imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Dampak Spin Off $BNGA Syariah

Pertanyaan salah satu member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Bayangkan sebuah rumah tangga aneh, satu dapur, dua visi. Di satu sisi ada Pak Toto, pria alim dan lurus niat yang sejak lama mengurus lini bakso halal. Ia mendirikan sistem pembayaran non-riba, pakai label sertifikasi halal, dan melayani pelanggan yang mau hidup bersih sesuai syariat. Di sisi lain, istrinya Bu BuNGA, wanita energik, modern, dan pragmatis, lebih suka bereksperimen dengan topping bakso keju non syariah, sistem cashback, dan kolaborasi promo dengan e-wallet. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Lama-lama, meski jualannya masih dari dapur yang sama, arah hidup mereka makin bertabrakan. Sampai akhirnya Pak Toto UUS Unit Usaha Syariah bilang, daya niat pisah baik-baik, Bu. Saya mau fokus bikin warung bakso syariah sendiri. Gak enak saya tiap hari nyuci piring bekas kuah yang gak sesuai prinsip.

Dan di balik layar, sang istri diam-diam udah janjian ngopi bareng Pak BudiDolDol bin Judd Old, influencer saham kontroversial yang mantan operator koperasi merah ijo Kamboja sabung ghoib, yang kini mengaku ingin menikahi Bu BuNGA dengan syarat bu BNGA cerai dari Pak Toto Syariah dan Pak Toto dipaksa pindah ke pasar modal lewat IPO syariah.

Inilah gambaran paling cocok buat menggambarkan rencana spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Ini bukan kisah manajemen iseng pisahin entitas. Ini kisah tentang dua entitas dalam satu grup yang sudah tidak lagi sejalan secara arah bisnis dan performa finansial.

Mari kita mulai dari pengaruh dan kontribusi Syariah dalam tubuh BNGA. Per 31 Maret 2025, aset segmen Syariah mencapai Rp64,78 Triliun, alias 17,5% dari total aset BNGA Rp370,99 Triliun. Liabilitasnya pun besar, Rp51,04 Triliun, sekitar 16,2% dari total liabilitas BNGA. Secara struktur neraca, UUS bukan segmen kecil. Ia nyumbang nyaris seperlima dari isi neraca BNGA. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Bagaimana dengan income? Laba sebelum pajak Syariah tercatat Rp374 Miliar, atau 16,7% dari total Rp2,24 Triliun. Setelah pajak, kontribusinya tetap signifikan, yaitu 20,3% dari total laba bersih BNGA Rp1,84 Triliun. Ini artinya, setiap 5 rupiah laba bersih yang BNGA hasilkan, 1 rupiahnya datang dari warung halal milik Pak Toto. Jadi kalau hari ini UUS keluar dari grup, struktur pendapatan BNGA langsung berkurang signifikan.

Tapi sayangnya, performa UUS makin ke sini makin menunjukkan gejala stagnasi. Di saat segmen Tresuri naik aset +12,4% yoy, Korporasi tumbuh +16,9%, bahkan Anak Usaha meledak +68,1%, aset UUS cuma tumbuh +0,3%, nyaris diam di tempat. Lebih parah, laba sebelum pajaknya turun 14,5% dari tahun sebelumnya. Jadi meskipun kontribusinya besar, UUS sudah masuk ke fase besar tapi berat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kita bandingkan dari sisi margin, ceritanya makin menarik. ROA (return on asset) segmen Syariah hanya 0,58%, lebih rendah dibanding Ritel (1,58%), Korporasi (1,11%), bahkan Anak Usaha (1,80%). Dari sisi ROE, UUS Syariah mencatat 2,72%, kalah dari Korporasi (4,51%) dan Anak Usaha (4,56%). Bahkan jika kita lihat margin terhadap estimasi kredit (sekitar Rp45–48 Triliun), UUS cuma mencetak 0,83%, kalah dari Ritel (2,16%) dan Bisnis (1,96%). Dengan kata lain, UUS memang besar, tapi makin tidak efisien.

