imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

SRIL Saham Favorite Para Influencer

Diskusi tentang SRIL di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Dulu saham SRIL sempat jadi bintang di kalangan investor ritel. Dianggap sebagai saham industri tekstil nasional yang undervalued, katanya punya ekspor kuat, langganan proyek militer, dan peralatan produksi canggih. Deretan influencer saham dari berbagai platform ramai-ramai mendorong investor untuk membeli, mengklaim bahwa ini saham katanya fundamental bagus, valuasi murah. Padahal kenyataannya, fundamentalnya rapuh karena CFO-nya minus selama bertahun-tahun, utangnya menggunung, dan laporan keuangannya sarat anomali. Sekarang, semua itu terbukti bukan sekadar kesalahan analisis tapi bagian dari skandal besar yang berujung pada kerugian negara, kebangkrutan perusahaan, dan ancaman pidana bagi para pengelolanya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kunci utama kebusukan dimulai sejak 2020. Laporan keuangan konsolidasian SRIL memang mencatat laba Rp 1,24 triliun (US$ 85,3 juta), tapi kalau dilihat ke bagian arus kas, sudah kelihatan jelas bahwa bisnis ini tidak menghasilkan kas. CFO (arus kas dari aktivitas operasi) mulai negatif. Artinya, laba yang dicatat hanya angka di atas kertas. Di sisi lain, utang berbunga terus naik. Tapi anehnya, justru di tahun-tahun berikutnya, SRIL masih terus mendapat guyuran kredit dari bank-bank daerah dan lembaga pembiayaan ekspor. Tahun 2021 mencatatkan kerugian brutal sebesar US$ 1,08 miliar (sekitar Rp 15,66 triliun). Meski rugi sebesar itu, perusahaan masih dianggap layak kredit. Di sinilah peran jaringan orang-orang penting mulai bekerja.

Total kredit macet SRIL yang terdata hingga awal 2025 mencapai Rp 3,588 triliun. Rinciannya:
1. Bank $BJBR: Rp 543,9 miliar
2. Bank DKI: Rp 149 miliar
3. Bank Jateng: Rp 395,6 miliar
4. Sindikasi $BBNI$BBRI – LPEI: Rp 2,5 triliun
Kerugian negara yang telah tercatat dari kredit gagal tagih ini mencapai Rp 692,98 miliar, berdasarkan audit internal kejaksaan. Itu pun baru dari empat institusi. Masih ada 20 bank lain yang belum dimasukkan ke hitungan. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Pusat dari semua ini adalah ISL, mantan Direktur Utama SRIL (2005–2022) yang sejak 2023 naik jadi Komisaris Utama. Ia diduga jadi aktor kunci yang membuat laporan keuangan tampak sehat, menyusun permohonan kredit yang manipulatif, dan mengalirkan dana utang ke aset pribadi. Salah satu temuan jaksa menyebutkan dana kredit dipakai untuk membeli tanah atas nama pribadi di Solo dan Yogyakarta, bukan untuk operasional bisnis. Dana juga disalurkan ke entitas anak yang kemudian ikut bangkrut. Kejaksaan menyebut ini sebagai penyalahgunaan pinjaman yang tidak bisa dipulihkan (irreversible misuse).

Yang bikin heboh, ISL sempat diduga akan melarikan diri. Pada awal Mei 2025, tim intel Kejaksaan melacak keberadaannya di Sanggau, Kalimantan Barat dekat perbatasan Malaysia. Ini menimbulkan dugaan kuat bahwa ia mencoba kabur keluar negeri. Tapi akhirnya, ia ditangkap di kediamannya di Solo pada 21 Mei 2025. Penangkapan ini kemudian disusul dengan penetapan status tersangka bersama dua nama lain yaitu DS, Kepala Divisi Komersial dan Korporasi Bank BJB, dan ZM, mantan Direktur Utama Bank DKI.

DS diketahui menyetujui kredit jumbo ke SRIL sebesar Rp 543,9 miliar tanpa melalui prosedur kredit yang layak. Jaksa menemukan bahwa data inventaris agunan tidak diverifikasi, bahkan nilai jaminannya tidak dihitung. Sementara ZM menyetujui kredit Rp 149 miliar ke perusahaan berperingkat BB- (di bawah investment grade) tanpa dasar analisis risiko. Dua nama ini jadi bukti bahwa bank pun ikut bermain dalam sistem yang rusak, membiarkan kredit macet terjadi demi kepentingan pihak tertentu. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi sindikasi, muncul nama OR, pejabat korporat dari salah satu bank besar nasional. Ia menyebut dana sindikasi masuk ke anak usaha SRIL untuk proyek pembangunan pabrik rayon, namun enggan menyebut siapa debitornya. Sikap ini menimbulkan tanda tanya besar, mengapa dana triliunan bisa dicairkan tapi tidak ada transparansi tentang pengguna akhir? Dari LPEI, muncul DR yang mengaku bahwa kredit ekspor juga diberikan ke SRIL melalui anak usahanya. Namun ia juga tidak menjelaskan bagaimana proses seleksi dan evaluasinya dilakukan. Semua pihak seolah lempar tanggung jawab.

Yang bikin perkara ini makin kompleks adalah keterlibatan SRIL dalam proyek bansos Kemensos tahun 2020. Saat itu, SRIL menjadi vendor pengadaan goodie bag. Nama JB disebut sebagai penanggung jawab program bansos, sementara GR, kepala daerah saat itu, dikabarkan memberi rekomendasi. Walaupun belum ada dakwaan ke keduanya, keterlibatan SRIL di proyek ini makin menunjukkan bahwa perusahaan ini hidup dari kedekatan jaringan politik, bukan kekuatan fundamental. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Februari 2025, Pengadilan Niaga Semarang menyatakan beberapa entitas anak SRIL pailit. Maret 2025, sekitar 10.000 karyawan terkena PHK bertahap. Saham SRIL jatuh ke harga recehan, dan investor ritel yang dulu membeli karena percaya omongan saham undervalued kini cuma bisa memegang kerugian. Banyak dari mereka terpapar karena mengikuti rekomendasi influencer saham yang tidak pernah meneliti arus kas, utang berbunga, atau beban bunga yang menumpuk.

Kalau ditarik garis lurusnya, skandal SRIL adalah gabungan dari banyak elemen busuk seperti:

1. Manajemen (ISL) memoles laporan dan menyalahgunakan dana

2. Bankir (DS dan ZM) memberikan pinjaman tanpa uji kelayakan

3. Lembaga sindikasi (OR, DR) tutup mata dan enggan transparan

4. Jaringan politik (JB, GR) diduga berperan dalam proyek pemerintah

Dan yang ikut bersalah, meskipun tidak masuk hukum, adalah para influencer saham yang menyebarkan narasi fundamental bagus tanpa cek cashflow dan utang perusahaan apakah bisa gagal bayar atau tidak. Mereka ikut membentuk ilusi yang menyesatkan banyak investor. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Skandal ini jadi pelajaran mahal. Bahwa angka laba bisa dimanipulasi. Bahwa PER dan PBV rendah bisa menipu. Bahwa koneksi bisa membuat perusahaan zombie tetap hidup, sementara di dalamnya sudah bangkai. SRIL bukan satu-satunya. Tapi kasus ini jadi simbol bahwa kalau sistem tak berubah, akan selalu ada SRIL-SRIL lain yang menyusul dan rakyat, lagi-lagi, yang harus membayar tagihannya.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy