utangnya. Hal ini sangat berdampak dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti seperti pelemahan rupiah.
➡️Interpretasi DER
Interpretasi DER tergantung pada nilai rasio, industri, dan konteks pasar yang dibagi menjadi:
☑️DER Tinggi (>1)
Perusahaan memiliki utang yang lebih besar daripada ekuitas yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki ketergantungan tinggi pada pembiayaan utang. Hal ini dapat disebabkan karena ekspansi agresif yang didanai oleh utang seperti perusahaan telekomunikasi atau infrastruktur. Namun, dalam sektor perbankan, nilai DER yang tinggi dapat dianggap wajar karena dana simpanan nasabah dianggap sebagai liabilitas (kewajiban). Nilai DER yang tinggi memiliki risiko seperti gagal bayar laba tidak cukup untuk menutupi bunga utang, terutama saat suku bunga naik atau rupiah melemah.
☑️DER Rendah (<1)
Perusahaan memiliki utang lebih kecil daripada ekuitas yang menunjukkan struktur modal yang konservatif dan memiliki risiko keuangan rendah. DER yang rendah dapat disebabkan karena perusahaan menghasilkan laba besar yang ditahan sehingga dapat meningkatkan ekuitasnya. DER yang rendah bisa menunjukkan perusahaan kurang agresif dalam ekspansi, yang mungkin membatasi pertumbuhan namun minim risiko. Selain itu, saham dengan DER rendah lebih tahan terhadap pergerakan niai tukar rupiah maupun kenaikan suku bunga.
☑️DER Negatif
Perusahaan memiliki liabilitas yang melebihi asset sehingga menyebabkan ekuitasnya menjadi negative. Biasanya terjadi pada perusahaan yang sedang rugi atau memiliki masalah keuangan serius. Saham dengan DER negatif sangat berisiko dan jarang menarik bagi investor.
➡️Perbandingan dengan Industri
DER harus dibandingkan dengan rata-rata DER pada sektor industry yang sama, seperti:
☑️Sektor perbankan memiliki DER tinggi (3–5) karena dana simpanan nasabah yang dianggap sebagai liabilitas.
☑️Sektor consumer memiliki DER rendah (0,5–1) karena laba stabil dan minim kebutuhan utang.
☑️Sektor komoditas memiliki DER yang bervariasi karena sangat berpengaruh dengan nilai tukar rupiah maupun suku bunga.
Btw, sebelum lanjut, kalau mau belajar lebih banyak dan tanya-tanya boleh klik link ini
https://bit.ly/3T0CVhP
Foundernya aktif kok jawabin pertanyaan member :)
========================================
➡️Kelebihan dan Kelemahan DER
Dalam dunia trading saham, penggunaan DER memiliki kelebihan dan kelemahannya sendiri. Beberapa kelebihan dengan menggunakan perhitungan DER adalah:
Mengukur risiko keuangan
Perhitungan DER menunjukkan tingkat ketergantungan perusahaan pada utang yang dimiliki sehingga dapat membantu kita untuk menilai stabilitas perusahaan.
☑️Perbandingan industri
DER juga dapat digunakan untuk membandingkan struktur modal antar perusahaan dalam sektor yang sama. Dengan adanya modal yang kuat, dapat meningkatkan minat dan kepercayaan investor dalam bertransaksi pada saham tersebut.
Sedangkan untuk kelemahan dari DER adalah sebagai berikut:
☑️Variasi antar industri
Nilai DER sangat bervariasi pada setiap sektor industri. DER pada sektor perbankan misalnya tidak dapat dibandingkan dengan DER sektor komoditas. Hal ini menyebabkan DER lebih baik digunakan untuk sektor industri yang sama saja.
☑️Tidak mencerminkan kualitas utang
DER tidak membedakan utang jangka pendek dengan utang jangka panjang ataupun utang dalam rupiah maupun mata uang asing (misalnya US Dollar). Misalnya pada perusahaan yang memiliki utang dalam rupiah akan cenderung lebih stabil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki utang dalam dolar karena selain adanya nilai suku bunga, juga sangat bergantung dengan nilai tukar yang fluktuatif.
☑️Sensitif terhadap akuntansi: Revaluasi aset atau laba ditahan dapat mendistorsi ekuitas, memengaruhi DER.
☑️Tidak mempertimbangkan arus kas
DER tidak menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang karena perhitungan DER hanya berdasarkan pada kewajiban dan asset bersih perusahaan. Diperlukan analisis laporan arus kas untuk mengetahui kemampuan Perusahaan dalam membayar utang.
Perhitungan rasio tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling berkesinambungan. Penggunaan PER, PBV, DER, dan lain-lain akan sangat membantu dalam analisis fundamental suatu saham. Kliniker harus bijak dalam melakukan analisa fundamental dengan mempertimbangkan segala faktornya, baik itu internal maupun eksternal dan bukan faktor “harapan” dan “katanya”.
Kalau merasa informasi ini berguna, klik link berikut untuk lebih banyak interaksi dengan komunitas kami
https://bit.ly/3T0CVhP
Next kita bahas apa lagi yaa??
$ANTM
$BRPT
$CUAN