Masalah makin dalam saat kita lihat impairment loss segmen Syariah yang mencapai Rp190,4 Miliar di Q1 2025. Ini adalah angka terbesar di antara seluruh segmen. Jadi kalau segmen lain lagi semangat cari margin, UUS malah sibuk menambal kerugian akibat pembiayaan macet. Dalam analogi rumah tangga tadi, Pak Toto bukan cuma lagi ribut soal prinsip, tapi juga capek bayar utang istrinya.

Jadi, apakah keputusan Pak Toto untuk pisah rumah logis? Jawabannya, sangat logis.

⏩Keuntungan buat UUS/Pak Toto jika spin-off:
1. Kendali penuh atas bisnis. Gak perlu lagi numpang infrastruktur konvensional. Bebas bikin produk Syariah tanpa kompromi seperti $BRIS dan $BTPS.

2. Potensi IPO dan investor baru. Bisa tarik modal dari investor yang memang fokus di keuangan syariah, tanpa harus berbagi panggung dengan produk non-Syariah.

3. Efisiensi terukur. Biaya operasional memang mungkin naik, tapi fleksibilitas jangka panjang lebih besar.

4. Strategi jangka panjang bisa lebih agresif. Masuk fintech Syariah, digital zakat, dan skema hybrid akad baru.

⏩Keuntungan buat BNGA/Bu BNGA:
1. Neraca lebih bersih. Aset turun, tapi segmen berisiko tinggi seperti UUS dipisah. ROA dan ROE bisa naik.

2. Efisiensi operasional meningkat. Tak perlu lagi pusing jaga keseimbangan dua sistem: konvensional dan Syariah.

3. Bebas dari impairment loss tinggi. Beban UUS nggak perlu ditanggung konsolidasi.

4. Fokus ke segmen yang jelas tumbuh. Ritel, Bisnis, dan Anak Usaha lagi moncer.

⏩Keuntungan buat investor BNGA:

1. Kalau spin-off dilakukan dengan skema pembagian saham UUS ke pemegang saham lama, maka investor dapat “bonus” kepemilikan entitas baru.

2. EPS BNGA pasca-spin-off jadi lebih berkualitas, walau nominalnya lebih kecil.

3. Potensi re-rating jika pasar menilai struktur baru lebih efisien dan sehat.

Tapi, tentu saja, risiko Spin Off juga besar.

⏩Risiko buat UUS:
1. Biaya operasional awal naik. Harus bangun infrastruktur sendiri: dari sistem, SDM, sampai kantor cabang.

2. Butuh waktu ramp-up. Tidak langsung profit seperti di bawah naungan BNGA.

3.Kalau Pak dinikahi cewek Tiktok—influencer saham eks koperasi sabung ghoib—dan IPO digelembungkan, maka citra halal bisa rusak.

⏩Risiko buat BNGA:
1. EPS langsung turun sekitar 20%. Karena kehilangan penyumbang laba.

2. Skala bisnis mengecil. Bisa memengaruhi persepsi institusi yang senang big-cap bank.

3. Kalau spin-off tidak transparan, dan tidak ada alokasi saham ke investor lama, pasar bisa bereaksi negatif.

Dan jangan lupakan, ini semua bergantung pada satu faktor yaitu eksekusi. Kalau spin-off dijalankan profesional, dengan valuasi wajar, manajemen baru kredibel, roadmap pertumbuhan jelas, dan transparansi tinggi, ini bisa jadi win-win. Tapi kalau malah jadi ajang goreng IPO, diambil alih oleh jaringan BudiDolDol, dan dijual dengan narasi ESG syariah tapi di balik layar pakai skema gorengan, maka ini bisa jadi tragedi pasar modal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Spin-off UUS dari BNGA bukan sekadar pembentukan entitas baru. Ini cerita tentang pemisahan prinsip, arah, dan masa depan. Tentang Pak Toto yang ingin mandiri jalani hidup sesuai syariah, dan Bu BNGA yang tetap ingin ekspansi dengan strategi agresif konvensional. Kalau cerainya waras dan saling mendukung, dua-duanya bisa sukses. Tapi kalau penuh manipulasi, drama rumah tangga ini bisa berubah jadi viral di media pasar modal, lengkap dengan tagar #BaksoHalalTapiNyangkut.

Jadi pertanyaan terakhir bukan lagi perlu spin-off atau tidak? Tapi Siapa yang akan pegang kendali? Pak Toto atau BudiDolDol?

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy