imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

⭐Pentingnya Momentum Indicator

Kalau kamu udah cukup lama ngeliatin chart, kamu pasti sadar: nggak semua harga yang naik itu kuat, dan nggak semua harga yang turun itu lemah. Kadang kelihatannya bullish banget, tapi ternyata cuma dorongan terakhir sebelum jatuh. Di sinilah pentingnya indikator momentum kayak RSI dan Stochastic: alat bantu untuk membaca “tenaga” di balik pergerakan harga.

Indikator momentum sebenarnya menghitung perubahan harga dibanding rata - rata perubahan harga dalam suatu waktu. Kebanyakan berupa oscilator seperti RSI dan Stochastic. Momentum juga disebut sebagai ROC, atau Rate of Change.

RSI, atau Relative Strength Index, membantu untuk melihat seberapa besar tekanan beli atau jual dalam suatu periode. Kalau RSI udah tinggi banget, misalnya lewat angka 70, biasanya itu tanda bahwa harga sudah naik berlebihan, extended. Banyak trader nyebut ini sebagai kondisi overbought. Sebaliknya, kalau RSI turun di bawah 30, artinya pasar udah terlalu lemah, tidak ada yang membeli, atau oversold. Tapi bukan berarti kita langsung ambil posisi melawan arah. Justru di titik ini kita mulai siaga. Karena bisa jadi market mau koreksi, atau justru konsolidasi dulu sebelum lanjut arah yang sama. Intinya, RSI itu seperti alarm dini — bukan sinyal eksekusi, tapi sinyal untuk lebih aware terhadap kondisi pasar.

Berbeda dengan RSI yang lebih smooth dan cocok buat baca tren jangka menengah, Stochastic itu jauh lebih responsif. Dia bekerja dengan membandingkan harga penutupan terakhir terhadap range tertinggi dan terendah selama periode tertentu. Kalau harga penutupan makin menjauh dari titik tertinggi, walaupun tren masih naik, itu bisa jadi tanda awal momentum mulai hilang. Dan sebaliknya juga berlaku. Stochastic ini cocok buat trader yang butuh sinyal cepat, misalnya scalper atau day trader yang main di time frame kecil. Tapi karena dia sensitif, sering juga kena “noise” — jadi penggunaannya idealnya dikombinasi dengan konfirmasi lain.

Yang bikin RSI dan Stochastic menarik adalah karena mereka sebenarnya ngebaca satu hal yang sama: psikologi pasar. Harga itu digerakkan oleh manusia — dan manusia punya emosi. Saat euforia tinggi, harga bisa terus naik walau udah terlalu mahal. Saat panik, harga bisa longsor padahal udah undervalued. Momentum indicator bantu kita baca momen-momen di mana emosi pasar udah mulai mencapai batasnya. Dan itu jadi edge tersendiri kalau kamu bisa baca lebih awal dibanding trader lain.

Banyak trader amatir cuma fokus pada arah trend — naik atau turun. Padahal juga penting kekuatannya. Harga bisa aja naik, tapi kalau naiknya lemah, gampang dibanting balik. Atau sebaliknya, harga kelihatan turun, tapi sebenarnya itu cuma retracement kecil karena dorongan beli masih kuat. RSI dan Stochastic membantu melihat dua hal itu.

Lalu apa yang dimaksud dengan divergence, simpelnya adalah penurunan/kenaikan yang tidak diikuti oleh kekuatan momentum yang cukup sehingga memperlihatkan kenaikan harga tapi momentum menurun dan sebaliknya. Atau Rate of Change melambat. Hal ini menunjukkan lemahnya momentum dan bisa jadi tanda awal reversal.

Stochastic membantu kita untuk tidak terjebak dalam pembelian/penjualan aset atau saham yang sudah terlalu extended sehingga bisa optimal dalam entry.

Di bulan ini GoInvest mengadakan pelatihan workshop TA yang membahas lebih detail tentang TA ini mulai dari dasar TA sampai indikator spesifik lain, termasuk scalping. Jika tertarik bisa ke:
https://cutt.ly/TrnvxyxF untuk mendaftar.

Good luck!

$BBRI $PSAB $TPIA

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy