$SKRN LK Q1 2025: Stop Bisnis Konstruksi?
Request salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Anggap saja ada sebuah warung bakso, namanya Bakso Nyangkut Pak Toto. Dulu warung ini buka dua cabang: satu di pinggir proyek migas, satu lagi di pinggir proyek konstruksi. Tapi ternyata, cabang konstruksi ini sering bikin masalah. Tukang masaknya doyan ngutang bahan, pelanggan sering kabur belum bayar, dan keuntungan yang masuk gak sebanding sama biaya tenaga kerja. Akhirnya, Pak Toto, dengan bijaknya, nutup cabang konstruksi dan milih fokus 100% ke cabang pinggir proyek migas. Di sana, pelanggan lebih pasti, orderan datang dalam jumlah besar, dan yang penting adalah mereka bayar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Mirip kayak Pak Toto Bakso Nyangkut tadi, Superkrane Mitra Utama (SKRN) juga mutusin buat buang segmen konstruksi dan fokus ke bisnis sewa crane aja. Di kuartal I-2025, revenue Rp224,8 M itu murni dari sewa alat berat, gak ada lagi kontribusi dari proyek konstruksi yang tahun lalu sempat nyumbang Rp87,6 M. Tapi meskipun pendapatan turun 26%, laba bersih malah naik 30% ke Rp82,6 M. Kenapa? Karena margin dari bisnis sewa jauh lebih gemuk. Gross margin naik dari 35,9% ke 51,5%, karena gak ada lagi biaya proyek seperti bahan bakar, mobilisasi alat, atau gaji tukang lapangan.
Dari sisi hulu alias dapur warung, alat-alatnya (crane-crane) dibeli dari vendor besar, sebagian besar dari China yaitu Sany Heavy Industry (51,9% dari utang dagang jangka panjang) dan Zhejiang Dingli (24,6%). Tapi SKRN gak beli alat itu secara tunai, mereka pakai skema leasing dan kredit pabrik, termasuk lewat JA Mitsui Leasing. Jadi gak heran kalau utang jangka panjang naik jadi Rp176,9 M dan liabilitas sewa melonjak ke Rp446,6 M.
Tapi warung ini gak ceroboh. Meskipun ngutang, SKRN tetap pegang kas Rp313,3 M, cukup buat bayar 4 tahun bunga bank ke depan. Jadi selama alat-alatnya terus dipakai pelanggan, posisi kas ini jadi bantalan risiko yang kuat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Pelanggan SKRN ini juga mirip pelanggan tetap warung Pak Toto. Ada tiga orang kaya yang rutin datang yaitu MCC15, Saipem Indonesia, dan BP Berau LNG. Mereka bertiga nyumbang 44% pendapatan kuartal ini, dan bahkan 57% tahun lalu. Artinya, warung ini bener-bener hidup dari langganan segelintir orang. Kalau satu aja batal makan, warung bisa langsung sepi. Tapi sejauh ini mereka masih setia. Bahkan BP Berau masih kasih DP proyek dalam bentuk aset kontrak senilai Rp58,8 M di neraca. Tapi tentu, ketergantungan ke segelintir pelanggan ini bikin posisi bisnis agak rapuh kalau dilihat dari sisi keberlanjutan jangka panjang.
Transaksi dengan pihak berelasi juga patut diperhatikan. Bayangin Pak Toto nyewa tempat mangkal dari dirinya sendiri. SKRN nyewa lahan pool crane 10.200 m² di Cilincing dari dua direksi-nya sendiri yaitu Yafin dan Linayati, dengan nilai Rp3,5 M per tahun. Itu setara 20% dari total beban usaha kuartalan.
