Apakah Naiknya Harga Cokelat dan Gandum adalah Bencana Bagi $ROTI?
Lanjutan dari request salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Buat perusahaan seperti ROTI, naiknya harga cokelat, gula, CPO, dan gandum memang bisa dibilang bencana yang datang diam-diam tapi efeknya brutal. ROTI bukan produsen barang mewah yang bisa semena-mena naikin harga jual ke pelanggan. Mereka jual roti kemasan massal dengan harga yang sensitif di pasar bawah-menengah. Margin bisnisnya tipis, volume besar. Jadi begitu bahan baku naik, apalagi empat-empatnya serempak, yang kena duluan adalah margin kotor, dan yang terakhir tersisa cuma laba bersih yang makin sekarat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Buktinya sudah kelihatan di laporan keuangan Q1 2025. Saat harga komoditas masih tinggi dan permintaan belum pulih, ROTI cuma bisa cetak revenue Rp859,6 Miliar, turun 9,6 % YoY. Gross profit-nya ikutan longsor 14,9 %, dan margin kotor menyusut dari 54,3 % ke 51,1 %. Biaya iklan, distribusi, dan gaji tidak bisa langsung dikurangi, jadi margin operasi pun jeblok ke 4,5 %. Laba bersih jatuh 69,4 % ke cuma Rp22,6 Miliar. Itu pun masih ada pendapatan keuangan dan efek pajak—artinya laba inti mungkin lebih jelek. Padahal bahan baku waktu itu belum sebrutal sekarang. Jadi bisa dibayangkan kalau harga cokelat tembus $10.000 per ton, gandum balik ke $700 per bushel, dan CPO menembus MYR 5.000, bisa-bisa margin ROTI amblas sampai ke bawah 48 %, dan net profit meleleh seperti mentega di wajan.
Dampaknya ke laporan keuangan jelas.
Pertama, COGS bakal naik, sementara harga jual roti susah dinaikkan cepat karena daya beli rakyat tak sekuat itu.
Kedua, gross margin turun → operating income makin tipis → laba makin susut. Ketiga, kalau tetap maksa produksi dalam skala besar, stok bisa menumpuk, dan kalau tidak laku, jadi return yang malah bikin beban lain. Keempat, arus kas operasional (CFO) bisa balik negatif. Di Q1 saja mereka sudah minus Rp26,8 Miliar karena prepaid tax dan beban muka iklan. Kalau margin makin tipis, arus kas makin tegang. Kas perusahaan yang tersisa Rp325 Miliar bakal terkikis pelan-pelan, dan opsi ROTI tinggal dua: tarik utang lebih banyak atau potong capex dan promosi. Sementara itu, beban bunga sudah mulai gigit dengan interest coverage ratio turun ke 3,2x. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tapi kalau harga komoditas justru turun, situasinya bisa jadi kebalikannya. ROTI punya peluang bagus untuk memperbaiki margin, mempertebal laba, dan yang paling penting adalah mengembalikan arus kas ke jalur positif. Misalnya harga gandum, cokelat, dan CPO turun 15–20 %, dan 60 % dari COGS berasal dari bahan ini, maka ada potensi penghematan Rp25–35 Miliar per kuartal. Gross margin bisa balik ke atas 54 %, dan laba bisa loncat tanpa perlu naikkan volume secara signifikan. Bahkan tambahan 1 % margin saja bisa tambah Rp8–9 Miliar laba, setara kenaikan >30 % dari posisi sekarang.
Kalau margin membaik dan arus kas positif, ROTI bisa stop dulu buyback yang maksa, dan mulai bangun cadangan kas buat ekspansi atau dividen tahun depan. Sahamnya yang sempat drop dari Rp1.100 ke Rp840 mungkin bisa rebound kalau pasar lihat margin naik dan laporan Q2 mulai ‘wangi’ lagi. Market akan tanggap terhadap pemulihan CFO dan net profit. Investor institusi mulai masuk lagi, dan harga saham bisa naik ke level psikologis Rp900–1.000.
Sebaliknya, kalau harga komoditas meledak dan ROTI tidak bisa naikin harga jual ke pasar, maka efek domino-nya akan brutal. Laba makin susut, kas makin mepet, kepercayaan investor makin menipis. Apalagi ROTI sudah bukan growth story seperti dulu, jadi valuasi sahamnya sangat bergantung pada laba dan dividen. Kalau keduanya terancam, harga saham bisa turun lagi ke bawah Rp800, bahkan Rp700.
Jadi, turunnya harga cokelat, gula, CPO, dan gandum = peluang hidup sehat bagi ROTI. Tapi kalau harga-harga itu naik terus = alarm darurat yang bisa jadi awal dari fase stagnasi panjang. Semua tergantung bagaimana manajemen menyikapi: apakah mereka bisa jaga efisiensi, kontrol biaya, dan tahan godaan promosi yang overdosis. Karena di bisnis roti massal seperti ini, margin itu seperti udara, kalau tipis, bisnis masih bisa hidup. Tapi kalau habis, ya semua ikut tumbang, termasuk harga sahamnya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$AMRT $ICBP
1/10