imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ITMA LK Q1 2025: Perusahaan Konsultan yang Bisnisnya Santai

Request salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau bicara soal ITMA, PT Sumber Energi Andalan Tbk, maka kita bicara tentang perusahaan yang hidupnya lebih banyak di laporan keuangan daripada di aktivitas operasional harian. Dari luar, kelihatan kokoh karena memiliki aset USD 255 juta, ekuitas USD 214 juta, liabilitas relatif rendah. Tapi begitu dilihat dalam-dalam, sebagian besar kekayaan itu ternyata duduk anteng dalam bentuk investasi di entitas asosiasi dan proyek yang belum menghasilkan. Bayangkan punya rumah mewah yang nilainya tinggi, tapi belum disewakan dan cicilan banknya terus jalan. Itulah ITMA sekarang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Bisnis mereka berbasis pada pola holding dan proyek. Di hulu, mereka menanam modal di perusahaan tambang dan logistik energi, misalnya Mitratama Perkasa dan Oksigen Natural Esa. Entitas-entitas ini mengoperasikan hauling batubara, terminal batu bara, dan sebagainya. Di hilir, ITMA sedang bangun dua proyek besar yakni pabrik LNG dengan progres 90% dan fasilitas sewa genset 20 MW yang baru rampung 30%. Dua proyek ini adalah harapan utama untuk mulai menghasilkan revenue dan arus kas dari lini operasional langsung, bukan hanya dari penyertaan modal.

Selama ini, revenue ITMA sendiri sangat kecil. Kuartal I-2025 hanya USD 45 ribu, yang semuanya berasal dari jasa konsultasi. Padahal beban umum dan administrasi saja mencapai USD 84 ribu. Jadi secara teknis, kalau tanpa equity pickup dari anak usaha dan asosiasi, mereka tekor.

Untungnya, masih ada share of profit dari entitas asosiasi sebesar USD 356 ribu, yang menopang laba bersih sebesar USD 151 ribu. Tapi ini pun tidak berupa uang tunai, melainkan pencatatan akuntansi. Karena itu arus kas dari aktivitas operasi justru negatif, sebesar USD 56 ribu. Bahkan free cash flow anjlok ke minus USD 3,4 juta karena capex untuk proyek LNG dan genset menelan USD 3,34 juta. Celakanya, semua ini dibiayai dengan utang, sehingga beban bunga naik signifikan 42% yoy menjadi USD 133 ribu. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Vendor-vendor utama mereka saat ini adalah kontraktor EPC dan pemasok peralatan untuk proyek LNG dan genset. Sedangkan target pelanggan ke depan adalah industri yang membutuhkan pasokan LNG atau listrik sewa. Ini bukan model bisnis yang menjual barang tiap hari, melainkan lebih mirip build-to-operate, di mana mereka tanam modal besar di depan untuk mengalirkan pendapatan secara periodik begitu proyeknya hidup.

Soal relasi dengan pihak berelasi, justru ini salah satu kelebihan ITMA. Piutang ke pihak berelasi hanya USD 4.500, sangat kecil dan tidak ada tanda-tanda abuse. Perjanjian penting yang sempat mencurigakan, yakni kontrak dengan Bernal International Ltd untuk PLTU, juga sudah berakhir sejak Juni 2024 dan seluruh uang muka sebesar USD 16,6 juta telah dikembalikan. Tidak ada potensi write-off. Tidak ada sengketa hukum aktif. Jadi dari sisi governance, bersih.

Masalah utama ITMA hari ini adalah likuiditas. Kas dan setara kas hanya USD 1,7 juta, sedangkan kewajiban jangka pendek mencapai USD 4,9 juta. Dengan modal kerja defisit USD 2,25 juta, perusahaan terancam gagal bayar utang jangka pendek kalau tidak ada refinancing. Current ratio hanya 0,54×, standar sehatnya seharusnya minimal 1×. Yang paling berat adalah utang bank jangka pendek yang jatuh tempo dalam setahun USD 3,7 juta. Ini jauh melampaui kas yang tersedia. Mereka juga punya total utang berbunga sebesar USD 17,5 juta. Dua fasilitas utamanya adalah dari Bank Mandiri $BMRI (bunga naik dari 4% ke 7%) dan dari JTrust Bank (bunga 11%). Ini yang membuat beban bunga makin menggigit dan menjepit laba.

Jadi meskipun secara neraca terlihat kokoh, rasio debt to equity masih rendah di bawah 0,2×, kondisi keuangan ITMA anak $BIPI sangat bergantung pada apakah proyek-proyek besar mereka bisa selesai dan mulai beroperasi sesuai jadwal. Kalau ya, maka arus kas mulai masuk, utang bisa dibayar, laba bersih bisa jadi laba tunai, dan investor mulai melihat sinyal kuat bahwa perusahaan ini tidak cuma bagus di kertas. Jika proyek LNG dan genset on-stream dan mulai menghasilkan, maka bisa muncul revenue ratusan ribu hingga jutaan dolar per kuartal, menurunkan rasio PER dan membuat valuasi yang sekarang tampak murah (PBV 0,24×) jadi masuk akal bahkan undervalued.

Tapi kalau proyek molor, atau gagal COD tepat waktu, maka likuiditas makin tipis. Ada potensi ITMA harus mengajukan refinancing, menjual aset, atau—yang lebih tidak disukai pasar—melakukan rights issue. Dalam skenario ini, saham bisa makin tenggelam karena pasar akan melihat bahwa equity yang besar itu ternyata belum menghasilkan. Dan karena mayoritas laba bersih berasal dari entitas asosiasi, maka risiko kinerja anak usaha atau asosiasi pun harus diperhitungkan. Di Q1-2025, share of profit dari asosiasi anjlok 45% yoy. Ini bukan angka yang bisa diabaikan. Sebab kalau tren itu berlanjut, laba bersih induk pun akan terus tergerus.

Rasio keuangan juga menunjukkan ketimpangan. PER saat ini 84× karena laba yang sangat tipis, sementara PBV 0,24× karena nilai buku yang besar. Ini menciptakan diskon valuasi besar di mata pasar, tapi juga mengisyaratkan bahwa pasar tidak percaya sepenuhnya pada angka-angka yang disajikan di laporan. Return on Equity (ROE) tahunan di bawah 1%. Margin operasi negatif. Margin laba bersih pun tidak bisa diandalkan karena bukan dari hasil usaha langsung. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

ITMA punya potensi bagus di masa depan kalau entitas asosiasi bagi dividen, tapi realisasi hari ini masih jelek. Buku keuangan tebal, tapi arus kas tipis. Harapan tinggi, eksekusi belum sampai. Perusahaan ini cocok untuk investor yang sabar, paham risiko proyek, dan percaya bahwa proyek LNG dan genset bisa diselesaikan tepat waktu. Kalau itu terjadi, ITMA bisa berubah jadi salah satu saham energi berbasis recurring cashflow yang kuat, dan valuasi sekarang bakal kelihatan sebagai golden opportunity. Tapi kalau proyek gagal jalan atau gagal menghasilkan kas masuk, ITMA bisa kehilangan momentum dan malah harus jual aset untuk bertahan.

Sebagai investor, harapannya sederhana yakni proyek rampung, cashflow mulai positif, dan dividen dari entitas asosiasi bisa benar-benar dibagikan ke induk. Kalau itu terwujud, maka ITMA akan punya kas cukup untuk bayar utang, investasi baru, dan bahkan bagi dividen ke pemegang saham. Tapi kalau harapan itu tidak terwujud, maka investor harus bersiap menghadapi kemungkinan dilution dari rights issue, penjualan aset dengan diskon, atau bahkan default ringan jika utang tidak bisa diperpanjang. Maka dari itu, ITMA bukan saham untuk yang mau cuan cepat, tapi cocok untuk investor yang sabar, bisa baca laporan keuangan, dan paham bahwa “rumah mewah” belum tentu ada penyewanya, tapi kalau ada, hasilnya bisa besar. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy