$BREN $TPIA $BRPT
Ekspansi Tiada Henti. Gulung Terus Sampai Se-Asia.
Minggu lalu, saya berkesempatan untuk ikutan paparan dari 3 emiten PP, yakni Barito Pacific, Barito Renewables dan Chandra Asri.
Langsung saja...
BREN
Saat ini kapasitas geotermal (3) dan tenaga angin (1) sudah mencapai 981MW yang terdiri dari;
- Salak 397.6MW
- Wayang Windu 230.5MW
- Darajat 274.5MW
- Sidrap 78.75MW
Kedepan kapasitas akan terus ditingkatkan dengan estimasi penambahan diatas 1.000MW untuk geothermal (2) dan tenaga angin (3);
- Suoh Sekincau 495-875MW
- Hamiding 275-550MW
- Sukabumi 150MW
- Sidrap 2 69MW
- Lombok 99MW
Hal ini sejalan dengan RUPTL 2025-2034 yang dikeluarkan oleh pemerintah, adanya penambahan kapasitas 69.5MW, sehingga total targetnya 2034 yaitu 143GW.
Yang menarik yaitu pertumbuhan geothermal dari 2,5GW menjadi 5,2GW disini barito punya rencana penambahan hampir 1GW.
Taglinenya sih mantep, TO BE THE LARGEST AND LEADING RENEWABLES COMPANY IN THE WORLD.
Dengan total target kapasitas 1,743MW (dari geothermal 770-1425MW dan wind 318MW) itu uda bisa menyalakan 1,74 juta rumah, dan yang menarik dari paparan Ibu Merly kalo kelolanya dengan benar, maka energinya bisa terus-terusan digunakan, berbeda dengan batubara yang cadangannya bisa habis.
TPIA
Visi Chandra Asri sekarang jadi "Southest Asia's leading energy, chemicals and infrastructure solutions company". Mainnya jauhan dikit... Terbukti dengan akuisisi yang dilakukan dan rencana ekspansi terbaru...
Ga hanya tok de tok, tapi wok de tok...
Akuisisi Shell Energy & Chemicals Park Singapore
Pada 1 April 2025, Chandra Asri bersama mitranya Glencore, melalui perusahaan patungan CAPGC Pte. Ltd., resmi mengakuisisi Shell Energy and Chemicals Park (SECP) di Singapura. Fasilitas ini mencakup kilang minyak dengan kapasitas pemrosesan 237.000 barel per hari, cracker etilena berkapasitas 1,1 juta metrik ton per tahun di Pulau Bukom, serta aset kimia hilir di Pulau Jurong. Setelah akuisisi, kompleks ini berganti nama menjadi Aster Energy and Chemicals Park.
Akuisisi Chevron Phillips Singapore Chemicals
Pada Mei 2025, Aster Chemicals and Energy, melalui afiliasinya Chandra Asri Capital, mengumumkan rencana akuisisi Chevron Phillips Singapore Chemicals. Perusahaan ini mengoperasikan fasilitas polietilena berkapasitas 400.000 metrik ton per tahun di Pulau Jurong, Singapura. Polietilena adalah jenis resin plastik yang digunakan dalam industri kemasan, konstruksi, dan medis.
Tadi saya cek produksinya HDPE 400.000 ton per tahun, dengan akuisisi terbaru jadi double. Tapi yang lebih menarik itu CA-EDC plantnya. Mereka mau buat 2 produk yaitu Caustic Soda Plant dimana fokus menjual ke domestik 100%, produk ini digunakan untuk oleochemical industry (soap & detergent), dan alumina nickel industry (khusus HPAL). Sudah tau dong ya sekarang banyak smelter nickel butuh produk ini, dan sampe skrg caustic soda ini masih full impor. Produk selanjutnya EDC atau ethylene dichloride dengan total kapaistas 500.000 ton per tahun, kalo kemarin ada yang viral minta jatah nah yang dimaksud itu pabrik yang ini, tapi uda beres kan. Rencana commisioning masih lama. Oh ya, tadi di spill juga DANANTARA tertarik, mungkin akan chip-in.
BONUS: Chandra Daya Investasi
Disini TPIA pegang 70%, sedangkan sisanya dipegang EGCO 30%. Yang mencuri perhatian saya ada slide nulisnya jelas banget Joint partnerships with highly reputable partners i.e EGCO, Krakatau Steel Group, SALIM GROUP, and POSCO. Apakah kedepan SALIM akan chip-in di industri chemical? Mengingat doi kan ada beberapa business yang beririsan dengan TPIA.
Slide penutupnya TPIA sih sadis ya, 2026-2027 itu kapasitas naik 4X dari 2025. EMPAT KALI cuy. Pantesan aja Prayogo tambah kaya. Dari hanya produksi 4,23jt mt jadi 18,1jt mt. Dimana kenaikan terbanyak di support dari akuisisi dan pengembangan SECP & CA-EDC.
BRPT
Ini induknya, tambahannya sih Griya Idola, yang soon akan IPO juga. Skrg kelolanya office tower grup, dan beberapa clusted residensial, dari lahan industri ada JV di Patimban 600Ha, dan kembangin resort di Mambruk Anyer. Cukup kagum juga as a grup yang berangkat dari dying-industri timber kayu, tapi berhasil diversifikasi ke berbagai industri lain bahkan menjadi leadernya. Ini kebalikan dari diworseficiation. Total capex dari 2015 sampe 2025, sekitar USD 10,9 milyar itu hampir 180 triliun, udah bisa beli BBNI dan masih dapat kembalian. Dari akuisisi ini 81,5% sudah COD, sisanya soon dalam 2-3 tahun kedepan. Sayangnya, yang masi meninggalkan pertanyaan di benak teman-teman yang hadir, kenapa TPIA sampai sekarang masih merugi?
Tapi yang seharusnya ditanya bukan itu, gimana ini kejelasan MSCI? hehehe...
serius dikit, tapi yg seharusnya ditanya kalo konsisten merugi terus kenapa bisa terus ekspansi dan tumbuh? Apakah yang diliat owner berbeda dengan investor minoritas?
Biarpun merugi, tapi sahamnya naik terus, dan akuisisi terus berjalan, bank-bank besar pun rela antri memberikan pinjaman untuk ekspansi. Memang nama baik itu penting. Reputasi no.1
Saat pulang, ditanyain jadi diantara 3 emiten ini yang mana jagoanmu?
TPIA sih kalo saya...
Gas pesen CDIA sebanyak-banyaknya...
1/7