Belum lagi SKRN juga nyewa alat berat dari PT Gala Sentosa Abadi (entitas sepengendali) senilai Rp3,4 M, sekitar 3,2% dari COGS. Bahkan utang suku cadang ke Gala juga naik ke Rp2,85 M. Kalau dari sisi nominal mungkin gak besar, tapi dari sisi tata kelola, ini kayak warung yang nyewa gerobak dan tempat jualan dari pemiliknya sendiri, dengan harga sewa yang bisa disetir sesuka hati. Selama wajar dan transparan sih gak masalah, tapi jelas perlu diaudit independen, terutama kalau margin mulai menyempit. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sekarang kita bandingin dengan bisnis influencer saham, Pak BudiDolDol bin Judd Old, mantan operator koperasi merah ijo Kamboja sabung ghoib. Gaya dia itu manipulatif karena suka goreng narasi, jual mimpi, dan hasilkan profit tak berulang dari transaksi siluman. SKRN sejauh ini gak seperti Pak BudiDolDol Judd Old karena laba Rp82,6 M SKRN ini bukan dari pelepasan aset, bukan dari revaluasi goodwill, dan bukan dari selisih kurs. Murni dari bisnis inti yakni crane disewa, duit masuk, beban bisa ditekan.
Bahkan, CFO-nya Rp97,8 M, lebih tinggi dari laba bersih. Kenapa bisa? Karena piutang turun Rp33 M, gak ada stok yang nyangkut, dan kas dibebaskan dari posisi restricted (Yen 10,3 M sudah cair). Capex Rp31,8 M juga masih di bawah depresiasi. Artinya, mereka gak lagi ekspansi agresif. Mereka lagi mode peras dulu aset yang ada sampai kering. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tapi tetap ada misteri ala gaya BudiDolDol: ada inflow leasing Rp195 M tapi juga ada outflow Rp174 M di pos cash paid for others yang gak dijelasin rinci di CALK. Apakah itu DP ke vendor? Reimburse pihak terkait? Uang titipan? Gak tahu. Yang jelas, transaksi sebesar itu patut diaudit lebih lanjut. Belum lagi, selisih antara asset hak sewa Rp399,1 M dan lease liability Rp446,6 M yang menunjukkan adanya front-loaded payment atau indeksasi yang bisa bikin beban lebih berat ke depan.
Dari sisi struktur keuangan, SKRN tergolong efisien. Rasio current 2,8×, quick ratio 2,4×, net-debt/EBITDA 0,4×, dan ROE 41,9% (meski ini dibantu leverage). Bahkan di harga 408 rupiah, PER-nya cuma 8,8×. Kalau payout 2024 diulang (125% dari laba), dividend yield bisa tembus 13%. Itu bikin SKRN tampil sebagai saham dengan potensi dividen tertinggi di sektor alat berat. Tapi ya, semua ini sangat tergantung pada tiga faktor yaitu utilisasi crane, disiplin leasing, dan kelanjutan proyek migas/smelter. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Investor seperti Pak Toto harus tahu bahwa bisnis ini adalah bisnis mangkok yaitu mangkok besar, tebal, berat, dan mahal. Selama ada pelanggan rutin, tiap hari crane berputar, margin tetap tebal. Tapi kalau proyek macet, pelanggan batal, atau leasing baru dibuka tanpa kontrak jangka panjang, maka mangkok ini bisa berubah jadi beban yang tiap bulan harus disusutkan nilainya. Depresiasi tetap jalan, bunga tetap jalan, tapi pendapatan mandek karena itulah mimpi buruknya. Satu kesalahan strategi aja bisa ubah bisnis efisien ini jadi jebakan value trap.
SKRN itu bukan saham gorengan gaya influencer, tapi juga bukan saham santai tidur-tidur dapet dividen. Ini saham buat investor yang paham siklus proyek, ngerti laporan keuangan, dan bisa membaca arah utilisasi alat. Keunggulannya jelas yaitu cashflow kuat, margin gemuk, core bisnis efisien. Kekurangannya juga jelas yakni pelanggan terbatas, leasing tinggi, dan beberapa transaksi berelasi yang butuh pengawasan.
Kalau semua berjalan sesuai skenario, proyek jalan, leasing disiplin, manajemen transparan, maka harga SKRN 408 masih terbilang murah. Tapi kalau tiba-tiba satu klien cabut, leasing ditambah tanpa kontrak baru, atau manajemen mulai main narasi ala BudiDolDol, siap-siap terseret crane ke jurang penyesalan.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$UNTR $DEWA
1/10