$TOTL vs $PBSA: Mana yang Lebih Baik?
Request salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Requestnya sangat banyak karena minta analisis PBSA TOTL dan $TAPG. Saya bahas saja PBSA vs TOTL. Kebetulan keduanya sama-sama di bisnis konstruksi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
TOTL dan PBSA ini ibarat dua kontraktor beda aliran. TOTL adalah pemain senior, kalem, penuh tabungan, dan rajin ngerjain proyek premium gedung tinggi. Sementara PBSA, kontraktor muda yang lagi ngegas ngerjain pabrik sawit satu grup demi satu grup, dengan kecepatan pertumbuhan tinggi tapi napas pendek kalau proyek baru telat masuk. Secara laporan keuangan, dua-duanya untung dan kasnya tebal, tapi pola napas, sumber risiko, dan arah bisnisnya beda banget.
TOTL menghasilkan pendapatan Rp847 miliar di Q1 2025, naik tipis 3,5% dari tahun lalu. Laba bersihnya Rp75,8 miliar, naik 43,7%, dengan net margin 8,9%, salah satu yang tertinggi sejak pandemi. Tapi yang bikin khawatir, kas dari operasi turun 53% jadi cuma Rp158 miliar, karena piutang usaha dan retensi dari klien makin numpuk. DSO-nya naik dari 41 hari ke 54 hari, tanda tagihan makin lama cair. Sementara itu, cash dan deposito TOTL masih super gemuk, sekitar Rp1,52 triliun, jauh lebih besar dari semua utang berbunga yang praktis nihil. Jadi secara likuiditas, TOTL masih aman banget. Tapi kalau tren piutang molor ini lanjut 2 kuartal lagi, kualitas laba mulai diragukan karena profit cuma tercetak di kertas, belum masuk ke rekening. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
PBSA sebaliknya ngebut. Pendapatan mereka melonjak 102% YoY ke Rp280 miliar. Laba bersihnya justru turun sedikit 5% ke Rp25,7 miliar gara-gara rugi nilai wajar efek Rp17 miliar dari portofolio investasi. Tapi di sisi operasi murni, PBSA lebih efisien dari TOTL. Operating margin mereka 18,2%, net margin 9,2%, bahkan gross margin-nya lebih tinggi di 22,3%.
Bedanya, PBSA kuat di cash flow. Mereka berhasil menarik uang dari piutang dan kontrak yang udah lama nongkrong, bikin kas operasi melonjak jadi Rp129 miliar, lebih dari lima kali laba bersih. DSO sekitar 80 hari, masih bisa ditolerir. Capex kecil, cuma Rp1,9 miliar, dan free cash flow positif. Jadi PBSA punya modal kerja positif Rp585 miliar dan posisi net-cash Rp272 miliar. Kelemahannya? Mereka terlalu bergantung sama empat konglomerat sawit (SMART, Ivomas, Sumber Indah, Binasawit) yang nyumbang 90% omzet. Kalau CPO jeblok dan proyek ditunda, PBSA bisa langsung kena serangan jantung backlog. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Model bisnis TOTL lebih kompleks dan stabil. Mereka kerja dari sisi hulu (vendor beton-baja) ke tengah (formwork internal via anak usaha) sampai ke hilir (pelanggan seperti STT GDC, Mayora Group, Bayan Resources). Mereka juga punya KSO bareng Shimizu Jepang. TOTL mencatat piutang retensi Rp397 miliar, tapi yang harus dibayar ke vendor cuma Rp75 miliar, artinya mereka justru jadi kreditur bersih terhadap klien. Peluang buat naik margin bagus, tapi risikonya ya kalau klien ngaret bayar, kas makin cekak.
Sedangkan PBSA modelnya lebih simpel. Mereka ngerjain EPC pabrik sawit, barangnya datang, dipasang, tagih. Vendor dan subkontraktor mereka mendominasi biaya pokok, tapi utang dagang PBSA kecil. Kas masuk cepat begitu proyek selesai dan invoice cair. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Transaksi pihak berelasi dua-duanya aman. TOTL cuma punya saldo piutang kecil ke entitas KSO, sedangkan PBSA nyaris gak punya transaksi afiliasi. Sengketa hukum juga nihil. Jadi dari sisi GCG, keduanya bersih dan low-risk. Tapi di sisi potensi laba dan risiko, TOTL unggul di portofolio proyek premium dan kas berlimpah, tapi rawan dari sisi penagihan. PBSA unggul dari pertumbuhan dan cashflow operasional, tapi kelemahannya bergantung pada sektor sawit dan investasi jangka pendek yang fluktuatif. Tahun ini saja, laba mereka digerogoti rugi Rp17 miliar dari efek.
Kalau kekurangan mereka bisa ditutup oleh kelebihan? TOTL iya, karena kas mereka tebal banget, bisa beli waktu sambil ngejar tagihan. PBSA juga bisa aman selama proyek baru terus mengalir, karena mereka punya fleksibilitas tanpa utang dan modal kerja besar. Tapi kalau TOTL makin lama narik piutang dan backlog stagnan, CFO bisa makin tipis dan yield dividen menurun. Sementara PBSA, kalau proyek sawit seret dan IHSG drop lagi, bisa dua kali terpukul, dari revenue dan dari mark-to-market efek. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sebagai investor, harapannya jelas. TOTL bisa tetap jadi mesin dividen, dengan PER 7-8x dan potensi yield >8% kalau payout ratio tetap tinggi. Tapi syaratnya adalah DSO harus turun dan backlog harus terus tumbuh. Kalau tidak, valuasi sekarang justru bisa dianggap mahal karena kas makin stagnan. PBSA punya potensi rerating kalau mereka bisa stabilin laba, ngurangin spekulasi portofolio efek, dan masuk ke proyek non-sawit. Kalau itu berhasil, PER 12x bisa turun ke 9-10x dengan pertumbuhan cepat dan arus kas kuat. Tapi kalau proyek drop dan market koreksi, laba bisa makin kecil dan valuasi saat ini jadi jebakan.
Intinya, TOTL itu kontraktor gedung dengan dompet tebal tapi kurang agresif narik tagihan. PBSA itu kontraktor pabrik sawit yang lincah, penuh orderan, tapi masih hidup dari satu sektor dan kena efek cuaca market. Mau pilih TOTL atau PBSA? Balik lagi ke profil risiko masing-masing. TOTL cocok buat yang cari stabilitas dan dividen, PBSA cocok buat yang cari growth dan tahan guncangan jangka pendek. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10