Ironi Ya... Ketika Investor Berharap Laporan Keuangan Kinclong, Tapi Alam yang Dikorbankan.
Pernah gak kamu senyum sendiri pas lihat saham yang kamu pegang naik?
Tapi setelah senyum itu hilang, muncul rasa hampa... kayak ada yang gak beres?
Itu wajar. Karena di balik angka-angka yang kelihatan cantik di laporan keuangan, kadang ada cerita yang gak masuk ke laporan. Cerita tentang hutan yang ditebang, air yang tercemar, atau masyarakat yang kehilangan tanahnya.
Dan yang lebih ironis lagi, mungkin kamu ikut senang dengan semua pencapaian itu.
Padahal, kalau kamu tarik mundur sedikit… kamu mungkin juga ikut menyumbang kerusakannya.
1. Laporan Keuangan yang Bikin Kamu Bangga
Setiap kuartal, kamu pasti mantengin laporan keuangan.
Pendapatan naik? Yes!
EBITDA positif? Mantap!
Utang turun? Cakep!
Kamu bilang, “Perusahaan ini efisien banget!”
Dan kamu makin semangat nambah lot di portofoliomu.
Kamu pikir, “Ini perusahaan masa depan.”
Tapi kamu lupa satu hal:
Laporan itu gak cerita soal 3.000 hektar hutan yang dibabat buat tambang.
Gak ada catatan soal Sungai yang berubah keruh karena limbah.
Gak disebutkan juga soal masyarakat yang kehilangan lahannya karena konsesi perusahaan besar.
Semua itu cuma “catatan kecil” di bagian paling bawah.
Yang sering kamu skip waktu baca.
2. Hutan Gundul, Sungai Mati, Tapi Sahammu Naik
Kamu senang saat lihat laba bersih naik tiga kali lipat.
Tapi kamu gak tahu, di saat yang sama, ada anak kecil yang gak bisa lagi main di sungai karena airnya berubah tercemar limbah.
Ada petani yang panennya gagal karena tanah jadi asam dan keras.
Ada orangutan yang kehilangan habitatnya, dan kamu gak pernah tahu mereka pernah ada.
Saham kamu naik, tapi suara alam makin tenggelam.
3. Kamu Gak Jahat, Tapi Kamu Perlu Sadar
Kamu mungkin mikir, “Aku cuma investor kecil, cuma numpang cuan. Salah aku apa?”
Gak salah kok.
Tapi ada baiknya kamu sadar.
Sadar bahwa setiap uang yang kamu taruh, itu ikut menentukan arah perusahaan.
Sadar bahwa untungmu mungkin datang dari rugi orang lain.
Atau lebih buruk itu rugi makhluk lain yang gak bisa bersuara.
Dan ketika kamu sadar… kamu punya pilihan.
Mau tetap cuek dan mikirin cuan doang,
atau mulai mikirin cara cuan yang gak ninggalin luka di bumi yang susah untuk di perbaiki.
4. Kamu Nabung Buat Masa Depan, Tapi Buminya Jadi Gak Punya Masa Depan
Kamu nabung buat masa depan anak-anakmu untuk keluargamu.
Kamu investasi biar punya passive income.
Tapi kalau semua perusahaan yang kamu dukung merusak alam,
masa depan yang kamu siapin itu mungkin gak layak buat mereka tinggali.
Bayangin aja kalo misalkan nanti anakmu tanya hal ini, “Kenapa sekarang air di sungai bau?”
Dan kamu jawab, “Soalnya dulu ayah/ibu beli saham perusahaan yang buang limbah ke situ.”
Ironis kan.
5. Tapi Kamu Masih Bisa Bikin Perbedaan
Kamu gak sendirian.
Dan kamu masih bisa ubah arah.
Karena sekarang banyak juga perusahaan yang mulai tanggung jawab.
Mereka nanam pohon lagi.
Mereka kasih ganti rugi layak ke warga.
Mereka peduli soal emisi, soal jejak karbon, soal hak manusia.
Dan kamu bisa pilih perusahaan-perusahaan itu.
Bukan karena kamu sok idealis.
Tapi karena kamu harus tahu, cuan dan nurani itu gak harus saling tabrakan.
Penutup
Kamu gak harus jadi aktivis.
Kamu cuma perlu jadi investor yang lebih sadar.
Karena kamu gak cuma investasi buat dirimu sendiri.
Tapi juga buat keluargamu.
Buat udara yang kamu hirup.
Buat sungai yang kamu lihat waktu liburan.
Buat dunia tempat kamu hidup.
Jangan biarkan semua itu rusak cuma demi angka di aplikasi portofolio investasi.
Cuan itu enak.
Tapi cuan yang datang tanpa rasa bersalah itu lebih tenang.
$IHSG $BTC $BTCIDR