Musim deviden hampir usai. Sejak April sampai sekarang saham saham sudah naik rata rata di atas 30%. Yang beli saham bulan februari Maret seperti dapat keuntungan berganda. saham naik banyak, deviden juga dapat. Saat ini saham yang kemungkinan membagikan high deviden tinggal sedikit. apalagi banyak saham sudah naik tinggi. kemungkinan kena deviden trap sangat besar. Harus lebih hati hati. Era easy mode saat ini sudah selesai. Dengan terbatas nya pilihan, saham deviden yg menarik jadi bagian portofolio deviden investing tinggal $DLTA dan $IPCC.
kelebihan DLTA:
* konsisten bagi deviden mau market lagi bear atau bull
* High deviden. secara historis DLTA selalu memberikan return tinggi setiap tahun.
* San Miguel dan Anker adalah produk unggulan mereka yang sudah terkenal sejak puluhan tahun lalu sampai sekarang.
* kondisi keuangan yang sehat. yang memungkinkan mereka membagikan deviden konsisten tiap tahun tanpa ada kendala.
* Sektor pariwisata Indonesia yang semakin populer di mata dunia internasional dan semakin banyak nya tempat hiburan baru otomatis akan meningkatkan revenue perusahaan dalam jangka panjang.
Kekurangan DLTA:
*Miskin inovasi. perusahaan hanya mengandalkan produk yang sama sebagai sumber pendapatan nya. Tidak banyak produk baru yg menonjol/sukses yg bisa di jadikan andalan untuk kedepan nya.
*High DPR (Deviden Payment Ratio). tinggi nya DPR menunjukkan bahwa perusahaan sudah puas dengan kondisi sekarang dan tidak berniat ekspansi untuk membuat perubahan bertumbuh lebih besar lagi. Bagus selama produk yg di jual tetap laku dan stabil atau meningkat penjualan nya. Buruk jika penjualan nya menurun yang akan berdampak besar ke deviden yang akan kita terima di masa depan.
*Keterbatasan penjualan karena minuman alkohol tidak bisa di jual bebas di banyak daerah dan banyak tempat umum.
*Potensi kenaikan cukai alkohol akan selalu ada kedepannya yg mengurangi laba yg akan di terima akibat kenaikan tersebut.
Kelebihan IPCC
*Bisnis nya unik. hampir tidak ada saingan kecuali Patimban. apalagi kalo mobil listrik mulai populer, atau pabrik nya bikin di Indonesia dan kita ekspor ke luar negri, pendapatan perusahaan akan meningkat terus kedepannya. Potential growth perusahaan ini sangat menjanjikan.
*Pendapatan stabil, pengeluaran minimal. kondisi keuangan perusahaan sangat sehat yang bisa menjamin deviden konsisten untuk tahun tahun kedepannya.
*secara historis terbukti konsisten bagi deviden tiap tahun. bahkan dengan kecenderungan deviden yang meningkat terus tiap tahun.
Kekurangan IPCC:
*Sebagai bagian dari Pelindo pengambilan kebijakan nya tentu tidak sebebas perusahaan swasta umum lainnya.
*Bila kondisi ekonomi sedang lesu, atau eskpor impor mobil dan alat berat menurun drastis, tentu akan berdampak besar terhadap laba perusahaan.
* potensi persaingan dengan Patimban. apalagi byd sendiri pabriknya ada di Subang. seandainya customer nya lebih suka Patimban di bandingkan lewat Priok tentu akan menjadi PR besar kedepannya.
*IPCC harganya sudah naik banyak setelah sideways bertahun tahun di range 500-700. Dengan harga sekarang yg sudah di atas 1000, potensi deviden yield tetap tinggi sangat bergantung kepada kinerja perusahaan kedepannya.
Apalagi potensi harga balik lagi ke range 700 an tetap tinggi jika kinerja nya menurun atau terjadi profit taking besar besaran dari swing traders yg masuk ke IPCC memanfaatkan kenaikan index. Saham IPCC biasanya relatif sepi dan volumenya tipis tipis. jadi sangat gampang untuk menaikkan atau menurunkan saham ini.
Secara historis harga IPCC dan $POWR seperti anak kembar yang berdekatan. sekarang powr setelah ex deviden di bawah 700. IPCC di 1000 an. resiko penurunan balik ke harga powr wajib di jadikan pertimbangan..
PS: Walaupun DLTA dan IPCC masuk ke dalam portofolio deviden investing gue, tapi resikonya tetap ada. Apalagi kedua saham ini termasuk kategori saham kurang likuid. jika butuh uang mendadak, apalagi lot besar untuk jual di bawah 1 tik mungkin sulit. pertimbangkan size nya, dan kelola portofolio deviden investing dengan porsi persentase yg bijak dan seimbang. ALWAYS DYOR.....