imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Apakah Bisnis Karbon Adalah ESG Bulls#it?

Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Bisnis karbon di Indonesia sedang mengalami transformasi besar, tapi sayangnya bukan ke arah yang benar-benar hijau. Yang terjadi justru semacam daur ulang elit ekonomi yakni pemain lama di sektor ekstraktif, mulai dari kayu, tambang, sampai sawit, sekarang berbondong-bondong masuk ke bisnis karbon. Narasinya indah yakni menyelamatkan bumi, menyerap emisi, menjaga hutan tropis. Tapi kalau dikuliti lebih dalam, ini lebih mirip pergeseran dari tebang kayu jadi jualan udara. Dan seperti biasa, yang pegang kendali tetap segelintir orang yakni para konglomerat dan kroni kekuasaan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sebut saja salah satu contoh yang paling mencolok adalah perusahaan inisial A.B., pemain lama di industri logging, berbasis di Kalimantan Tengah. Perusahaan ini sudah berdiri sejak era 1950-an, dan dikenal luas sebagai pengelola konsesi kayu legal.

Mereka punya izin sampai 294 ribu hektare lahan, yang tersebar dari Gunung Timang sampai Teweh Baru. Produksi kayunya jalan terus, rata-rata mencapai 9.121 meter kubik per bulan, dan setiap batangnya sudah dilengkapi label SVLK sebagai bukti legalitas. Tapi mendadak, perusahaan ini muncul sebagai pemain utama dalam bisnis karbon lewat proyek konservasi bernama Muara T Conservation Project, yang diklaim mencakup 171.700 hektare dan akan menyerap 30,27 juta ton CO₂e selama 39 tahun ke depan. Masalahnya? Proyek ini tidak terdaftar di sistem nasional pemerintah, yaitu SRN (Sistem Registrasi Nasional), melainkan langsung ke lembaga internasional bernama Verra Carbon, yang berbasis di luar negeri.

Lebih menarik lagi, proyek karbon ini dijalankan bersama startup teknologi iklim bernama F.I., yang didirikan oleh pasangan suami istri, inisial D.M. dan N.R.M. Mereka bukan orang sembarangan. D.M. adalah anak dari mantan diplomat senior, sementara N.R.M. aktif sebagai CEO startup tersebut. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Startup ini juga bukan startup biasa. Dalam waktu singkat, mereka dapat pendanaan US$ 4,5 juta atau sekitar Rp 74 Miliar, dari investor yang isinya nama-nama besar seperti konsorsium digital dari Singapura, dan anak usaha energi hijau dari grup T.B.S., yang tak lain merupakan perusahaan milik keluarga L.P., tokoh senior di pemerintahan.

Bahkan mantan direktur dari perusahaan T.B.S., yaitu P.S., juga terlibat di awal proyek ini sebelum pindah ke lembaga pengelola investasi negara D.N.. Semua ini membentuk satu jejaring yakni perusahaan kayu, startup teknologi, dana investor, dan koneksi politik bertemu dalam satu ekosistem baru bernama pasar karbon.

Proyek A.B. bukan satu-satunya. Pemerintah, lewat Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, sedang menyiapkan 8 konsorsium tahap pertama yang akan masuk pasar karbon sukarela nasional.

Di balik nama-nama perusahaan tersebut, muncul inisial-inisial yang tidak asing: A.G. dengan proyek konservasi di Riau yakni M.G. yang mengajukan 600 ribuan hektare lahan di Maluku untuk jadi ladang kredit karbon, T.G. dan R.G., yang sebelumnya juga aktif di tambang dan energi fosil, kini bermanuver ke karbon. Semua berlomba-lomba daftarkan proyek ke lembaga internasional seperti Verra, Gold Standard, bahkan Plan Vivo, sementara sistem nasional SRN malah sepi peminat.

Pemerintah sendiri terlihat membuka jalan lebar-lebar buat pasar internasional masuk. Lewat skema yang disebut MRA (Mutual Recognition Agreement), Kementerian LH merancang regulasi agar proyek karbon di Indonesia bisa langsung diakui oleh lembaga luar, tanpa harus terdaftar dulu di SRN. Bahkan tokoh-tokoh seperti M.E.P., mantan pejabat Bank Dunia, ikut dilibatkan untuk menyusun sistem mekanismenya. Draf revisi Perpres tentang Nilai Ekonomi Karbon sedang disiapkan, yang intinya bakal mengakomodasi pasar karbon global lewat jalur cepat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Di saat yang sama, pejabat paling tinggi Indonesia terpilih P.S. mulai menyiapkan strategi besar. Lewat adiknya H.D., yang ditunjuk sebagai utusan khusus untuk urusan iklim dan energi, pemerintah menargetkan US$ 65 Miliar (setara Rp 1.000 Triliun) dari pasar karbon hingga 2028. H.D. menyebut ada 557 juta ton CO₂e yang sudah siap diperdagangkan dan menyarankan agar perdagangan karbon dibuka untuk pelaku internasional. Dalam konferensi perubahan iklim COP29 di Baku, H.D. tampil percaya diri mempromosikan potensi Indonesia sebagai lumbung karbon dunia.

Tapi di balik ambisi besar itu, banyak hal yang bikin garuk-garuk kepala. Misalnya, perusahaan seperti A.B. masih terus menebang pohon di lokasi yang sama dengan proyek karbonnya. Ribuan batang kayu gelondongan masih terlihat di pinggir jalan, lengkap dengan label legalitas. Kalau memang lahan itu dialihfungsikan jadi kawasan konservasi, kenapa masih ada aktivitas logging? Lalu, masyarakat lokal yang tinggal di sekitar area konsesi malah tidak dilibatkan dalam proses penyusunan peta kawasan konservasi. Bahkan beberapa kepala desa mengaku hanya diundang rapat formalitas, tanpa penjelasan rinci soal rencana konservasi atau bagi hasil dari kredit karbon yang nanti dijual. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Semua ini memperlihatkan bahwa bisnis karbon di Indonesia, alih-alih jadi solusi krisis iklim, justru mulai menyerupai arena baru bagi elite untuk berebut kuasa dan keuntungan. Yang dijual bukan lagi kayu, batu bara, atau minyak, tapi udara. Yang dipertukarkan bukan hasil bumi, tapi janji untuk menyerap emisi. Tapi tanpa sistem pengawasan yang kuat, keterlibatan masyarakat adat, dan transparansi data, maka proyek karbon ini hanya akan jadi izin baru untuk melanggengkan eksploitasi lama dengan narasi yang lebih mulia.

Baju boleh hijau. Tapi kalau motifnya tetap abu-abu, maka hutan tidak akan selamat. Yang kaya akan makin kaya, yang berkuasa makin terkonsolidasi. Dan Indonesia? Bisa saja jadi eksportir udara bersih paling sukses di dunia, tapi dengan paru-paru yang makin bolong di dalam negeri.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$TOBA $BREN $ADRO

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy